Melted

855 139 0
                                    

Pada dasarnya, orang-orang akan mengambil keputusan. Mengambil langkah sendiri. Mengambil jalannya sendiri. Saat merasa tidak bisa sejalan. Dan tidak bisa sama. Mereka akan bilang untuk berhenti. Ini yang Jennie rasakan, dunianya berhenti. Tapi kehidupannya berjalan tanpa tahu ke depannya takdir ingin mempermainkannya dengan lelucon apa lagi? Laki-laki itu hanya meninggalkan pesan cukup panjang setelah pertemuan bersama Jennie Di ruang tunggu agensi. Laki-laki itu pamit dan pergi, dia bilang akan segera pulang karena tugasnya telah selesai. Tapi lihatlah, Jennie merasa terbodohi karena dia sedang menikmati sisa harinya di Seoul tanpa adanya kesedihan. Dari setiap cerita yang dia unggah di sosial medianya, dia sama sekali tidak menunjukkan kesan patah hati. Dia justru mengatakan, datang ke Seoul untuk menulis buku baru. Sudah berapa banyak orang yang menungguku? Menantikan karyaku selanjutnya?

Jennie rasanya ingin sekali membalas postingan Bayu dengan komentar, tapi melihat posisinya bukan lagi seperti dulu, membuat Jennie mendesah kesal. Dia tidak bisa melemparkan komentar asal lagi seperti dulu. Dia harus menjaga sikap, dia ingin terlihat sempurna di mata orang. Sekarang adalah puncak di mana dia menjadi sorotan media sosial. Jadi dia hanya dapat melihatnya dan membalas secara privasi lebih baik.

Merasa bosan, gadis itu melirik ke samping. Taehyung terlihat sibuk oleh dunianya. Laki-laki itu sedang duduk-duduk di dekat loker dan tempat kamera diletakkan untuk merekam tadi. Sesekali dia tertawa melihat ponselnya, entah apa yang sedang dia tonton, Jennie tertarik untuk memperhatikannya. Lalu tiba-tiba, dia teringat satu hal, jika tadi kamera tersebut merekam kegiatan mereka waktu melakukan latihan dance, bagaimana dengan permainan itu?

"Taehyung-ah...!" jerit Jennie membuat Taehyung yang awalnya sedang diselimuti oleh perasaan bahagia langsung berdiri spontan seperti orang yang sedang meloncat dan menatap ke arah Jennie dengan wajah terkejutnya.

"Ada apa? Suaramu mengejutkanku Jennie-ya," ujar Taehyung yang hanya bisa mengelus dadanya.

Jennie segera menghampiri laki-laki itu, tujuannya adalah melihat kamera tersebut. "Apakah tadi... kamera ini merekam permainan kita?" tanya Jennie seraya memincingkan matanya kepada Taehyung.

Taehyung dengan polosnya mengangguk.

Mata Jennie melebar, dia langsung meraih kamera tersebut untuk melihatnya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung.

"Masih kau tanya? Ya, menghapus video kita!" tukas Jennie yang terlihat bingung sendiri.

Taehyung menghela napas pelan. "Kau tidak perlu menghapusnya. Bukankah itu salah satu dari sebuah peraturan kontrak kerja kita?" kata Taehyung yang mencoba untuk menghentikan pergerakan Jennie.

Benar juga. Jennie jadi bingung sendiri. Dia salah tingkah, rasanya ingin membantah. "Tapi, kalau tetap berada di situ videonya, nanti akan dilihat oleh yang lain bagaimana?" tanya Jennie mencoba untuk membela diri.

"Jadi maumu bagaimana?" Taehyung mengambil posisi duduk dihadapan Jennie, menatap gadis itu dengan lekat.

Jennie yang mendapatkan tatapan teduh dari Taehyung, menjadi gugup. "M-mungkin kau bisa memindahkannya di laptopmu? Tidak adakah cara lain untuk membuat sebuah dokumen sendiri agar project video yang kita lakukan hanya bisa dilihat oleh kita berdua sebelum diberikan kepada produser?" kata Jennie mencarikan jalan keluar agar dirinya tidak merasa lama-lama gugup di dekat Taehyung.

Dengan begitu, Taehyung akan berdiri dan pergi mengambil laptopnya. Tapi sepertinya, otak Taehyung yang sangat jahil itu tidak akan membiarkan permintaan Jennie terkabulkan begitu saja. "Memangnya ini video berbahaya sehingga kau hanya ingin kita menyimpannya sendiri?" tanya Taehyung yang memberikan umpan balik.

I Purple You (KIM TAEHYUNG X JENNIE KIM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang