Fall Down✓

8.4K 668 10
                                    

"Apa apaan Papa ini?! Papa udah janji buat ngabulin permintaan Fano kan?!" emosi Fano saat mereka didalam mobil memang sebelum pertandingan ini kedua orang ini membuat perjanjian.

"Iya Papa tau!! tapi nggak dengan sesuatu yang berhubungan dengan anak sial itu!!" jawab Adam masih fokus dengan jalanan didepannya.

"Dia punya nama Pa! Radit! namanya Radit!"

"Sejak kapan kamu peduli dengan anak itu?" tanya Adam suarannya sudah sedikit tenang.

"Dia adik Fano tentu saja Fano peduli."

Tiba tiba adam membanting stir mobil nya kekiri membuat mereka berhenti secara mendadak.

"Papa!" kaget Fano.

"Jangan pernah sebut dia adik kamu! Papa gak sudi! jangan pernah bahas anak itu lagi didepan Papa!"

"Pa...waktu udah berlalu Radit juga butuh kasih sayang Papa kan? tolong kali ini aja kabulin permintaan Fano. Ini yang terakhir Fano mohon."

"Kamu lupa Fano? kamu lupa? dia yang udah bikin Mama kamu meninggal."

"Bukan Radit! tapi Papa!! kenapa Papa selalu nyalahin Radit!! Mama meninggal karena kalian bertengkar malam itu kan?! kenapa Papa salahin Radit!"

"Karena dia datang kerumah kita!!"

"Sikap Papa gak pernah berubah selamanya akan egois."

Fano keluar dari mobil lalu menyetop sebuah taksi dan pergi meninggalkan Adam.

"Kalau aja...kalau aja dia gak pernah datang! keluargaku gak akan begini" lirih Adam ia juga menggertakan giginya Adam memutar mobil nya menuju sekolah.

......

Kini Putra dan Zean berada diUKS mereka menunggu Radit yang pingsan. Sedari tadi keheningan menyelimuti mereka.

"Enghh." lenguh Radit yang mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya disekitarnya Radit bangun dari kasur hampir saja ia terjungkal karena kaget Putra dan Zean menatapnya sangat intens.

"Dit?! lo udah sadar? sakit gak? ada yang sakit?"cecar Putra.

"Nanya satu satu kali bang." jawab Radit ia tersenyum lalu turun dari tempat ia tidur dan mengambil tas nya.

"Lo mau kemana Dit?" tanya Zean.

"Pulang lah kalian mau disini selamanya?"

"Tapi lo kan baru bangun."kata Putra.

"Ya makanya karena gue baru bangun gue jadi paling fit."

Zean dan Putra mengangguk lalu berjalan bersama sampai gerbang sekolah selama perjalanan mereka bergurau hingga tak sadar sudah sampai digerbang.
Jalan mereka berlawanan jadi mereka berpisah disana.

"Dit duluan ya?" pamit Zean.

"Yo! Hati hati." Ucapnya lalu berjalan menjauhi Putra dan Zean.

"Dit!!" Radit berhenti lalu menoleh kembali.

"Maaf kata kata gue tadi."sesal Putra.

"Kalian sahabat terbaik gue.
Gue sangat bersyukur ada yang khawatirin gue." Radit tersenyum membuat Putra dan Zean ikut tersenyum lalu setelah itu mereka benar benar berpisah.

"Ra. Firasat gue buruk" Zean berhenti berjalan.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan dikelas? Atau jangan jangan lo utang diwarung belum dibayar? Hati hati besok dicari bu kantin."

"Bukan bego! " Zean hampir saja ingin menoyor kepala sahabatnya ini.

"Terus? "

"Gak! Udah ayo kita pulang aja!"

"Oke." Putra mengangguk anggukan kepalanya, sedangkan Zean? Anak itu sesekali berbalik untuk melihat Radit yang ternyata sudah tidak terlihat disekitaran gerbang.

"Mungkin perasaan gue doang."

Sedangkan disisi lain Radit terus berjalan sambil menendangi kerikil kerikil kecil dihadapannya karena bosan. Hingga tiba tiba ada suara klakson bertubi tubi dibelakangnya.

Radit berbalik lalu melihat mobil sedan hitam berhenti di belakangnya.
Seseorang yang sangat Radit kenal keluar dari mobil dan berdiri tepat didepan Radit.

"Ayo ikut saya!" Adam menarik paksa tangan Radit untuk masuk kedalam mobil setelah Radit berada didalam mobil Adam segera masuk dan menancap gas diluar rata rata.

"Pa...hati hati..." takut Radit karena kini Adam mengemudi seperti orang kerasukan.

"Diam kamu!! daripada saya hidup dengan penyiksaan ini! mending kita mati bersama sama!!"

"Pa!! jangan!! jangan bahayain hidup Papa!!"

"TERUS APA?!"

"Pa!! awas!!"

Karena terus berbicara dengan Radit, Adam menabrak sebuah truk didepannya membuat mobil mereka terjungkir terbalik dan jatuh melewati pagar pengaman jalan.

"Perasaan ini...aku pernah merasakannya." batin Radit. sebelum akhirnya sekeliling nya menjadi gelap.

im hurt (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang