A Sense of Comfort

1K 140 3
                                    

Jennie demam. Musim dingin membuat Jennie jatuh sakit. Ini semua karena malam itu, dia pergi ke atap gedung agensi di saat salju turun dan Jennie tidak memakai mantel atau baju tebal, membuat dia menahan dingin mati-matian. Jennie ini terlihat kuat jika diperhatikan dari luar, tapi dalamnya rapuh. Selama ini Jennie pandai menyembunyikan semuanya, bagaimana dia bisa bertahan hidup sejauh ini. Jauh dari orang tua, dari kekasih, dia tidak berusaha melarikan diri. Dia hanya butuh waktu sampai semuanya benar-benar berakhir dan membuatnya berpikir untuk kembali.

"Salju sedang turun, suasana di sini sangat dingin, kau kenapa ada di sini? Tidak memakai mantel atau pakaian tebal? Aish, kau sangat menyusahkan nona," gerutu Taehyung yang tiba-tiba muncul dari belakang Jennie saat gadis itu sedang memandang ke arah langit yang berwarna biru dongker. "Pakailah mantelku, aku tidak mau kau sakit. Ini di Korea, berbeda dengan Indonesia."

Jennie menghela napas berat, lalu dengan berat hati dia memakai mantel berwarna cokelat milik Taehyung. "Kenapa kau bisa ada di sini?" kata Jennie seraya menatap Taehyung heran.

Taehyung terkekeh kecil. "Aku menyewa apartment pribadi di dekat sini. Dan gedung itu adalah apartement-ku. Kau bisa melihatnya dari sini?" celoteh Taehyung seraya menunjuk salah satu gedung pencakar langit.

Jennie hanya mengangguk singkat. "Kenapa kau melakukan itu? Memangnya jadwal Bangtan tidak sibuk?" gumam Jennie yang sedang menahan rasa nyeri ketika dia kedinginan.

"Sibuk juga, tapi aku kan udah professional membagi waktu antara Bangtan dan kekasihku," kata Taehyung seraya tersenyum simpul menatap Jennie.

Seketika Jennie terpaku padanya, dia diam menatap mata tajam Taehyung yang terlihat tenang. Kemudian laki-laki itu merasa Jennie masih kedinginan, apalagi mantelnya juga dia berikan kepada Jennie jadi membuatnya hanya memakai kemeja putih. "Siniin tangannya, mari kita saling menghangatkan seperti ini lebih nyaman. Aku juga kedinginan," gumam Taehyung yang membuat Jennie tersentak karena tiba-tiba tangannya telah berada di kedua tangan Taehyung dan di dekapnya erat-erat.

Mereka berdua berdiri di tengah-tengah atap gedung, saling melempar tatap satu sama lain tanpa adanya lagi percakapan, sedangkan salju terus turun mengenai rambut mereka. Meninggalkan jejak di seluruh bagian tubuh keduanya yang bisa terjatuhi oleh salju lembut itu.

Jennie tidak menolak semua perkataan Taehyung yang menganggapnya sebagai kekasih. Tidak juga menolak semua perlakuan manis Taehyung kepadanya. Laki-laki itu benar-benar lembut, tidak habis pikir apa yang sedang menelusup ke tubuhnya saat tiba-tiba dia merasa nyaman. "Tae," panggil Jennie lirih.

"Hm?" Taehyung bergumam pelan.

"Jangan membawa perasaanmu di dalam hubungan kita ini. Aku tidak mau menyakiti siapa-siapa," ucap Jennie dengan mata yang berkaca-kaca.

Taehyung menghela napas berat. "Kau tidak perlu memikirkan itu Jen, aku tahu kau memiliki kekasih. Maaf jika semua ini membuatmu keberatan. Aku hanya melakukan, apa yang kusukai. Kau tidak perlu khawatir jika kau akan menyakitiku," tutur Taehyung dengan lembut dan penuh perhatian dia mengusap rambut Jennie. Menyapu bintik-bintik salju dari rambutnya sana.

Jennie memejamkan matanya, menikmati usapan lembut yang diberikan oleh Taehyung. "Kalau boleh tahu, kenapa namamu ada marga Kim? Kau memiliki keluarga keturunan Korea?" tanya Taehyung saat melihat gadis di depannya ini memejamkan mata.

Tanpa membuka matanya, Jennie menggeleng. "Kim sebenarnya hanya aku singkat agar seperti memiliki marga dari Korea. Sebenarnya, Kim itu nama ayahku yang aslinya adalah Kimono Agus Satrio. Dan ayah memberiku nama Jennie Kimono. Kalau kata teman-temanku yang di Bandung sebutan nama kota yang aku tinggali, aku dikira ada keturunan Jepang. Padahal tidak, aku asli Indonesia, asli Bandung."

I Purple You (KIM TAEHYUNG X JENNIE KIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang