Pantaskah aku dicintai?
Tentu saja aku pantas. Buktinya, Tuhan memberiku satu.
Melihat Sean kembali, Yibo tersenyum dan segera membukakan pintu mobil. "Cepat sekali?"
"Mn," jawab Sean sambil menerobos masuk. Namun, bukannya mendarat di kursi, ia malah duduk di atas kedua paha Yibo dengan posisi wajah saling berhadapan. Kedua tangan Yibo menjauh dari setir dan berpindah menahan kedua sisi pinggang kecil milik Sean. Karena biasanya Sean tidak pernah berinisiatif melakukan kontak fisik, Yibo sedikit terkejut dan canggung.
"Buka kakimu sedikit," gumam Sean.
Yibo segera mematuhi. Ketika kedua pahanya dibuka lebar, otomatis pantat Sean jatuh terjepit selangkangan Yibo. Yibo lalu menurunkan kursinya sedikit dan menutup jendela mobil.
"Apa kau yakin mau melakukannya di sini?" tanya Yibo agak was-was.
Sean terdiam sambil mengangkat alisnya sebelah. Tangan Yibo turun meraba pantat bulat nan kencang milik Sean hingga ke lekukan paha, ia tersenyum nakal sementara Sean mulai merebakan jemari tangan. Lalu, ...
PLAKK!!
"Kenapa kau menamparku?!" Yibo terkesiap ketika tiba-tiba wajahnya disambut pukulan lima jemari.
"Maksudku, buka sedikit kakimu agar aku bisa duduk nyaman. Aku hanya ingin memelukmu, tidak lebih!" Sean menggerutu.
"O-oh." Wajah Yibo berubah masam ketika ia harus menaikan angel kursinya kembali ke atas. Padahal, pusakanya di bawah sana sudah terlanjur antusias.
Sean menyandarkan kepala ke dada bidang sementara wajahnya menempel di garis leher Yibo.
"Jadi, bagaimana pertemuanmu dengan Hansung?" tanya Yibo.
"Bedebah itu! Dia bilang aku tidak layak dicintai. Jika ini bukan kantor polisi, sudah kurobek mulutnya," ucap Sean kesal.
"Sudah kubilang lebih baik tak usah menemuinya."
"Aku hanya penasaran seperti apa rupanya setelah menjadi orang biasa. Ternyata, memang menyedihkan. Dia terlihat seperti gelandangan. Aku sangat lega," tuturnya.
"Dan apa kau sudah puas sekarang?" tanya Yibo sambil memeluk.
Sean mendongak dan membalas dengan penuh penekanan, "Puas? Tentu tidak. Seharusnya dia ikut pergi ke neraka bersama ayahnya."
"Sudahlah, sekarang hidupmu bukan tentang Hansung dan dendammu lagi. Apa kau lihat orang di depanmu ini? Ya, Wang Yibo. Mulai sekarang, kau harus lebih banyak membicarakanku daripada hal lain. Ayo kita pikirkan masa depan kita?"
"Kau adalah satu-satunya keberuntungan yang kumiliki. Wang Yibo, kau tidak akan pergi dariku, 'kan?" Sean memeluk erat dan menatap penuh harap.
"Keberuntungan hanya datang pada waktu tertentu dan akan hilang jika masanya sudah berakhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]
Fiksi Penggemar[Gagal Revisi, Dibuang Sayang] Semuanya bermula dari kutukan sang adik, Wang Bingyan, "Aku harap kau juga merasakannya! Aku harap kau akan menjadi seorang gay!" Wang Yibo, seorang homophobic, bertemu dengan 'sang karma', Sean Xiao. Sebuah insiden me...