***
"Permisi, saya ingin bertemu neneknya Araga, saya yang kemarin datang kesini," tutur Zetta pada pelayan tersebut.
Pelayan tersebut kemudian mempersilahkan Zetta untuk masuk dan menunggu di ruang tamu.
Zetta duduk. Matanya menyusuri sekitar. Rasanya rumah ini benar-benar hampa. Walau dilimpahi harta dan tahta, tapi sepertinya rumah ini tidak diselimuti oleh kebahagiaan.
"Ada apa, nak?" tutur nenek yang berjalan dari arah tangga dengan bantuan tongkatnya. Dengan hati malaikat, Zetta menuntunnya untuk berjalan.
"Aku mau terima tawaran nenek untuk kerja disini," gumam Zetta tanpa basa-basi membulatkan keputusannya.
Nenek tersenyum puas seolah mendapatkan sesuatu yang tepat. "Padahal kemarin kamu kayak ketakutan lihat Araga," nenek terkekeh pelan mengingat betapa kentaranya wajah panic Zetta kemarin.
Zetta tersenyum kikuk. "I-itu kemarin, nanti enggak, kok," Zetta memanipulasi kecemasannya dengan senyum. Jauh dalam lubuk hatinya, Zetta merasa tidak tenang, tapi keadaan tidak memberikannya pilihan.
"Ohiya, nek, soal gaji—"
"Kamu tenang aja. Kamu tinggal minta berapa, terserah kamu. Kalau kamu mau tinggal disini juga boleh, biar gak repot."
Tawaran konyol macam apa itu, Zetta menolak secara halus dengan isyarat tangan. Jika saja Araga punya sikap yang baik, mungkin tawaran itu masih berlaku untuk Zetta. Masalahnya, nenek dan Araga ini punya sifat yang memang jauh, alias tidak ada mirip-miripnya. Entah darimana Araga mendapatkan sifat buruk seperti itu.
"Ya, pokoknya masalah itu kamu tenang aja. Yang penting, kamu mau mengurus Araga seperti anak kamu."
Zetta menahan tawanya. "Kok anak?"
"Soalnya dia gak bisa dianggap pacar sama sekali. Dia pasti akan jadi yang terburuk untuk pacarnya nanti," terangnya.
Dan tak lama, Araga sampai disana dengan luka barunya. Zetta prediksi, pasti dia habis tawuran dengan tangan kosong. Musuh Araga pintar sekali mengincar wajah tampannya, terbukti dengan luka yang selalu ia dapat mendominasi di bagian wajah. Tapi, pesona Araga memang diakui tidak akan pernah luntur. Sedang luka luka saja masih tetap sempurna.
Lupakan semua kalimat itu.
"Kamu habis ngapain lagi, sih, Ga? Kemarin baru aja sembuh lukanya. Sayang dong kalau ganteng ganteng tapi panen luka terus gitu…" cermahan nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERAGA (TERBIT)
Ficção AdolescenteRank #1 in sadgirl 21-5-2020 Rank #1 in stronggirl 31-7-2020 Rank #1 in brokenheart 24-8-2020 Rank #1 in stronggirl 17-1-2021 Rank #1 in luka 25-1-2021 Rank #10 in jatuhcinta 5-7-2021 Seharusnya, rasa tidak diperkenankan untuk hadir dan tumbuh dalam...