1 bulan berlalu kini Adam sudah keluar dari Rumah Sakit. Tetapi Radit masih berbaring tidak berdaya dibangsalnya karena keadaannya yang semakin hari semakin memburuk. Dia memang sudah bisa berbicara,menulis ataupun berjalan meskipun masih pincang.
Tapi Dokter tetap menyarankan Radit untuk dirawat disana badan anak itu semakin kurus setiap hari yang ia lakukan dikamarnya adalah menulis. Entah apa yang anak itu tulis namun Wijaya dan Arva tidak boleh membaca.
"Radit apa masih ada yang sakit?" tanya Pandu.
Sekarang pandu sudah menjadi Dokter yang menangani Radit secara pribadi ia juga kadang menjaga Radit jika Arva ataupun Wijaya sedang bekerja. Dia tidak memanggil Radit dengan Dimas karena dia sudah terbiasa memanggil anak itu dengan nama barunya.
Radit tersenyum tipis lalu menggeleng lemah.
"Tapi kenapa kamu terus mengernyit begitu? pasti kamu bohong." Radit memang sedari tadi terus mengernyit ia menahan sakit diperutnya. Bekas operasi pada perut bagian bawahnya terkadang terasa nyeri.
"Gak papa cuman sinar dijendela terlalu cerah." memang pagi ini sinar Surya seakan ingin memamerkan keindahannya membuat kamar Radit yang terasa hampa itu sedikit terkena sinar matahari.
"Mau om tutup tirainya?" tanya Pandu.
"Jangan! nanti jadi dingin lagi ruangannya." jawab Radit. Dia memandangi kembali langit langit yang cerah itu membayangkan kehidupannya dulu ia rindu dengan candaan teman temannya yang mampu membuat hari suramnya sedikit berwarna, kira kira sedang apa mereka? pikir Radit.
"Kamu butuh sesuatu?" tanya Pandu saat dia ingin beranjak pergi.
"Om...saya boleh minta tolong?"
"Iya?"
******
"Lo!!!" teriak Zean tepat didepan Fano mereka sedang saling berdebat karena Fano yang tak sengaja menendang bola hingga mengenai kepala Zean mungkin otak anak itu akan tambah miring.
"Sakit anjing!!" pekik Zean sebenarnya salah Zean sendiri karena dia berjalan kearah tengah lapangan.
"Bodoamat sih ya. lagian ngapain Lo jalan ketengah tengah gini?" nyolot Fano.
"Gue mau ambil rumput." jawab Zean santai. Di tepi lapangan terlihat putra yang sedang duduk sambil meminum susu kemasannya dia terlihat menikmati acara perdebatan ini.
"Rumput emangnya cuman di tengah lapangan?"
"Ya terserah gue lah! gue mau ngambil disana kek diujung sana kek! terserah deh." Fano memijat dahinya pelan dia merasa stres dengan manusia didepannya ini.
"Lo ngapain sih ngambil rumput gini?"
"Mau gue kasih ke hamster yang lagi dibawa Putra! cuman rumput ditengah lapangan yang subur! " Fano melihat Putra sekilas lalu melototkan matanya.
"Goblog Lo! itu tikus bukan hamster!!"
"Ya elah ribet amat sih nyet sama sama hewan juga."
Fano menoyor kepala Zean. Lalu Zean membalas dengan menjambak rambut anak itu tinggi mereka sama. Jadi sangat mudah untuk saling tonjok tonjokan tapi karena Fano melawan anak yang sifatnya seperti anak TK sekarang mereka saling Jambak menjambak. Ditepi lapangan terlihat Putra yang terbahak bahak hingga dia jatuh dan tikus yang dia pegang hilang memasuki semak semak.
Zean yang menyadari teriakan Putra segera menghentikan aktifitasnya.
"Sapi gue."
"Kenapa gak sekalian bilang monyet?"
"Goblog banget sih Lo itu tikus bukan monyet." kata Zean lalu dia berlari mendekati Putra,disana mereka masuk ke semak-semak untuk mencari tikus yang tadi sempat hilang.
"Ibunya ngidam apaan ya? sampek anaknya kaya gitu."
"Fano!" suara yang familiar itu membuat Fano membalikan badannya dia sedikit terkejut saat tau siapa yang baru saja memanggilnya.
"Dokter? Kenapa?" tanya Fano.
"Radit...baik baik aja kan?" tanya Fano raut wajahnya terlihat sudah khawatir.
"Iya dia baik baik aja dia ingin ketemu sama kamu dan 2 orang itu." tunjuk Pandu kearah Zean dan Putra.
"Ingin ketemu?" tanya Fano.
"Dia sangat rindu sama kamu."
"Rindu? sama Fano?" tanya Fano tak percaya.
"Makanya ayo ikut om. Radit rindu banget sama kamu Loh."
"Iya." Fano mengangguk bahagia.
*****
Radit yang sedang menulis pada buku nya yang berwarna hitam itu segera menyimpannya ketika tahu jika pintu kamarnya dibuka. Disana terlihat Fano,Zean ,dan Putra. Pandu sepertinya sudah kembali bertugas hingga dia tidak terlihat.
Putra dan Zean segera berlari kearah Radit. Fano masih didepan pintu tidak berani masuk lebih dalam ia malu.
"Lo! kemana aja si Dit?! Lo ngilang udah berapa Minggu berapa hari hah?! tiba tiba ada kabar kalau Lo dirumah sakit terus keadaan Lo kaya gini!" Putra menumpahkan segala unek uneknya pada Radit seperti biasa Radit hanya menanggapi dengan senyuman.
"Kita sampai putus asa tau Lo?!" kini giliran Zean yang berbicara.
"Iya maaf gue salah kalian mau maafin gue kan?" tanya Radit.
"Pengen misuh gue rasanya gue udah ngabsen kebun binatang di mulut gue nih udah tinggal gue keluarin." kata Zean tak nyambung.
"Gak usah digubris Dit! dia habis kena bola jadi otaknya tambah miring 180 derajat."
"Bangke!" Radit terkekeh lalu melirik Fano yang sedang menundukkan kepalanya.
"Sini kak!" Fano tersentak lalu menatap Radit dalam.
"Gue ingin semuanya kumpul kaya gini."
"Kakak?" tanya Zean dan Putra kebingungan.
Fano berjalan kearah Radit dia tidak berani menatap Radit rasa bersalahnya seperti racun didalam hatinya.
"Semua sudah berlalu tidak usah diingat tidak usah dipikirkan lagi." kata Radit seolah tau apa yang sedang dipikirkan Fano.
"Bagi saya kalian adalah orang yang sangat penting untuk saya." sambung nya.
"Maafin gue." lirih Fano.
"Saya sudah bilang kan saya sudah melupakan apapun yang telah terjadi."
"Gue orang jahat gak seharusnya Lo baik ke gue."
Putra memegang pundak Fano, membuat anak itu menoleh dan mendapati Putra yang tengah tersenyum.
Radit bangun dari bangsalnya sebisa mungkin ia akan menahan rasa sakitnya.
"Sakit Dit?" tanya mereka bertiga kepada Radit.
"Kompak bener." Radit tertawa lalu mengambil sebuah kamera didalam lacinya.
"Bantuin gue ya? ada hal yang masih mengganjal di hati gue." Radit menatap ketiga orang yang ada didepannya merasa ada yang tidak beres teman temannya itu hanya mengangguk mengiyakan.
tbc.
halo haiii bingung sama chapter kali ini ya ampun.
double update? ada yang mau??.
makasih masih mau bacaaa cerita aneh ini.
love kalian semuaaa😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
im hurt (COMPLETED)
Fiksi Remaja[Sudah Revisi] Yg penasaran langsung baca aja! # 1 pengorbanan -19032021 # 1 happiness -13052021 # 1 pelajaran hidup-11082021 # 1 die. -10092021