W3L 06 🦋✨

6.4K 841 32
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Sebuah kejutan yang benar-benar mengejutkan. Yibo berhadapan langsung dengan sosok yang baru saja hinggap dalam pikirannya.

Sean berdiri tegak dengan tatapan membidik, dan apa yang baru saja ia ucapkan adalah kejutan lain selain fakta bahwa ia bisa keluar dari dalam basement.

"Kau bisa bicara. KAU BISA BICARA?!" Yibo memekik shock hingga terjatuh dari atas sofa. Panik, takut, dan bingung berebut tempat di wajahnya.

"Bagaimana kau bisa masuk ke ruanganku?!" ulang Sean.

"Dan bagaimana kau bisa keluar?!" balas Yibo.

Kepanikan lain muncul ketika pintu rumah tiba-tiba terbuka.

Hansung menggandeng Bingyan masuk sambil menenteng beberapa kantong belanjaan.

"Gege?" panggil Bingyan pada sosok Yibo yang kepalanya menyembul dari balik sofa—posisi sofa membelakangi pintu.

Yibo memperbaiki posisi duduknya lalu menoleh. "Mn, Apa?"

Bingyan melemparkan satu kantong ke arahnya. "Makanan dan baju hangat untukmu."

"Terima kasih," ucap Yibo lalu tersenyum. Namun tiba-tiba Bingyan berbalik, menatap Yibo pandangan menyelidik. Reaksi itu sontak membuat Yibo gelagapan, ia menarik selimut untuk menutupi Sean yang bersembunyi meringkuk di sampingnya.

"Apa kau baru saja bilang 'Terima kasih' lalu tersenyum padaku, Yibo Gege?" Bingyan mendadak merasa ngeri.

Yibo baru sadar bahwa sikap normal itu justru membuatnya terlihat tidak natural.

Bingyan hendak berjalan ke arahnya tetapi Hansung menahannya dan berkata, "Aku mengantuk, ayo tidur."

Yibo mendukung, "Iya, tidur sana!"

"Kau terlihat mencurigakan! Awas saja kalau—"

Hansung lekas menyeret Bingyan pergi. "Sudah, jangan berisik."

"Huh!" Bingyan melotot ke arah Yibo sebelum mengilang di ujung tangga.

"Aku akan teriak." Yibo berucap pada buntelan selimut di bawahnya.

"Teriak apa?" sahut Sean sambil menyembul ke luar.

Yibo menyeringai. "Teriak memanggil Hansung, memberitahunya kau lepas dari kandang."

Sean membuang selimut itu lalu duduk sejajar, menyambut tatapan menantang dari Yibo. "Apa yang kau inginkan?"

Yibo tersenyum bangga sambil menyandar ke bahu sofa, duduk rileks sembari memutar alur strategi. "Mudah saja. Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan dengan semua jawabannya?"

"Aku akan menjadikannya senjata untuk mengeluarkan adikku dari rumah ini."

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang