W3L 18

5.5K 720 116
                                    

"Dia adalah Sean Gege! Coba kau lihat kemari!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dia adalah Sean Gege! Coba kau lihat kemari!"

"Bukan! Bukan! Kau salah orang!" Sean mengelak sambil berusaha melepas tangan Bingyan darinya.

Sementara Yibo bangkit berdiri, Bingyan menarik badan Sean sepenuhnya dari belakang.

Deg.
.... Deg.
Deg.

Jantung Yibo meletup-letup ketika wajah itu kini nampak jelas di depan mata. "Sean?"

"SUDAH KUBILANG KAU SALAH ORANG!" Sean menyentak.

"Bingyan, lepaskan dia," suruh Yibo.

Bingyan, "Tapi,-"

Sean, "Kau dengar dia bilang apa?! Lepaskan aku!"

Dengan bingung Bingyan lalu melonggarkan tangannya dan saat itu juga, Sean bersiap meluncur, namun naas ...

"HEYYYYY!!!"

Yibo menyambar tubuhnya dan ia kaitkan ke bahu.

"Apa yang akan kau lakukan?!Turunkan aku!" Sean memukul punggung Yibo berkali-kali. Namun seolah tidak perduli dengan rasa sakit, Yibo tetap berjalan teguh menuju ke satu ruangan.

Bugh!

Sean diturunkan di atas sofa, lalu dengan sigap Yibo mengikat kedua tangan Sean menggunakan dasi.

Sean memberontak marah, "Apa maksudnya ini?"

"Untuk membuatmu berhenti bergerak," jawab Yibo sambil mengunci pintu lalu kembali menghampiri Sean.

"Kau benar-benar salah o-"

Gap!

Tiba-tiba Yibo memeluk, memeluk tubuh Sean kuat. Rasanya ia akan meledak detik ini juga. Entah perasaan macam apa yang mengaduk isi kepalanya, yang jelas sejurus kemudian ia menangis. Yibo menangis keras, tersedu-sedu hingga sulit bernapas. Tangannya mengelus kepala Sean, dan satunya lagi bertahan mendekap punggung. Air matanya berjatuhan membasahi bahu kecil Sean yang meringkuk.

"Berhentilah menangis. Bajuku jadi basah," keluh Sean sambil mendorong Yibo dengan bahunya.

Yibo mengusap kedua matanya yang memerah lalu mengajukan pertanyaan, "Ke mana saja kau selama ini?"

Jika ditanya demikian, senjata 'Anda salah orang' sudah tidak bisa Sean gunakan lagi. 

Yibo menangkup kedua pipi Sean dan menatapnya sedih. "Ke mana saja kau selama ini?" ulangnya dengan suara lirih.

Namun, bukannya menjawab, Sean hanya memalingkan wajah. Sikap itu membuat Yibo kesal dan kehilangan kesabaran. Ia mendorong Sean mundur, mengantarkan bibirnya ke bibir Sean dan menanamkan sebuah ciuman ganas.

"Hmph---"

Karena kedua tangannya diikat, Sean tidak bisa berbuat banyak dan hanya mengerang dalam hati. Tubuhnya dibaringkan di atas permukaan sofa, Yibo merayap naik tanpa memutus ciumannya dan mulai mengacaukan rambut kepala Sean, meremas serta mengusapnya kuat.

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang