20| Nggak Peka

32 9 15
                                    

🎨

Semilir angin pagi ini menusuk kulit Arjuna. Hawa dingin terasa ketika pemuda itu keluar dari rumah dengan kaos polo putih dan celana pendek sederhana.

Ia mengambil alat pemotong rumput dan mulai menjelajahi halaman rumahnya yang sudah ditumbuhi rumput-rumput. Alamak, sudah berapa minggu ia tidak memotong rumput?

Ya, sudah hal yang lumrah jika Arjuna wajib memotong rumput di halaman rumah. Bukan perintah Bunda atau perintah siapapun, dia ber-inisiatif membersihkan halaman setiap hari minggu.

Saat akan berjongkok untuk mengambil ember khusus untuk sampah, Arjuna menoleh ketika Bundanya sudah berdiri didepan pintu dan membawa seember perlengkapan sabun untuk mencuci motor.

"Kan udah bunda bilangin tadi pake baju item aja. Nanti kotor, kemarin kan hujan, banyak lumpur."

"Kaos item-nya kan belom dicuci bunda." Sahut Arjuna,menghampiri bundanya. Berniat untuk mengambil ember berisi perlengkapan itu.

"Motor Arjun aja atau motor bunda juga?" Tanyanya.

"Ya motor bunda juga lah, sekalian dong."

"Hm, iya." Timpal Arjuna, ia mengambil ember lalu berjalan lagi menuju halaman. Halaman rumah Arjuna ini sebenarnya tidak juga terlalu luas, tapi halaman-halaman itu ditanami dengan bumbu dapur, seperti Jahe, Kunyit, Sereh, Laos, Lengkuas dan lain-lain.

Jangan tanya siapa yang tanam semua itu. Tentu saja, Arjuna lah yang menanamnya, dia cukup baik untuk dibilang sayang Bunda.

Ya walaupun tingkahnya dan Bunda sering membuat Romeo pusing karena seperti anjing dan kucing saja.

Flashback on

"Bunda ini namanya polybag kan ya?" Tanya Arjuna yang saat itu sedang mencoba menanam di halaman rumah.

"Iya, buat apa?"  Timpal Bundanya yang sedang menyapu halaman. Ia sebenarnya agak heran, karena jarang-jarang anak bungsunya melakukan aktivitas di halaman. Apalagi menanam seperti ini.

"Mau coba tanam stoberi."  Sahut Arjuna.

"Perasaan daun stoberi nggak kayak gitu Jun?" Bunda mendekat kearah Arjuna yang sedang cengengesan. Ia mendelik, menatap Arjuna penuh tanda tanya.

"Entah juga. Arjun dapet di kulkas Bun."

"MasyaAllah ini kan daun salam!"

"Daun salam? Assalamu'alaikum?"

"Ah jangan buat bunda pusing pagi-pagi ya Jun! Daun salam gini kok kamu bilang stoberi?!"

"Ya Arjun pikir daun stoberi."

"Ngawur! Perasaan kelas sembilan udah belajar tentang pertumbuhan tanaman. Seinget bunda sih ada bagian tentang stoberi, karena tanamannya berkembang biak dengan cara stolon. Masa nggak tau bentuk daunnya sih Arjuna pinterrr."

"Ya Arjun kan enggak tau Bunda. Jangan sewot dong!"

"Eh udah berani bentak-bentak bunda. Mau jadi anak durhaka kamu?"

ProditorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang