04| Clarissa Naira Axeloca

30 13 4
                                    

"Kalo pulang sekolah jangan keluyuran ya sayang." Wanita yang rambutnya sudah mulai putih itu berkata pelan dihadapan anak perempuan satu-satunya di keluarga Axeloca.

"Iya Mam, Rissa langsung pulang kok." Jawab Rissa yang sedang menyendok sereal-nya.

"Cepetan abisin serealnya, kak Gama udah nunggu kamu di mobil." Kata Loca-Mami Rissa-

"Iyaa Mam ku yang bawel." Sahut Rissa, lantas membawa mangkok-nya ke tempat cuci piring. "Yaudah Mam, Rissa berangkat dulu ya. Jangan capek-capek."

"Iya Honey, kamu juga disekolah jangan bandel. Belajar yang bener."

Lalu Rissa, gadis beriris coklat terang itu mencium pipi Mami Loca. "Iya Mam, aku pergi sekolah dulu."

Clarissa Naira Axeloca. Gadis cantik blasteran Indo-Amerika, yang punya mata indah berwarna coklat.

Daddy-nya Kaisar Axelio. Pemilik perusahaan parfum ternama di Asia dan Mami-nya yang adalah putri satu-satunya Saigero Aleford, yang merupakan pemilik Aleford's Eshco Company. Tidak membuat Rissa menjadi anak yang angkuh.

Gadis itu memang diajarkan oleh Mami-nya untuk bersikap sederhana saja. Disekolah pun, tidak ada orang yang tau kalau Clarissa adalah putri dari Kaisar Axelio dan cucu dari Saigero Aleford. Kecuali, Athayya, sahabat Clarissa.

Yang orang tahu, Clarissa adalah keturunan Amerika, tanpa tahu kalau Clarissa adalah anak dari orang terkaya keempat di Asia.

Clarissa berlari kecil, menghampiri sang kakak yang sudah duduk di mobil. "Jangan lari-lari Sa."

"Gapapa, biar ga telat. Lets go kak!" Clarissa langsung duduk di sebelah Gama, yang membuat lelaki berusia 18 tahun itu bersungut.

"Dasi udah dipake belom? Topi?" Tanya Gama, yang memperhatikan adiknya.

"Udah ih kakak bawel banget, ayolah pergi."

"Iya tuan putri."

***
"Nanti pulangnya tunggu di gerbang aja ya, kakak jemput lima menit sesudah jam pulang sekolah kamu." Kata Gama, saat mobil lamborghini hitamnya berhenti didepan gerbang SMA Garuda.

"Iya kakakku tersayang, sana-sana pergi nanti telat ke kafe." Usir Clarissa mengibaskan tangannya, Gama terkekeh, "Iyaiya, nanti pulang sekolah temani kakak ke toko tas cewek ya."

"Mau ngapain?" Bingung Clarissa, pasalnya untuk apa kakaknya itu mampir ke toko tas cewek?

"Sarah kan ulang tahun minggu depan, adikku." Sahutnya.

"Oh yaudah iya nanti ditemani, aku tau kak Sarah suka warna dan model yang seperti apa." Kata Clarissa, membuat Gama memutar bola matanya, "Kakak juga tahu warna dan tas model apa yang dia suka."

"Iya, semau kakak aja. Sana pergi, aku mau masuk."

"Bye Adikku."

"Bye Kak Gamgam!"

***
Rissa dengan semangatnya berjalan menuju kelas, ia harus cepat sampai ke kelas, setelah ini ia harus mempersiapkan anak-anak jurnalistik, karena minggu depan SMA Garuda akan berkunjung ke SMA Adiputra untuk kolaborasi wawancara di kebun jeruk sekalian melihat-lihat mading di SMA Adiputra.

Kaki jenjang Rissa berhenti didepan kelas 10 IPA 1, di kelas 10, Rissa sudah dipercaya kakak kelasnya untuk menjadi wakil ketua ekskul Jurnalistik.

"Hei Rissa ku!" Suara cempreng khas milik Athayya, membuat Rissa kaget.

"Kamu ngagetin aku aja, udah lama sampai?" Tanya Rissa.

"Baru aja, kamu biasanya datang lebih cepat. Kenapa telat 5 menit dari biasanya hari ini?" Tanya Athayya sambil melihat jam tangannya.

"Kakakku yang bawel itu tadi nyembunyiin hair dryer ku, jadi aku harus aduin sama mama dulu baru dia mau ngaku." Jelas Rissa, "Karena itu, aku jadi telat." Lanjutnya.

"Aduh kak Gama-mu itu 'ggj' ya Sa!" Athayya terkikik sendiri.

"Apaan tuh 'ggj' ?" Rissa menaikkan sebelah alisnya.

"Ganteng-ganteng jahil! Hahaha." Kata Athayya membuat Rissa ikut terkekeh, "Aduh kamu tuh ya, bisa aja!" Rissa memukul lengan Athayya pelan.

"Eh by the way, nanti di jam pertama kamu mau kumpul sama anak-anak jurnalistik ya?" Tanya Athayya.

"Iya, nanti mau bahas tentang kunjungan ke SMA Adiputra. Kita juga mau tukar pikiran disana," Kata Rissa meneguk ludahnya dan melanjutkan perkataannya, "Tapi Ya, aku mau ngasih tau kamu kabar nih Tha." Lanjutnya.

"Kabar apa?" Athayya yang melihat raut muka Rissa murung, terlihat bingung.

"Mau kabar baik atau buruk?" Tanya Rissa balik.

"Emm, yang baik dulu deh Sa." Jawab Athayya, bingung dengan kabar apa yang akan disampaikan Rissa.

"Kita nanti bakal tukar kado sama anak-anak jurnalistik SMA Adiputra, dan aku bakal ketemu kak Gano! Primadona-nya anak SMA Adiputra." Jawab Rissa semangat.

"Wah! Kak Gano pelukis yang sering ada di majalah-majalah itu ya?!"

"Iya! Nanti aku mintain tanda tangannya buat kamu ya!" Kata Rissa, setelahnya mereka berdua terdiam dan Athayya meneguk ludahnya, "Kabar buruknya apa Sa?"

Rissa terlihat tidak semangat, membuat Athayya menjadi tambah bingung.

Kata-kata Rissa selanjutnya membuat raut muka Athayya menjadi sedih.

"Aku bakalan pindah ke SMA Adiputra dan itu artinya, pisah sekolah sama kamu."

***
Tuh tuh aku kasih part tokoh yang bakal berpengaruh banget di cerita ini Hahahaha
Aku kurang bisa menyesuaikan karakter Clarissa yang semestinya,
Karena aku terbiasa buat karakter seseorang yang cara bicaranya tidak baku.
Kan beda tuh ya? Sama Clarissa yang bahasanya lebih banyak baku, dan maaf banget kalo aku belum menjiwai karakter Clarissa:")


ProditorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang