Dan setelah aku baca lagi, ternyata banyak typo di part sebelumnya. Maaaff yaa.. Kalau ada typo lagi ke depannya, kalian ingatkan aku ya gaes..
Maap beribu-ribu maap, mak Arsha akan lebih teliti untuk yg selanjutnya.
Tapi kalo ada kesalahan, jangan sungkan untuk mengoreksi.Thank youuu.. Muah.. Muah..
Selamat membaca..
*****
Cindy merasakan tubuhnya terasa panas. Wajahnya merona sangat merah. Melirik ke tempat dimana David tadi menghilang di balik pintu berwarna coklat. Seperti ruangan pribadi. Kemudian menggeser pandangannya ke meja kerja David yang mengkilap. Dimana disana dirinya merasakan sebuah kenikmatan. Walaupun sesaat, tapi mampu merotasi pikirannya yang semula sadar menjadi pekat penuh rasa nikmat yang tak pernah terbayangkan.
Memejamkan mata Cindy teringat perbuatan keduanya yang hampir saja dan nyaris menghancurkan impiannya. Memberikan kegadisannya pada suaminya kelak di malam pertama mereka. Beruntung Cindy sempat mencegahnya sebelum David memaksakan dirinya untuk... Untuk...
Aargghh!! Cindy meremas rambutnya keras. Bukanlah hal yang tidak wajar jika David yang notabene calon suaminya begitu menginginkannya. Dia laki-laki biasa dengan hormon yang tinggi. Kemana lagi pria itu meminta kepuasan nya di penuhi jika bukan dari pasangannya bukan? Tapi, Cindy merasa itu salah. Maksudnya, entah kenapa dia merasa resah kala David hendak melepaskan celana dalam segitiganya dari balik roknya yang telah terangkat hingga pinggang dan seketika menolaknya. Seolah sesuatu menamparnya dengan keras dan mengembalikan kewarasan. Dan saat David menatapnya lekat atas penolakannya itu ada setitik penyesalan dalam hatinya ketika melihat kekecewaan di manik mata pria tampan itu. Tapi, Cindy benar-benar tak mampu menerimanya tindakan David malam ini. Seolah... Ini salah! Seolah dia bukanlah David. Cindy merasa takut.
Dan David dengan berbesar hati mengikuti kemauan Cindy dengan menarik jari jemarinya dari atas kulit halus Cindy. Seketika rasa bersalah menggayuti perasaannya. Seharusnya dirinya mampu menahan hasratnya sendiri. Bukankah selama ini pertahanan dirinya sangat bagus? Tapi kenapa seolah malam ini semua itu tak berarti. Pengendalian dirinya seketika lepas saat melihat gadis tercintanya berdiri di tengah-tengah kantornya dengan pakaian yang bahkan tidak menonjolkan sedikitpun bagian tubuh wanita yang selalu menggoda hasrat pria sepertinya.
Ini pasti karena gara-gara kejadian yang baru saja dialaminya di apartemen Maria. Bertemu Maria tadi seolah membangunkan jiwanya yang gelap dan keinginannya untuk menghilangkan gadis itu dari dunia ini.
Gadis sialan!!
Menggertakkan rahangnya, David menatap marah bayangan dirinya melalui cermin wastafel yang tersedia di kamar pribadinya. Matanya memerah dengan rahang yang terlihat tegang. Berusaha mengontrol emosinya agar segera turun alih-alih menarik kekasihnya masuk ke dalam kamar dan menidurinya dengan keras. Tidak. Bukan.
Cindy bukan gadis yang bisa diperlakukan semacam dan serendah itu. Gadis cantik penuh dengan kelembutan itu harus diperlakukan dengan halus dan lembut. Beralasan membersihkan diri, David pergi menuju ke kamarnya yang berada di balik dinding pemisah dalam ruangan kantorny. Lebih baik menjauhi Cindy untuk memuaskan dirinya sendiri di bawah kucuran air shower yang dingin. Daripada memaksakan hasrat yang mengancam hancurnya hubungan mereka. Tidak. David tidak mampu kehilangan gadis itu. Tidak akan bisa.
Cindy meremas-remas erat kedua tangannya yang menjalin. Sesekali menoleh ke arah pintu yang tertutup. David tak kunjung muncul. Berbagai dugaan berseliweran dalam kepala Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Love
RomanceMencintai seseorang tak ada yang salah. Yang salah adalah bagaimana jika kita mencintai milik orang lain. Sanggupkah terjun ke neraka demi mendapatkan sesuatu? Sebagai pimpinan sebuah organisasi gelap dunia bawah tanah, dengan dominasi dan kekejama...