25

4.3K 218 13
                                    

Cindy menggeliatkan tubuhnya. Terasa tak nyaman. Panas ini bagaikan mengular. Menyelubungi tubuhnya dan berhenti di satu titik. Mengerang, Cindy merasakan gerah. Ingin sekali mengguyur badan dengan air dingin, tapi bagaimana mungkin?

Disana, dibawah sana. Ditengah-tengah kedua kakinya, Cindy merasakan gelombang getaran di setiap kali kedua kakinya bergesekan. Kenapa seperti ini? Ada apa sebenarnya dengan tubuhnya ini? Begitu sensitif. Adakah yang salah? Tapi apa??

Mencoba mengingat di tengah-tengah kondisi yang dirinya tak pahami, Cindy hanya mampu mengingat dirinya tak memasukkan apapun dalam tubuhnya. Bahkan tidak sempat, mengingat begitu sibuknya menyalami tamu yang hadir dan kekalutan atas kejadian yang menimpanya hari ini. Sangat tidak mampu bagi dirinya menelan sesuatu.

Mungkinkah karena mencium wangi parfum Blake yang tadi membuatnya merinding, dalam arti yang sensual.

Entahlah, Cindy tak bisa mengingat lebih jauh lagi. Saat ini sesuatu seolah mendesak ingin keluar dari tubuhnya. Tapi apa?? Mengerang lebih keras, Cindy menarik gaunnya. Ingin melepasnya, ingin menjauhkan gerah yang menyelubunginya.

Gaun yang nyaman ini, yang dipakainya seharian ini hingga lupa dilepaskan. Kenapa sekarang menjadi terasa tak nyaman diatas kulitnya? Gesekan kain dengan tubuhnya, membuat satu sensasi yang Cindy tak mengerti.

"Aarrgghh!! Geraahh... Pan..aass..." Cindy mendesah. Menarik-narik gaunnya dengan keras hingga bahkan ada yang robek di beberapa bagian.

#####

Bagaikan disambar petir mendengar kata-kata ayahnya. Blake membulatkan matanya lebar.

"Ap..apa?!"

Ayah Blake menyeringai melihat wajah putranya yang memucat. Seolah mendengar palu kematian ditancapkan di atas kepalanya. Merasa geli karena mendapatkan respon yang sangat tidak disangka dari sang anak.

"Jangan bercanda Pap! Maksud Pap apa?! Aku tidak mengerti."

Wajah Blake menunjukkan betapa dirinya tak paham dengan yang diinginkan ayahnya dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat buruk. Disaat Cindy berbaring tak berdaya, ayahnya justru memberinya saran yang gila.

Bercinta dengannya!!

"Josh, apa kau tak pernah melihat seorang gadis merasakan sesuatu dengan efek seperti itu? Kau.. Tidak merasa familiar dengan gejala ini?!"

"Ouh.. Please Pap!! Jangan berteka teki denganku. Tidak cukupkah kau hampir membuatku gila dengan saranmu yang tidak masuk akal itu?! Dan tidak. Aku tidak.. tidak pernah melihat seorang gadis atau wanita atau bahkan pria sekalipun. Menunjukkan gejala seperti itu. Aku bukan dokter. Aku bahkan tidak pernah belajar ilmu kesehatan! Jadi, darimana aku bisa mengenali.. Mengenali ini..?! Tapi tunggu, sepintas lalu gejala yang diperlihatkan oleh Cindy seperti orang yang kecanduan. Tapi, jika kuperhatikan lagi, tidak. Dia bukan kecanduan. Dan... Aku tidak tahu.."

Blake mengulurkan tangannya dan mengayunkannya ke atas bawah demi menunjuk tubuh Cindy yang terus bergeliat aneh. Kini matanya menangkap sobekan di sekitar gaun gadis itu. Sial. Lama-lama gaun putih itu akan hancur tak berbentuk.

Memalingkan mata menatap ayahnya yang terlihat begitu santai bahkan cenderung terhibur atas pemandangan didepannya, Blake mengerang kesal.

Ayah Blake seketika tertawa terbahak. Tapi kemudian menganggukkan kepalanya.

"Tentu, tentu saja! Bodohnya aku. Tentu saja kau tidak pernah melihat gejala seperti ini. Kau tidak perlu memakai obat terkutuk itu hanya untuk mendapatkan seorang wanita di atas ranjangmu. Tapi, sungguh kau tidak pernah melihatnya?"

"Hentikan Pap! Katakan atau tidak sama sekali. Aku akan tetap memanggil dokter Howard kalau kau tidak mau mengatakannya. Persetan dengan teka tekimu Pap!" Sungut Blake.

Trapped In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang