Security 1, "Apa kau dengar itu?"
Security 2, "Ha? Dengar apa?"
Security 1, "Suara seperti sesuatu yang terjatuh dari arah sana ..."
Security 2, "Tak usah periksa, mungkin kucing. Anak-anak Tuan Wang sedang tidur, jangan berisik."
Security 1, "Tapi tadi itu suaranya sangat keras,---"
Security 2, "Kau mau main kartu?"
Security 1, "Boleh."
Dan semudah itulah Yibo menyelinap keluar dari rumahnya.
🦋
🦋
🦋.
.
.Kingdom Play Mall
Yibo turun dari taksi lalu menyelinap masuk ke dalam gedung. Beberapa pria terlihat keluar dari dalam lift, masing-masing dari mereka memegang senjata tajam dan berwajah bengis. Mudah ditebak bahwa mereka adalah orang suruhan Hansung.
Yibo melakukan panggilan telepon lagi. "Sean? Sean?!"
"..... Parkiran," jawab Sean.
Yibo langsung bergerak menuju area parkir.
Sean terlibat perkelahian dengan orang-orang itu dalam keadaan terluka, dia tidak bisa melarikan diri lebih jauh lagi.
"Akhh!" Ujung pisau bertemu dengan metal aluminum di dalam lapisan leher Sean. Ketika bersentuhan, kedua benda itu menimbulkan bunyi 'takk' dan memberi sensasi ngilu ke seluruh tubuh.
Karena benda itu ditanam di bagian leher belakang, Sean kesulitan mencongkelnya dengan tepat dan malah menyayat sembarangan. Darah mengalir memenuhi pakaian dan pergelangan tangan, tapi benda pelacak itu belum bisa dicabut keluar.
"Sial!" Sean menyerah lalu menekan sayatan di lehernya, mencoba membendung aliran darah yang keluar. Ia bergeser ke belakang salah satu mobil ketika mendengar suara langkah kaki mendekat.
Ponsel Sean menyala, panggilan dari Yibo lagi. Langkah kaki tadi lalu lenyap. Suasana menjadi hening dan mencekam, ia bahkan menahan napasnya sendiri.
Tap!
Suara dari samping, sangat dekat! Sean mengangkat pisaunya dan bersiap menyergap.
"Ini aku!" Yibo menangkap tangan Sean kemudian merebut pisaunya.
Raut lega terpancar di wajah pucat Sean seraya membiarkan tubuhnya jatuh ke sandaran semula. Namun sebaliknya, Yibo terkesiap ketika melihat sekujur tubuh Sean diwarnai noda merah pekat. Jujur saja, meskipun ia adalah mahasiswa kedokteran yang sudah sering melihat darah, tapi apa yang ia lihat ini adalah yang terburuk. Darah segar mengalir ketika Sean tertunduk, membuat sobekan lukanya menganga.
"Aku tidak bisa mencabut benda itu keluar, ... Bisa kau lakukan untukku?" Sean memutar tubuhnya membelakangi Yibo untuk memperlihatkan letak benda yang ia maksud.
"Kau sudah mengeluarkan banyak darah, akan sangat berbahaya jika---"
"Lakukan saja!" Sean menyentak.
Yibo menghela napas penuh, luka yang dibuat Sean sangat kacau dan membuat siapa pun ngilu melihatnya. Yibo membuka sayatan itu dan melihat benda kecil berbentuk piringan tipis seukuran uang koin tertanam di dalam sana.
Karena leher adalah bagian tubuh yang sangat vital dan memiliki banyak jaringan syaraf, menarik benda itu keluar kemungkinan akan sangat beresiko. Apalagi dengan darah yang sudah banyak keluar. "Aku ... Ti-tidak bisa melakukannya."
"Kalau begitu aku saja." Sean merebut pisau itu dan tentu dengan sigap Yibo menepisnya. Ia bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Sean, ia cukup gila untuk menggorok lehernya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]
Fanfic[Gagal Revisi, Dibuang Sayang] Semuanya bermula dari kutukan sang adik, Wang Bingyan, "Aku harap kau juga merasakannya! Aku harap kau akan menjadi seorang gay!" Wang Yibo, seorang homophobic, bertemu dengan 'sang karma', Sean Xiao. Sebuah insiden me...