W3L 11

5.4K 748 48
                                    

   🦋
🦋🦋
      🦋
🦋
   🦋
🦋

.........

"Hansung?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hansung?"

"Aku datang untuk Sean."

Yibo terhuyung ke belakang. "Kodok pucat ini tahu kalau Sean ada di rumahku? Bagaimana bisa?!"

"Ba-bagaimana kau bisa ada di sini? Bukankah seharusnya kau tidak bisa bepergian ke luar negeri karena sedang dalam pemeriksaan kasus penusukan itu?!"

"Aku berpeluang membatalkan status sebagai tersangka, dan telah menyiapkan laporan dengan nama Sean atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap suster Kim juga Bingyan. Aku punya rekaman CCTV kejadian waktu itu. Tapi sebelumnya, aku ingin mengambil sesuatu yang telah ia curi dariku. Apa kau keberatan jika aku menemuinya?" Hansung maju selangkah menyentuh ambang pintu. Dari raut wajahnya, nampaknya ia telah mengetahui sesuatu.

"Apa mungkin ... flash disk itu?" Yibo mendadak tegang.

Tanpa mau repot meminta izin pada si tuan rumah, Hansung lekas menerobos masuk ke dalam. "Kau tahu benda itu? Apa kau melihat isinya? Apa benda itu ada padamu?" tanyanya sambil berjalan dan melihat sekitar.

Yibo menggelengkan kepala. "Sean sudah memegang benda itu kembali."

"Antarkan aku padanya," pinta Hansung.

"Tunggu," Yibo menahan Hansung. "Apa isi flash disk itu juga berhubungan denganmu? Kenapa kau terlihat sangat panik ketika aku menyebutnya? Kenapa harus datang mengambilnya secara pribadi? Kau dan Sean, ... Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan?"

"Bukan urusanmu," jawab Hansung lalu melanjutkan langkahnya kembali, mengamati keadaan rumah. Hanya beberapa langkah sampai kemudian ia melihat sosok Bingyan melintas dalam pandangan. 

"Han-Hansung? Hansung!" Bingyan terhenyak. Tanpa berpikir lagi, ia langsung berlari dan melemparkan tubuhnya pada Hansung, memeluknya kuat. Ia pikir ia sedang berhalusinasi, namun kini Hansung benar-benar nyata dalam sentuhannya. Ia ada di sini. Bingyan menahan tangis menyadari betapa ia merindukan orang yang ia cintai itu.

"Bingyan." Hansung pun tak bisa menahan diri, tubuh mungil Bingyan ia dekap erat. Bingyan menangis di bahu Hansung dan mengungkapkan kerinduan yang selama ini ia pendam.

Di tengah adegan itu, Yibo langsung mengendap masuk ke dalam kamarnya.

Brak!

Pintu ia tutup dan kunci.

"Aku berhasil menemukannya!" seru Sean sambil mengayunkan Flash Disk itu di tangannya.

"Bagus. Sekarang cepat pergi dari sini."

"Tidak sabaran sekali, ini kan sudah mau malam. Bagaimana kalau aku pergi besok saja? Oke?" pinta Sean dengan wajah memelas yang dipaksakan.

Yibo menangkap kedua bahu Sean lalu berkata, "Hansung di sini."

WHAT IF I'M IN LOVE?! [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang