Radit or Dimas? (1) ✓

7.6K 560 11
                                    

"Dimas?" seseorang menepuk pundak Radit membuatnya harus menolehkan kepalanya dia sangat terkejut lalu berdiri dan sedikit berjalan mundur kakinya gemetaran.

"Ini Dimas kan?" tanya seseorang itu.

"Kamu sakit?" orang itu berjalan mendekati Radit namun Radit semakin mundur jika dia maju.

"Kamu masih takut sama om?" tanya orang itu lelaki yang berumur sekitar 30 tahun itu memasang wajah masamnya ketika Radit semakin mundur.

"Om sudah berubah." katanya sekali lagi.

"Kamu sakit?" dia terus bertanya meskipun Radit tidak menjawab semua pertanyaannya.

"Kamu sudah ingat? dengan keluargamu?"

"Paman mu bekerja disini loh tapi om nggak pernah ketemu padahal ingin minta maaf sekali aja." sambungnya.

"Paman?" kini Radit bersuara.

"Akhirnya bicara juga." orang itu bernafas lega lalu tersenyum bukan tersenyum mengerikan tapi tersenyum tenang.

"Pandu dia paman kamu. Kamu pernah liat?"

"Pandu?" Radit masih mencerna perkataan orang tersebut kepalanya semakin sakit ketika dia mencoba mengingat semuanya.

"Om Bayu?" Radit begitu pula dengan orang tersebut melihat kearah orang yang baru saja berbicara, terlihat pemuda tampan yang sedang menenteng paper bag berisi beberapa makanan menatap geram kepada orang yang baru saja dia panggil.

Dia menaruh paper bag nya kekursi dan berjalan kearah Bayu diraihnya kerah laki laki itu menimbulkan beberapa kericuhan dilobi.

"MASIH BERANI HAH?! NAMPAKIN DIRI SETELAH MEMBUAT KELUARGA SAYA HANCUR?! GARA GARA OM!! IBU SAYA MENINGGAL!! ADIK SAYA MENGHILANG!! LALU OM MASIH NAMPAKIN DIRI DENGAN PEDE NYA BEGINI?!" pemuda itu adalah Arva orang yang sedang sangat emosi Radit tak begitu mengerti dengan persoalan kedua orang tersebut.

Ini pertama kalinya dia melihat Arva mukanya memang sangat mirip dengan Wijaya.
Saat Arva akan melayangkan tinjunya kepada Bayu. Radit menahan tangan nya membuat Arva menatap tajam Radit sedangkan Bayu menatap Radit dengan sangat terkejut.

"Dia bilang dia sudah berubah jadi kalau misal dia punya salah dimasa lalunya tolong maafkan." Radit berbicara memohon.

"MAAFKAN?! LO SIAPA?! GARA GARA DIA KELUARGA GUE HANCUR LO MAU IKUT CAMPUR?!" Arva terlihat sangat emosi Bayu yang mendengarnya semakin berkerut bingung.

"Maaf saya memang tidak tahu apa apa tapi berbicara ditempat seperti ini hanya akan mengganggu pasien yang lainnya." kata Radit kepalanya sudah pening sedari tadi terlihat disana Fano yang berjalan mendekati Radit. Dan Arva yang melepaskan genggamannya pada kerah Bayu.

"Dit?! Lo gak papa?! muka Lo tambah pucet."

"Saya gak apa apa." jawab Radit sambil tersenyum.

"Maaf saya kekanak kanakan saya tersulut emosi seharusnya saya tidak mengumbar masalah pribadi disini." kata Arva suaranya sudah sedikit lembut meskipun tatapannya masih sangat dingin.

"Apa kita bisa bicara diluar? banyak kesalah pahaman yang harus diluruskan." ucap Bayu kepada Arva.

"Saya gak punya waktu." Arva menjawab dengan sarkas dan berjalan mengambil paper bag nya lalu masuk kedalam lift.

"Terimakasih." ucap Bayu yang hanya ditanggapi anggukan lemah dari Radit.

"Kamu sepertinya memang belum ingat ya? apa om bisa menebus kesalahan om sama kamu dimasa lalu?"

im hurt (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang