W3L 01 🦋✨

17.3K 1K 90
                                    

Kabar yang memulai sebuah perjalanan penuh teka-teki 🧩

Kabar yang memulai sebuah perjalanan penuh teka-teki 🧩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
       ---------------- 🔎 -----------------


"Pssst, Yibo? Yibo, bangun!"

"... Hm? Ibu? Ada apa? Jam berapa ini?"

"Jam 11 malam. Keluar dari kamar sekarang."

"Ha? Ada apa memangnya?"

"Meeting keluarga."

"Jam segini?!"

"Ya, jangan banyak tanya. Cuci muka dan turun ke lantai satu, ruang kerja ayahmu. Oke?"

Ketika Yibo masuk, suasana menegangkan di dalam ruangan langsung menampar wajah lesunya.

Di kursi yang disusun melingkar, Tuan dan Nyonya Wang duduk bersampingan. Lalu di depan mereka, adiknya, Wang Bingyan, nampak berdiri sambil menekuk wajahnya dengan sikap gugup.

"Yibo, duduk," suruh Tuan Wang sambil melempar ekor matanya pada kursi kosong di samping Fenshua, sang istri.

"Ada apa ini?" tanya Yibo pada Fenshua dengan berbisik.

"Kau akan tahu," balas Nyonya Wang dengan raut wajah tegang bercampur cemas.

"Bingyan, coba kau jelaskan apa maksud dari semua ini." Tuan Wang mengeluarkan puluhan lembar foto serta buku diary dari dalam box kecil milik Bingyan.

Bingyan langsung memalingkan wajah, keningnya berkedut-kedut, ludah di mulutnya ia telan bulat.  Seluruh tubuhnya gemetar.

"WANG BINGYAN!" Tuan Wang membentak hingga membuat pemuda berusia 16 tahun itu terlonjak kaget.

"A-Ayah, maafkan aku!" Bingyan jatuh berlutut di depan sang ayah, ia langsung menangis tersedu-sedu.

Fenshua pun ikut menangis, ia tak mampu menyembunyikan kekecewaan di wajahnya namun juga, ia merasa sedih melihat reaksi Bingyan.

Melihat keadaan yang membingungkan itu, mata Yibo langsung memanah pada tumpukan foto di atas meja. Itu adalah foto Bingyan yang sedang berpelukan dengan seorang pria! Bukan hanya berpelukan, foto lain menampilkan Bingyan sedang berpegangan tangan, berciuman, bahkan tidur bersama, serta berbagai macam pose intim lainnya.

"SHIT! Kau gay?!" Pekik Yibo. Ia memandangi foto-foto itu dengan wajah jijik, shock, bercampur heran.

Selama ini ia mengenal Bingyan sebagai sosok adik yang patuh, pendiam, dan sangat cerdas. Siapa sangka di balik sosoknya yang selalu dibanggakan oleh sang ayah karena prestasi di sekolah, yang selalu dimanja sang ibu karena kepatuhannya, dan yang selalu ia sebut adik sempurna, ternyata memiliki 'kelainan'.

Menjadi seorang gay memang bukan kejahatan atau penyakit mental, apalagi di zaman sekarang yang segalanya mulai dianggap 'biasa'. Terlebih lagi di negara luar Asia, mayoritas budaya mereka menerima hubungan sejenis ini. Tapi tidak di sini, tidak di rumah ini.

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang