10|Enyahlah

22 10 5
                                    

{No revisi. Maaf typo bertebaran}

🎨

"Jadi gimana?"

"Untuk sekarang, kita coba abaikan dulu. Tapi kita harus tetap waspada, terutama Arjuna, kita harus selalu kompak biar bisa jagain Arjuna dalam kondisi apapun. Nanti kalau besok si pelaku masih berulah lagi, kita telusuri." Elang, si ketua kelas yang berhasil membawa kelas 11 Ipa 1 menjadi kelas ter-kompak di SMA Adiputra akhirnya bersuara.

"Kita kembali ke kelas, anak perempuan bersihin papan tulis, yang laki-laki, kita atur strategi. Buat persiapan kalo tiba-tiba si pelaku menunjukkan taringnya."

"Siap pak ketu!"

"Pak ketu aku padamuu."

***
"Jangan banyak-banyak sambelnya." Peringat Arjuna pada Aruna yang sepertinya sudah menuangkan lima sendok sambal ke mangkok baksonya.

"Biar endol mangg." Aruna terkikik, meletakan sendok sambal di tempatnya dan mulai mengaduk baksonya.

Saat Aruna akan menyantap bakso yang kuahnya sudah berubah menjadi merah karena sambal, Arjuna menukar mangkoknya.

"Ih kenapa ditukar?" Rengek Aruna, membuat Arjuna memutar bola matanya. "Ntar lo sakit perut, jangan cari sakit." Arjuna menyendokkan satu bakso disendok dan mulai melahapnya, "Tuh, pedes banget gini. Sakit perut ntar kalo lo makan."

"Ya emang lo nggak sakit perut?" Tanya Aruna, yang akhirnya menurut saja. Mengingat Arjuna ini sudah seperti figur kakak dimatanya.

"Gatau, gapapa sih. Asal jangan lo." Balas Arjuna, terlihat kepedasan dan menyeruput es jeruk.

"Udah ya pasutri, jangan ribut mulu. Gue mau makan neh!" Nay yang memang pada dasarnya bawel, akhirnya bersuara.

"Pasutri-pasutri pala lu!" Balas Aruna, membuat Astha yang duduk disamping Arjuna berdehem, "Ayolah, ini meja makan. Jangan ribut."

"Iya bwang iyaa." Aruna melahap bakso dengan kesal. Hilang sudah harapannnya untuk makan bakso pedas ala-ala mukbang di youtube.

Lima menit sudah Arjuna, Aruna, Nay, Zafa, Sherin, dan Astha menikmati makan mereka dengan candaan yang keluar dari mulut Zafa, Arjuna terlihat lemas.

"Napa lo sob?" Astha yang menyadari raut muka Arjuna yang tak se-antusias tadi, menyenggol Arjuna.

"Pedes banget elah." Jawab Arjuna, membuat Aruna merasa bersalah.

"Yah, maaf dong Jun, gara-gara gue nih. Lo juga sih! Itukan bakso gue."

"Ya setidaknya jangan sampe lo kepedesan." Sahut Arjuna.

"Ahaqq, serasa ngenes nih gue. Ayolah Rin, kita kapan? Lo sih nolak gue mulu." Astha menaik-naikkan alisnya kearah Sherin, membuat gadis itu berdecih, "Idih, kapan gue nolak lo emang?"

"Wih, ngarep ditembak nih lo?" Balas Astha, membuat Sherin merasa salah berbicara, "Maksudnya, enak aja! Gamau gue sama lo."

"Beneran? Cakep loh gue ini." Kata Astha, yang membuat Zafa akhirnya menjitak pemuda itu, "Sherin bakal ilfeel kalo lo gitu geblek."

"Aduh sakit lah Zap, lo main kasar ya!" Astha berdecak, akhirnya tersenyum jahil dan melihat ke Nay, "Lo sama Zafa, kapan jadiannya Nay?"

Pletak

Sendok dari mangkok Nay, melesat ke kening Astha.

Wah! Hobi main lempar-lempar kayaknya mbak Nay ini.

***
Entah kebetulan atau memang disengaja, Gano duduk rapi disebelah Aruna yang sedang kumpul di lapangan basket indoor. Ruangan yang biasa dipakai anak-anak basket latihan itu, kini menjadi tempat perkumpulan anak-anak ekskul renang. Ya, turnamen bulan depan menjadi bahasan utama di pertemuan kali ini.

Pak Atmo, pelatih renang SMA Adiputra berdiri dihadapan dua puluh siswa-siswi yang akan di seleksi untuk mengikuti turnamen renang bulan depan.

"Bulan depan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya kita akan mengikuti turnamen renang di SMA Rajawali. Kenapa SMA Rajawali? Karena tahun ini, SMA Rajawali mendapat predikat sebagai SMA yang punya kolam renang terbesar. Sehingga, untuk kegiatan turnamen renang bulan depan, akan dilaksanakan di SMA Rajawali. Hari ini sampai lusa kedepan, bapak akan menyeleksi kalian, kita akan mengirim dua putra dan dua putri. Ada yang ingin ditanyakan?" Pak Atmo, pelatih renang berusia 36 tahun itu berbicara penuh wibawa.

Ketika semua siswa-siswi menggeleng, Pak Atmo tersenyum kecil, "Persiapkan diri, nanti setelah jam istirahat. Sesuai dengan pemberitahuan di WhatsApp grup kita, seleksi akan dilaksanakan. Jangan lupa jaga kesehatan."

"Terimakasih pak." Ucap siswa-siswa didalam ruangan, kompak.

Pak Atmo keluar dari ruangan,diiringi oleh siswa-siswi yang lain. Hingga tersisalah, Gano dan Aruna yang masih duduk bersisian.

"Na." Panggil Gano kepada gadis kesayangan Arjuna itu.

"Hm, kenapa?" Sahut Aruna mendongak karena, ketika duduk pun, tubuh tegap  Gano terlihat menjulang.

"Pulang bareng gue ya?" Pintanya.

"Ehm, gue izin sama Arjuna dulu ya?" Tanggap Aruna.

"Yaudah, gue mau balik ke kelas. Gue tunggu ya." Balas Gano, berdiri lalu merapikan pakaiannya.

"I-iya Gan."

***
"Ya boleh aja sih. Hati-hati, jangan mau kalo diajak main jauh-jauh."

"Iya Jun iya." Aruna meneguk minuman isotonik-nya, lalu ia menepuk dahinya, "Oh iya, tapi lo kan mau ajarin gue motret hari ini."

"Baguslah kalo lo inget." Balas Arjuna.

"Jadi gimana dong?" Tanya Aruna, membuat Arjuna menoleh, "Pulang aja bareng dia. Gue juga ada urusan sama anak-anak jurnalistik sepulang sekolah nanti."

Tidak ada yang tahu, Arjuna sedang berbohong.

Senyumnya,

Senyum pemuda itu terlihat seperti senyum palsu.

***
Uwiw uwiw
Dikit aja dulu lah yaa😂
Biar greget hwhw

Yang di mulmed ntu Aa' Arjuna sama Athan yang nggk pake kacamata ewkwkk
Udah cocok belum jadi adik dan kakak ipar? Upss

See you on next part👋💙

ProditorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang