🎨
"Baiklah, untuk sekarang aku mengalah. Tapi jangan pernah sekalipun kau sakiti hatinya, mau siapapun dirimu, tak akan kubiarkan kau hidup di dunia"
-Gabrielo Arjuna Gatara-***
Pagi ini, Aruna tidak berangkat sekolah bersama Arjuna. Kenapa? Jawabannya adalah karena laki-laki itu sibuk sekali mengurusi mading sekolah.
Ya, itulah kewajibannya sebagai anggota jurnalistik. Sambil berjalan, Aruna sesekali mengedarkan pandangannya, melihat-lihat kondisi SMA Adiputra pagi ini.
Sampai akhirnya, Aruna melihat pemuda berperawakan tinggi, rambut coklat, dan memakai sepatu converse hitam. Dari samping pun Aruna tahu, pemuda itu adalah Arjuna.
"Jun!" Panggilnya. Tentu saja, Arjuna menoleh dengan senyumnya yang khas. Aruna langsung menghampiri Arjuna yang sedang memilah kertas di kotak.
"Sendiri nih? Araz mana?" Tanya Aruna, bingung. Karena Araz adalah ketua jurnalistik yang harusnya membantu Arjuna pagi ini.
"Anggota-anggota jurnalistik lagi nyari topik yang sesuai buat minggu depan." Jawab Arjuna, yang dibalas tatapan bingung dari Aruna.
"Topik apaan?" Duh banyak tanya sekali sih Aruna ini.
"Anak jurnalistik SMA Garuda bakal berkunjung kesini minggu depan. Jadi, harus buat topik dan tema yang lebih bagus." Jawab Arjuna, yang sudah merapikan kotak yang berisi karya-karya anak jurnalistik. Karena beberapa yang dipilihnya sudah ditempel.
"Gimana kalo tema-nya go green? Kan menarik tuh?" Usul Aruna, yang membuat Arjuna meletakkan jari telunjukknya di dagu, "Iya juga ya, nanti deh gue sampaikan ke Araz."
"Oke deh." Balas Aruna, lalu gadis itu menarik lengan Arjuna, "Ke kelas yok." Ajaknya."
Arjuna menarik kembali tangannya, namun dengan lembut, "Nanti gue nyusul, masih ada urusan."
"Yaudah deh, bye Arjunku!" Aruna berjalan lagi menuju kelas. Tanpa sadar, bibir Arjuna membentuk lengkungan tipis
"Arjunku?" Gumamnya sambil terkikik pelan.
***
"Nomor sebelas udah dikerjain?" Aruna menyenggol Arjuna yang sedang menulis tugas fisika dari Bu Antika dengan cepat, karena setelah ini ia akan membantu Araz menyiapkan bahan-bahan untuk mading dan dekorasi untuk pertemuan minggu depan.Arjuna menoleh, "Bentar, gue selesaikan yang nomor sepuluh dulu ya. Nanti gue jelaskan." Katanya.
Aruna mengangguk, "Iya, nanti ke kantin nggak?" Tanyanya.
"Lagi sibuk banget gue-nya Na. Ke kantinnya bareng sama Sherin dan Nay ya?" Kata Arjuna yang matanya masih terfokus ke soal-soal dihadapannya.
"Iya, nanti Nana ke kantin bareng Sherin dan Nay aja. Jadi Arjuna gak makan?" Tanya gadis itu lagi.
"Kalo sempet makan, nanti gue makan." Jawab pemuda itu cepat, lalu kembali menoleh, "Nih catet dulu jawaban nomor sebelas, nanti gue jelaskan setelah ini."
"Oke deh." Balas Aruna, "Nanti pulang boleh mampir ke minimarket sebentar?"
"Emang lo pulang bareng gue ya?" Tanya Arjuna pura-pura tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proditor
Teen FictionSemua orang pasti punya masa lalu, entah itu kelam atau membuat bangga jika diingat. Setiap orang juga pernah berbuat kesalahan, entah itu kesalahan kecil atau kesalahan besar. Yang beda adalah, bagaimana cara mereka belajar dari masa lalu, dan baga...