We Know✓

7.3K 652 14
                                    

Radit sampai dirumah lebih awal hari ini ia bernafas lega karena ayahnya belum pulang. Saat memasuki rumah Radit melihat Fano yang termenung sendirian diruang tamu Radit tidak ingin mengganggu jadi Radit berlalu begitu saja.

"Dit! tunggu." cegat Fano.

"Iya kak?"

"Gue udah nunggu lo dari tadi."

"Nunggu saya?"

"Iya. Gue pengen lo dateng ke turnament basket gue besok! lo harus dateng pokoknya! Papa juga dateng kok lo dateng ya Dit?"

"Iya."

"Oke bagus deh."

Fano berjalan kearah tangga lalu naik dan berjalan kearah kamarnya dengan senyum mengembang sedangkan Radit masih terdiam ditempat.

"Gak bisa cari kerjaan lagi ya besok?"

*****

Keesokan harinya.

"Cap cip cup kembang kuncup pilih mana yang mau dicup yang enak aku kecup." Putra bernyayi dengan nada sumbangnya saat akan memilih permen mana yang akan dia berikan pada Zean dan Radit.

"Halahh tolol lu sini gue yang rasa ninja aja." kata Zean.

"Gak ada rasa ninja goblog ada nya coklat sama strawberry gue punya nya."

"Ya udah gue rasa naruto aja."

"Tambah gila ya lo Ze." kata Radit.

"Hehehe."

"Radit! lo dipanggil Pak Damar keruangannya!" Tika sang ketua kelas masuk kedalam kelas memberikan pengumuman pada Radit.

"Hayolo Dit jangan jangan gara gara lo absen 2 hari." kata Zean menakut nakuti.

"Mau kita temenin gak?"

"Gak usah!" Radit berjalan dengan kalang kabut menuju ruangan wali kelas nya itu, sebenarnya Radit tidak takut jika dihukum atau dimarahi ia hanya takut jika diberikan surat panggilan orang tua.

Sesampainya didepan ruangan Pak Damar Radit menghirup udara sebanyak banyaknya lalu mengetuk pintu.

"Masuk." terdengar suara familiar didalam sana Radit memberanikan dirinya untuk masuk.

Saat masuk betapa terkejutnya Radit saat melihat Pak Damar sedang bersama dengan orang yang ia kenal.

"Dokter?"

"Radit!! akhirnya datang juga." Pandu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah Radit.

"Akhh sakitt sakitt aduh!" Pandu menjewer Radit layaknya Ayah yang marah kepada anaknya.

"Radit!! kenapa kamu kabur dari Rumah Sakit?! Dokter khawatir tau!"

"I..iya maaf"

"Mulai sekarang kamu dibawah pengawasan Dokter."

"Tapi tolong jangan suruh saya untuk dirawat diRumah Sakit." Radit berkata dengan nada memohonnya.

"Radit kesehatan kamu lebih penting dari apapun."

"Dok bisa jangan bicara disini?" Radit memberikan kode kepada Pandu agar keluar dari ruangan Damar.

"Pak guru udah tau kok Dit" Damar memberikan penjelasan.

im hurt (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang