14. PERMOHONAN ZETTA

5.3K 334 6
                                    

Asalkan lo baik baik aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asalkan lo baik baik aja. Sekalipun gue harus terluka, gue siap

❤️❤️❤️

"Saya mohon pak." sekali lagi Zetta meyakinkan pak Adit untuk membiarkan mereka tetap sekolah dan merubah sifat buruknya.

Zetta menjadi sorotan satu sekolah. Tentunya ini mengundang kontra.  Beberapa murid perempuan mungkin menyukai Araga karena ketampanannya, namun tam sedikit juga orang orang yang membencinya dan ingin ia segera dikeluarkan dari sekolah.

Pak Adit kini menatap Zetta miris, ternyata Zetta sampai sejauh itu untuk bertanggung jawab.

"Saya.. saya akan urus mereka pak." Zetta angkat bicara lagi.

Rintik hujan mulai turun, pak Adit tetap tidak merubah keputusan, Zetta pun tetap duduk bersimpuh di hadapan pak Adit. Sementara murid murid lain memilih neduh di koridor sembari melihat drama yang sedang berlangsung secara nyata di lapangan sekolah.

Reynand dan Sherlyn baru datang dari kantin, mereka terlihat bersama dan sepertinya Reynand sudah menurunkan gengsi untuk meminta maaf kepada Sherlyn. Sekarang, mereka di kejutkan oleh Zetta yang duduk di tengah lapangan dan hujan akan segera turun.

"Jangan, Rey." Sherlyn menahan niat Reynand untuk maju kedepan. Bukan apa apa ,Sherlyn hanya tak ingin masalahnya semakin besar.

Reynand mengurungkan niatnya, ia tetap diam di tempat. Hatinya bergejolak ingin membawa Zetta secepatnya untuk pergi. Sial, kenapa Zetta tetap diam disana!

Araga geram. Rahangnya mulai mengeras, ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Menatap tajam kearah pak Adit dan Zetta secara bergantian.

Hujan turun. Tidak ada satupun yang beranjak dari tengah lapangan, begitupula Zetta.

Araga sudah termakan emosi, ia membopong Zetta untuk pergi dari sana tanpa mempertimbangkan apapun lagi ,tidak peduli lagi dirinya dalam masalah atau tidak.

"Turunin gue!" Zetta bersikeras untuk turun. Araga tetap kekeuh, ia membawa Zetta untuk menjauh dari sana.

"Araga! Kamu mau kemana!?" pak Adit berteriak dengan suara yang menggelegar.

Araga menjeda langkahnya, lehernya menengok setengah ke belakang, ia tersenyum getir, lalu melanjutkan lagi langkahnya.

Ia rupanya membawa Zetta ke taman belakang sekolah. "Apaan sih lo!?" bukannya senang, Zetta malah marah karena kelakuan Araga yang nenamparnya beberapa saat lalu.

"Je." panggil Araga dengan nada misteriusnya.

"Hm?"

"Stop, Je. Stop lakuin semua hal buat gue, gue gak bisa kayak kebanyakan cowo normal yang kasih perhatian dan kasih sayang, gue gak bisa kayak gitu. Gue terlalu berbahaya dan menyakitkan buat lo, semakin lo genggam gue, maka bakalan lebih besar lukanya." terang Araga.

ZERAGA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang