A Barrage of Attacks

831 98 1
                                    

"Jen... Jennie-ya?" lirih Taehyung, lalu dia melirik ponselnya. "Shit, dimatiin!"

Taehyung menggerutu, tangannya yang bebas meninju udara. Tadinya Taehyung sudah hampir sampai dan berada di kawasan apartement-nya. Namun, Taehyung melihat ada sosok yang sejak tadi dia cari dan tidak bisa dihubungi. Sehingga Taehyung memilih untuk mengejar cewek itu, sialnya saat ponsel Taehyung berbunyi, dia melihat nama Jennie dan mengangkat telepon tersebut. Taehyung merasa cemas mendengar suara gadis itu, saat mengatur napasnya dan hendak menjawab Jennie, ternyata sambungan telah diputus. Dan Taehyung kehilangan jejak orang itu yang kini terlihat memasuki sebuah taksi.

"Aku harus kembali, perasaanku menjadi buruk." Taehyung memutar tubuhnya, kembali berlari walaupun napasnya sudah tersenggal-senggal. Taehyung tidak peduli, dia ingin menemui Jennie secepatnya. Dia ingin melihat wajah Jennie. Dia ingin memastikan bahwa Jennie baik-baik saja.

✨✨

Lampu apartement tiba-tiba mati. Suara isak tangisnya mulai mereda, namun Jennie semakin ketakutan. Dia menjerit tatkala mendengar suara keras seperti ada sesuatu yang terbanting. Suaranya dari arah luar. Tapi Jennie tidak berani untuk beranjak dari tempatnya.

Awalnya hanya sekali, kemudian hening. Lalu kembali terdengar semakin keras seperti suara ribut, seseorang yang membanting-banting barang hingga mengenai pintu apartement Taehyung. Jennie kembali terisak dengan histeris. Dia menutup telinganya, sambil merapatkan kedua kakinya, menenggelamkan kepalanya di dalam sana.

"Taehyung-ah... Tae... kembalilah, kumohon... aku takut..."

"Kumohon, jangan membuatku takut... kumohon jangan menerorku."

"Aku minta maaf jika ada salah dengan kalian." Jennie meracau tidak jelas, dengan tangis yang terus pecah. Rambutnya juga sudah acak-acakan, menutup sebagian wajahnya.

"Jennie-ya? Kau di mana? Haish, siapa yang melakukan ini. Sangat kacau dan berantakan!"

Tangis Jennie mulai mereda saat mendengar suara teriakan Taehyung. Perlahan-lahan dia menyibak rambutnya, lampu sudah menyala terang. Tapi Jennie masih belum menemukan keberadaan Taehyung.

"Taehyung... plis, aku takut. Jangan tinggalkan aku..." lirih Jennie terdengar seperti orang yang putus asa.

"Ya, Tuhan! Apa yang terjadi padamu?" Taehyung berlari menghampiri Jennie yang sedang meringkuk seperti kucing dengan memeluk tubuhnya sendiri, terpojok pada sofa. Terlihat sangat kacau dan berantakan.

Taehyung menyisir rambut Jennie, ingin melihat mata gadis itu yang ternyata sudah sangat sembab. Dia tidak sadar, terlalu kalut melihat keadaan Jennie, sampai tidak melihat keberadaan kardus cokelat di depannya yang masih berisi mayat kucing tersebut. Taehyung memeluk erat tubuh kecil Jennie. Membawanya masuk ke dalam sebuah pelukan hangat. Menepuk pelan punggung gadis itu untuk menyalurkan ketenangan.

Melihat kondisi Jennie sudah mulai tenang dan sedikit membaik, dia baru menyadari ada sebuah barang asing. Melihat Jennie memeluknya begitu erat, jadi Taehyung hanya menggunakan tangannya untuk meraih kardus tersebut.

"Jangan sentuh itu!" pekik Jennie membuat Taehyung tersentak.

Heran melihat Jennie seperti sangat terpukul. Takut sekali Taehyung akan menyakiti benda tersebut, padahal dia belum tentu menyakitinya. "Kenapa?" tanya Taehyung lembut saat dia menyisir rambut Jennie dengan jari-jarinya.

Jennie terisak lagi. Taehyung makin kebingungan. Alhasil, Taehyung hanya bisa menunggu Jennie hingga benar-benar merasa tenang.

"Dia... Taehyung-ah, katakan kalau dia bukan anjing yang sering main ke kamar asramaku," kata Jennie di sela-sela suara seraknya yang masih tercampur oleh isakan.

I Purple You (KIM TAEHYUNG X JENNIE KIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang