{No Revisi. Maaf Typo bertebaran}
🎨
***Seinz ice cream
Disinilah Aruna dan Gano berada sekarang, duduk bersama berhadapan dengan semangkuk ice cream masing-masing.
Melihat ice cream Aruna yang lebih cepat habis, Gano berdehem, "Mau tambah?"
"Kalo gapapa sih mau." Aruna terkikik geli.
"Aelah, mas satu mangkuk lagi ya! Coklat vanilla." Teriak Gano, yang segera diangguki oleh mas-mas yang melayani pembeli di toko tersebut.
"Lo suka eskrim ya?" Tanya Gano, yang kemudian diangguki oleh gadis berambut sepunggung itu.
"Mau coba yang matcha?" Tanya Gano lagi, kali ini menyodorkan mangkuk eskrim-nya. Aruna menggeleng, "Gak suka matcha."
Akhirnya, Gano mengangguk, "Oh yaudah, tuh eskrim lo udah sampe." Tunjuk Gano pada mas-mas yang sedang mengantar eskrim Aruna.
"Makasih, mas." Balas Aruna ramah saat mas-mas itu meletakan semangkuk eskrim coklat vanilla.
Mas-mas itu ikut tersenyum, "Sama-sama neng."
Aruna melahap eskrim-nya dengan cepat, tak pelak membuat Gano terkekeh, "Segitu sukanya sama eskrim?"
Aruna ikut terkekeh, "Hngg iya."
"Cepet abisin, setelah ini gue anter lo pulang. Dimarahin Arjuna kesayangan lo itu nanti kalo telat nganterin lo."
"Iya."
***
Gano menyalakan mesin motor ninja-nya setelah dia dan Aruna menghabiskan ice cream. Setelah memastikan Aruna memakai helm-nya, Gano menghampiu gadis tersebut, "Ayo naik."Aruna mengangguk, menaiki motor ninja milik Gano, dan segera menutupi kaki-nya yang terbuka menggunakan jaket yang sebelumnya dipinjamkan oleh Arjuna.
Aih, kenapa Aruna jadi memikirkan pemuda tengil itu ya.
Jujur, Aruna lebih suka menaiki motor matic milik Arjuna ketimbang motor ninja milik Gano.
"Pegangan, Na." Perintah Gano, yang terdengar tidak jelas di telinga Aruna. Tak pelak membuat Aruna berteriak, "Apa?!"
Tanpa berbicara, Gano menarik tangan Aruna menggunakan tangan kirinya ke pinggangnya. Membuat Aruna berjengit, "Ih modus!" Jeritnya.
"Pegangan, biar nggak jatoh. Gue gini-gini jago balap lho." Pamer Gano.
"Sabodo euy, eh eh belok kanan." Aruna menunjuk jalan kearah rumahnya.
"Iya udah tau." Jawab Gano, membuat Aruna mengernyit, "Tau darimana?" Balasnya.
Gano memperlambat laju motornya, "Rumah temen gue deket sini, gue pernah liat lo lagi siram bunga.
"Oh temen lo, yang mana? Siapa tau gue kenal." Tanya Aruna,
"Aldi Rafeza, anak SMA Rajawali. Rumahnya di blok A, jalan Kutilang nomor empat belas."
Ucapan Gano membuat Aruna sontak terkejut, "Kak Aldi? Orangnya tinggi, putih, ganteng itu?"
"Gantengan juga gue." Balas Gano dari balik helm-nya.
Aruna berdecih, "Emang lo ganteng?"
Gano terkikik dibalik helm-nya, "Songong lo, ketimbang sahabat lo yang tengil itu, gantengan juga gue tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Proditor
Teen FictionSemua orang pasti punya masa lalu, entah itu kelam atau membuat bangga jika diingat. Setiap orang juga pernah berbuat kesalahan, entah itu kesalahan kecil atau kesalahan besar. Yang beda adalah, bagaimana cara mereka belajar dari masa lalu, dan baga...