✅Lofe Idol | Sehun Lisa Hunlis

38. Helo Enemy

Long time no see~

Maapkan segala typos.

Kalo aku belum update kalian cek lagi, mungkin belum dua ratus vote.

Here We Go~!

***

Blackpink sudah berada di Korea Selatan setelah jadwal yang menyibukkan, keliling dunia itu enak nggak enak.

Ketika yang lain menikmati wahana yang kelewat seru, memotret pemandangan menakjubkan, tertawa haha-hihi karena bisa melakukan banyak hal tanpa aturan, 4 gadis ini sempatnya ya untuk istirahat.

Lalu menghibur jutaan blink.

Berfoto mungkin hanya formalitas mengisi feed buat mereka, tapi ngomong-ngomong ... siapa lelaki yang menghubungi Lisa sudah lebih dari empat puluh kali?

"Hish menyebalkan," gerutu gadis berponi itu. Ia menutup kepala belakangnya menggunakan bantal, sedangkan ponselnya ia biarkan berdering di atas nakas.

"Lalisa! Ponselmu berdengung terus! Dengar tidak sih? Aku antar ke tht kau ya ...."

Lisa masih dengan sebal melihat ponselnya. Sungguh, ini sangat mengganggu. Bukannya-lelaki ini sudah menyerah kala itu? Hanya karena Sehun sibuk bukan berarti ia bisa bermain api di belakangnya.

Angkat

Tidak

Angkat

Tidak

Dewi batin Lisa sedang berperang dengan logikanya.

"Lisa mau makan?" Dengar, siapa itu? Ya Chaeng pastinya. Gadis itu mengetuk-ngetuk pintu kamar Lisa, karena pintunya dikunci tentunya.

"Anni ...." balas Lisa setengah berteriak.

"Tapi ini nasi mangga yang waktu itu kita rebutkan!" Chaeng mengingatkan.

"Ini terbatas Lice, ada 4 porsi. Jennie dan Jisoo eonnie bilang mereka tidak mau makan, jadi aku tidak keberatan menghabiskan ... kalau kau tidak keberatan punyamu akan kuhabiskan!"

Oke, Lisa ingin marah.

"Aku bersumpah kau akan mendekam di toilet selama 3 jam jika makan nasi mangga milikku!"

"Ah jahat ... cepat kemari kalau begitu ...."

"Nanti Chaeng, aku mau mengurus manusia satu ini ...."

Tidak ada balasan, Lisa segera mengangkat panggilan itu.

Kth.

"Ada apa?"

"Sudah di Korea?"

"Jika kau membaca berita pasti tahu."

Lisa mendengar kikikan dari sana.

"Galaknya ... tapi aku suka."

Lisa memutar bola matanya, kesal. Apa-apaan sih? Pikirnya.

"Ada apa menelpon?"