38

6K 499 88
                                    

Ciuman David dalam, sangat dalam. Hembusan nafas sarat dengan gairah tercium oleh bulu-bulu halus hidung Cindy. Deru detak jantungnya terasa di atas telapak tangan wanita itu. Cindy memejamkan mata dan mencoba menerima segala yang di minta David, suaminya.

Tubuh Cindy bergetar, bukan karena hasrat yang sama. Tapi tubuhnya kedinginan oleh gairah yang sama dinginnya. Dia tak memiliki hasrat sebesar David. Aargghh... Ya Tuhan ampunilah aku.

David memindahkan ujung lidahnya yang baru saja menikmati keseluruhan bibir dan lidah Cindy, ke leher wanita itu. Menghisapnya dengan kuat hingga Cindy merasa nyeri.

Ouh! Tanpa sadar Cindy mengerang menahan nyeri. Tapi David mengira Cindy mengerang karena gairah. Dan David merasa bangga karenanya.

Cindy merasakan dadanya terasa terhimpit. Kepalanya seakan meledak. Ingin menolak, tapi tak mampu. Tubuh dan hatinya bertolak belakang.

David meremas dada Cindy dengan kuat, ada gemas disana. Cindy merasakan sakitnya. Tangannya mengepal di bawah bantal. Memegang kuat bantal untuk menahan tangan itu mendorong tubuh di atasnya. Menoleh ke samping dan menggigit bibir bawahnya, menahan nyeri di seluruh tubuh dan hatinya. Sementara David tak menyadari wajah Cindy yang pucat karena sibuk memuaskan hasrat.

David menegakkan tubuhnya, memposisikan diri tepat di antara kedua kaki Cindy yang membuka. Bahkan dalam keadaan terbuka seperti itu, David tak menyadari ada getar di kedua kaki Cindy yang kaku. Tak menunggu lama, karena David seorang pria biasa dengan hasrat yang terpendam lama.

"Aarrgghh!!" Cindy menjerit, kesakitan. Wajahnya memias karena terkejut sesuatu memasuki area intimnya dengan keras.

David menengadah ke atas. Merasakan nikmat dari penyatuan keduanya. Lega dan erang kenikmatan lolos dari bibirnya.

"Aahh... Cindy, ini nikmat sekali. Kau masih sangat sempit seperti perawan. Aahhh.."

Cindy memejamkan mata, tetesan air meleleh dari sudut kedua matanya. Mengalir membasahi bantal. Kedua tangannya mencengkeram bantal dengan kuat hingga terasa sakit. Tubuh bagian atas dan bawahnya, semua sakit. Blake...

Seolah di tampar kenyataan, Cindy membelalakkan mata. Tak mempercayai apa yang diteriakkan oleh isi kepalanya. Kenapa nama itu yang mencelus dari batinnya?

David meletakkan kedua tangan di samping kepala Cindy dan menatap wajah istrinya. Ada kerut di wajahnya melihat raut muka Cindy yang terlihat aneh. Tubuhnya terdiam, matanya berbalut kabut gairah yang besar. Tapi cukup mampu membaca ada perubahan di wajah Cindy.

"Sayang... Kau kenapa?" Tanya David serak.

Cindy mendongakkan kepalanya. Menatap lurus ke wajah David yang memerah karena gairah menguasai. Tak ingin membuat cemas suaminya, Cindy mencoba mengulas senyum dengan kaku.

"Tidak. Tidak apa-apa Dave. Aku hanya terkejut karena-karena-"

"Karena terlalu lama tidak bercinta? Oh sayang. Tidak apa-apa. Aku bahkan tidak akan percaya jika kau sudah pernah bercinta sebelumnya. Karena rasanya, rasamu sangat sempit dan nikmat sekali. Bagaimana bisa? Kau pasti menjaganya dengan baik ya. Aku tersanjung sekali. Bedebah sialan itu ternyata bodoh karena melepaskanmu. Kau-kau-kau surgawi."

Cindy merasakan rona di kedua pipinya. Ada malu ketika David menyebutnya surgawi. Senikmat itukah? Tapi kenapa sebaliknya, Cindy tak bisa merasakan hal yang sama? Disana, dibawah sana, ada nyeri yang terasa. Apakah karena David tak memperlakukan tubuhnya sama seperti Blake dulu? Blake memperlakukannya bak gelas kaca. Perlahan namun tubuhnya meremang. Terkadang kasar namun tubuhnya tak keberatan.

Ya Tuhan, kenapa aku membandingkan keduanya? Ya ampun, semakin dalam saja aku jatuh ke neraka. Ini dosa. Dosa!

David menggerakkan tubuhnya perlahan. Dan kemudian semakin keras. Terlihat sekali pria itu tak sabar meraih kepuasan. Cindy mengerang, menahan nyeri. David mengerang, merasakan nikmat yang dahsyat. Bahkan ketika dirinya bercinta dengan
Maria, tak merasakan kenikmatan ini. Cindy adalah surgawi. Melewati banyak kematian untuk mendapatkan kenikmatan seperti ini lagi, David tak akan menolak.

Trapped In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang