---
"Siapa disana?! Pencuri??" Yibo mengambil patung kecil berbahan kayu dari lemari pajangan, memantapkan kedua kakinya untuk menyergap.
Ketika ia hendak melangkah, seseorang menepuk bahunya dari belakang, membuatnya dengan refleks langsung menghantamkan patung itu ke bagian kepala.
*Gedebuk!
"Siapa?!" Yibo menyalakan lampu dan mendapati si wanita perawat tergeletak di lantai, tak sadarkan diri.
"Nona? Nona?!" Yibo memeriksa wanita itu, barangkali ada darah yang keluar akibat pukulannya tadi.
Keningnya mulai menampakan memar dan itu artinya, tidak ada cedera serius di tempat lain mengingat ia hanya melepaskan satu kali pukulan.
Yibo menahan napas sambil memaku pandang ke arah lorong gelap di depannya. "Jika itu bukan si perawat, jadi … Siapa yang berdiri di sana tadi? Apa mungkin … Orang sakit di dalam basement itu? Bukankah dia seharusnya tidak bisa keluar?"
Yibo membaringkan wanita itu di sofa lalu mengambil sebuah potongan plastik bening bekas bungkusan snack lalu menempelkannya ke jari jempol wanita itu, mengambil sidik jari. Ketika ia selesai, wanita itu terbangun sambil meringis kesakitan. "Kau! Apa kau memukulku?!"
Yibo terkesiap dan segera memasang sikap. "I-iya. Kukira kau pencuri. Maafkan aku!"
"Apa yang kau lakukan di dekat pintu basement?!" Wanita itu memandang curiga.
"Aku seperti mendengar seseorang berjalan di lorong itu, aku mendekat karena curiga kalau itu pencuri. Lalu tiba-tiba kau mengagetkanku dan membuatku memukulmu! Aku benar-benar tak sengaja!"
"Mendengar seseorang berjalan di lorong?" Wanita itu lalu tertegun.
"Ya! Jika itu bukan kau, apa mungkin itu hantu?"
"Tidak ada hantu di rumah ini!"
Yibo tidak berhenti. "Atau bisa jadi pasienmu yang di dalam basement itu?" terkanya.
"Itu lebih mustahil lagi!"
Yibo menaikan sudut bibirnya, ia merasa wanita ini sangat mudah untuk dipermainkan. Tidak akan sulit membuatnya bicara lebih banyak. Seperti yang sempat Hansung sampaikan pada Yibo, dalam salah satu keterangan dari sekian banyak peraturan yang disebutkan, bahwa segala hal mengenai 'pasien di dalam basement' adalah topik pribadi. Bahkan Bingyan pun hanya menerima secuil informasi tentang hal ini.
"Bagaimana bisa mustahil? Dia punya kaki, bisa berjalan."
Wanita itu kemudian menjelaskan, "Kedua kakinya dirantai. Mesin pemindai di pintu itu hanya menerima sidik jariku dan Tuan Hansung. Tidak ada yang bisa keluar masuk dari basement selain kami. Dan dengan keadaan lemah begitu, apa memungkinkan baginya untuk bergerak dari ranjang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]
Fanfic[Gagal Revisi, Dibuang Sayang] Semuanya bermula dari kutukan sang adik, Wang Bingyan, "Aku harap kau juga merasakannya! Aku harap kau akan menjadi seorang gay!" Wang Yibo, seorang homophobic, bertemu dengan 'sang karma', Sean Xiao. Sebuah insiden me...