16. UNDANGAN

5.2K 321 2
                                    

Happy reading all...

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Di sekolah, Zetta di jauhkan oleh semua orang. Tak paham apa yang salah pada dirinya, orang orang terlihat memandangnya dengan tatapan aneh dan jijik.

Seseorang berdiri tepat di hadapannya, mengepung Zetta dan memperlihatkan secarik kertas yang sepertinya berisikan sesuatu yang penting. "Lo liat? Araga dan temen temennya gak jadi di keluarin, gara gara elo yang mohon mohon kemaren! Lo mau sekolah kita terus pelihara orang orang biadab kayak gitu, lo mau bikin ancur sekolah kita, Je !?" wanita itu setengah berteriak

Ternyata ia membahas tentang kejadian kemarin. Yang terlintas di pikiran Zetta hanya tentang kebaikan Araga, cukup egois. Ia tak mempertimbangkan teman temannya yang berat untuk menerima murid seperti Araga.

"Gu-gue minta maaf, gue janji bakalan ubah mereka. Mereka gue pastikan gak bakal ganggu kalian." ungkap Zetta menyesal.

Wanita itu dan kedua temannya berlalu begitu saja, menghiraukan permaafan Zetta.

Zetta tidak bisa seperti ini, ia tidak bisa tanpa Reynand, ia butuh Reynand untuk menjadi sandarannya di tengah lelahnya.

"Reynand!!" Zetta mengguncang seisi kelas dengan suaranya yang menggelegar.

Reynand yang sedari tadi fokus dengan game nya beralih menatap Zetta. "Apa?"

Zetta setengah berlari menghampiri Reynand, memeluknya erat lalu menangis di pundaknya.

"Gue gamau sekolah!!" Zetta terisak.

Satu kelas rasa panas melihat keduanya bermesraan tanpa status apapun.

Reynand mengelus elus pelan puncak kepala Zetta, mencoba menenangkannya. Bodoamat dengan kejadian kemarin, ia tak tega bila melihat sahabatnya harus menanggung rasa sakit sendirian.

"Gue disini, Je. Gak akan pernah ninggalin lo." ucap Reynand seraya mengelus pundaknya pelan.

Zetta dan Reynand kembali seperti semula, begitupula dengan Sherlyn.

Suasana kantin yang ramai membuat ketiganya harus meningkatkan volume suaranya saat bicara.

"Kalian udah maafan?" tanya Sherlyn, lagi lagi ia memakan mie yang tidak baik untuk perut.

"Sher, lo tiap hari makan itu terus sih? Bahaya goblok!" Reynand mengingatkannya.

"Biasa aja." ucap Sherlyn tanpa ekspresi.

"Dih terserah. Nanti kalo sakit hati, gak usah ngerengek. Nih kayak si Zetta, gua udah sering bilangin jangan makan yang manis manis, sekarang dia kena diabetes. Mana masih muda." Reynand memberi contoh apa yang terjadi pada Zetta akibat tidak mau mengikuti kata katanya.

"Dih apaan. Tiap kerumah lo, gue di kasih yang manis manis terus!" Zetta membenarkan yang salah.

"Duhh pening nih pala gue. Lo berdua berisik banget!" cibir Sherlyn kesal.

ZERAGA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang