W3L 22

5.5K 676 37
                                    

"Park Hansung, Anda mendapatkan kunjungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Park Hansung, Anda mendapatkan kunjungan."

Hansung menutup buku yang sedang ia baca lalu bangkit berdiri. Akhir-akhir ini Kim sering sekali berkunjung membawa makanan untuknya. Entah mengapa mantan perawat itu begitu gigih meyakinkan Hansung agar datang padanya setelah masa tahanannya usai.

Kali ini, Hansung merasa agak malas untuk sekedar melihat wajah Kim. Ia sudah beberapa kali mengatakan bahwa ia tidak ingin dikunjungi, tapi wanita itu datang dan datang lagi seperti nyamuk.

"Bisakah kau bilang padanya aku sedang tidak bisa dikunjungi? Bilang saja aku sedang mengikuti suatu kegiatan."

Petugas polisi itu cukup peka untuk memahami permintaan Hansung kali ini, ia telah menyampaikan panggilan kunjungan yang sama pada Hansung selama beberapa bulan ini, maka kemudian pria berseragam itu mengangguk kecil dan kembali ke ruang tunggu tamu.

Hansung duduk di dalam sel, membuka kembali buku yang baru ia baca 10 halaman itu dengan wajah setengah terjaga.

Langkah kaki mendekat diikuti dengan suara gerincing puluhan kunci yang diikat. Petugas polisi itu kembali untuk menyampaikan sebuah pesan, "Park Hansung, orang ini bukan wanita yang biasa berkunjung. Dia bilang jika kau tidak mau bertemu dengannya, maka mungkin kau dan dia tidak akan pernah bertemu lagi."

Hansung lalu berbalik. "Siapa namanya?"

"Wang Bingyan."

---

Satu, dua, tiga, empat, lima ... Hingga 10 menit lamanya Bingyan menunggu.

Suara derit pintu akhirnya menjawab keresahan hatinya. Seorang pria berseragam tahanan diantar masuk oleh petugas polisi, ia duduk berhadapan dengan Bingyan dengan dua tangan yang terbelenggu.

 Seorang pria berseragam tahanan diantar masuk oleh petugas polisi, ia duduk berhadapan dengan Bingyan dengan dua tangan yang terbelenggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bingyan," Hansung menyapa. Ia memandang seperti tak percaya, pikirannya goyah hingga tak mampu mengungkapkan apa yang saat ini ia rasakan. Yang jelas, ini adalah hari yang selama ini ia impikan.

Tanpa sadar, pipi Hansung sudah basah. Entah sejak kapan air matanya lolos menghujani wajahnya yang pucat, berderai diikuti suara isakan yang tertahan.

Melihat penampilan Hansung yang begitu berbeda, begitu kacau dan nyaris tak ia kenali lagi, Bingyan hanya bisa memendam emosinya dalam-dalam. Sesungguhnya, ia pun ingin ikut menangis.

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang