«----»
"Apa yang kau lakukan?!"
"Dia pantas untuk mati," jawab Sean.
Yibo merangkak keluar, ia sengaja menabrak Sean lalu cepat-cepat memeriksa kondisi Suster Kim.
Wanita itu masih bernapas namun darah dari luka sobekan di lehernya terus mengalir.
Yibo mengangkat Suster Kim lalu membaringkannya ke atas ranjang.
Sean nampak terganggu. "Kau mau apa?"
"Menyelamatkannya," sahut Yibo sambil mengobrak-abrik peralatan medis dari laci, mengambil kain untuk menekan aliran darah dan menyiapkan selang oksigen.
Melihat tindakan Yibo yang terlihat yakin dan teratur, Sean tertarik untuk menonton dari dekat. "Kau tahu apa yang sedang kau lakukan?"
"Ayahku seorang dokter, aku tahu sedikit tentang tindakan pertolongan pertama."
"Biarkan saja, dia mungkin akan mati karena kehilangan banyak darah."
"Apa kau gila?!" Yibo membentak sambil melemparkan kotak tisue ke wajah Sean, memandang marah. "Kau hampir saja menjadi seorang pembunuh! Kenapa kau melakukannya?!"
Sean menjawab dengan tenang, "Untuk mendapat akses keluar masuk ruangan. Aku hanya butuh jarinya saja, boleh aku memotongnya?"
Yibo menelan ludah, ia merasa tergertak tetapi enggan meloloskan ekspresi itu di wajahnya. Ia tidak boleh terlihat lemah dan membiarkan Sean mengambil alih situasi.
Wajah Sean yang terlihat polos dan tak berdaya itu rupanya hanya hiasan semata. Yibo tak menyangka ia akan bertemu dengan sisi lain dari seorang Sean Xiao. Jadi, mungkin inilah 'sakit' yang dimaksud oleh Hansung.
Sementara Yibo sibuk menjahit bagian leher yang terluka, mata Sean terus memandangi jemari Suster Kim sambil meremas-remas tangannya sendiri. Gerakan itu membuat jantung Yibo berdegup kencang, takut jika tiba-tiba Sean menyambar Suster Kim dan melakukan mutilasi di depan matanya sendiri.
"Sean!"
"Hm?" Sean menyahut.
"Tolong jangan sentuh wanita malang ini. Kau tak perlu memotong tangannya untuk membuka pintu. Apa kau tahu bahwa pembunuhan adalah perbuatan yang sangat keji?"
Sean memiringkan kepala sambil menatap wajah Suster Kim yang dipenuhi bercak darah. "Keji? Wanita ini melakukan hal yang keji padaku. Kenapa aku tak boleh membalas?"
"Dia memberimu racun itu atas perintah dari Hansung, dia melakukannya karena mungkin tak ada hal lain yang bisa ia lakukan untuk menghasilkan uang. Kau harus berpikir lebih luas, mengerti?!"
"Dia tidak hanya memberiku obat yang salah, tapi juga telah menyetubuhiku!" Sean membeberkan.
"H-ha?!" Yibo terkesiap. "K-kau bilang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]
Fanfic[Gagal Revisi, Dibuang Sayang] Semuanya bermula dari kutukan sang adik, Wang Bingyan, "Aku harap kau juga merasakannya! Aku harap kau akan menjadi seorang gay!" Wang Yibo, seorang homophobic, bertemu dengan 'sang karma', Sean Xiao. Sebuah insiden me...