"Aku akan bertanggung jawab. Jangan khawatir."
Cindy dan Blake saat ini tengah duduk berhadapan di meja makan. Cindy dengan jus buahnya dan Blake dengan secangkir kopinya di pagi hari.
Pagi tadi ketika Cindy terbangun dan dengan penuh kesadaran mengingat segala yang terjadi semalaman antara dirinya dan Blake, sedikit terkejut kala mendapati Blake telah bangun lebih dulu dan sedang menatapi dirinya dengan kondisi yang segar bugar.
Blake menawarkan bantuan pada Cindy untuk membantunya pergi ke kamar mandi. Karena melihat Cindy dengan ringisannya saat sedang berusaha bangun dari tidurnya.
Tapi Cindy menolaknya mentah-mentah dan meminta Blake untuk keluar dari kamar. Setelah sebelumnya pria itu memberikannya baju ganti. Sebuah gaun cantik berwarna tosca yang panjangnya hanya selutut beserta dalamannya.
Pipi Cindy merona saat menerima gaun beserta dalamannya. Berfikir bahwa pria itu yang membelikan dan memilihkannya.
Tapi dengan cepat rona merah karena malu itu berganti dengan kemarahan saat mendengar kata-kata Blake,
"Aku menyuruh anak buahku, seorang wanita untuk mencarikan pakaian yang sesuai untukmu. Tapi, tentu saja dengan ukuran yang hanya aku yang tahu. Karena lumayan banyak wanita yang bersamaku memiliki ukuran yang sama dengan bentuk tubuhmu. Jadi, aku bisa menyebutkannya dengan pasti. Dan aku yakin, ukuran itu pas untukmu."Cindy dengan wajah yang memerah karena marah, mengusir Blake untuk keluar dari kamar. Dan membiarkan dirinya mandi lalu mengganti pakaian.
Blake yang sedang berbahagia karena memghabiskan malam penuh cinta bersama wanita pujaannya pun tanpa protes panjang menuruti perintah Cindy dan memberikan gadis itu kesempatan.
Sebagai pengusir waktu luangnya selama menunggu Cindy berbenah diri, Blake menyiapkan makan pagi berupa sandwich yang penuh dengan daging sapi yang tebal dan sayuran.
Setelah kegiatan yang menguras tenaga semalam, Blake yakin jika saat ini Cindy sangat kelaparan.
Dengan senyuman lebarnya, Blake duduk menopang kepala dan mengingat percintaan semalamnya di jacuzzi dalam berbagai posisi.
Dalam hidupnya dan dalam cerita percintaannya, ini adalah kali pertama dirinya mengijinkan seorang wanita memasuki kamar pribadinya dan bahkan bercinta dengannya di jacuzzinya. Karena jika itu wanita lain, mereka hanya akan dibawa di apartemennya yang berada tak jauh dari sini.
Cindy menatapnya dengan pandangan horor, seolah mendengar malaikat kematian bertanya padanya, apakah dirinya siap untuk dicabut jiwa dari tubuhnya?
Blake menaikkan satu alisnya, menunggu Cindy membuka mulutnya. Keduanya bersitegang karena peristiwa semalam.
Blake menatap Cindy yang saat ini sangat terlihat cantik. Bahkan lebih cantik dari hari kemarin. Apakah kehilangan keperawanan pada seorang gadis semakin membuat pancaran kecantikannya bertambah?
Blake ingin bertanya tentang hal itu pada dokter... Dokter apa ya? Kecantikan? Kandungan? Ahli terapis? Entahlah... Blake menggelengkan kepala tanpa sadar. Karena kepalanya terasa pening. Dan itu dimulai saat melihat Cindy keluar dari kamar dengan gaun toscanya yang mempesona. Gaunnya sederhana, tapi ketika dipakai oleh wanita itu, terlihat sangat istimewa.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Blake kemudian mengalihkan pandangan dengan jemarinya bergerak mengangkat cangkir kopi didepannya. Menyeruput dan menatap Cindy dari balik cangkirnya.
"Kau.gila.", desis Cindy mengeratkan rahangnya.
"Kenapa kau berkata seperti itu? Aku akan bertanggung jawab penuh jika suamimu tidak bisa menerima keadaanmu yang sudah tidak utuh dan membatalkan pernikahan kalian. Kau bisa datang padaku, dan kita bisa menikah. Jadi, kenapa kau bilang aku gila?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Love
RomanceMencintai seseorang tak ada yang salah. Yang salah adalah bagaimana jika kita mencintai milik orang lain. Sanggupkah terjun ke neraka demi mendapatkan sesuatu? Sebagai pimpinan sebuah organisasi gelap dunia bawah tanah, dengan dominasi dan kekejama...