20. Xiaojun

1.9K 181 14
                                    

Sebelum ke rumah Xiaojun, Yeri menyempatkan diri pergi ke klinik 24 jam guna mengobati lutut dan kedua tangannya. Mengikuti arahan alamat yang ia dapatkan dari staff TU, Yeri kini tiba disebuah rumah yang bisa dibilang sangat sederhana. Meski halamannya kecil namun tertata dengan rapi.


Tok.. Tok...



"Permisi... " ucap Yeri mengetuk pintu, butuh dua kali ketukan sampai ia mendengar jawaban dari dalam rumah.

"Iyaa" Yeri sama sekali tidak menyangka bahwa yang akan membukakan pintu adalah seorang nenek.

"Sore Nek, benar ini rumah Xiaojun?" tanya Yeri sesopan mungkin.

Mengamati sebentar seragam yang dipakai Yeri, nenek itu pun menganggukkan kepala, "apakah kamu teman sekolah Xiaojun?".

"Iya nek, saya teman sekelasnya, Xiaojun nya ada nek?".

"Biasanya pulang sekolah Xiaojun pergi bekerja paruh waktu. Ada perlu apa ya? Bukankah tadi seharusnya kalian bertemu di sekolah?"

Mengernyitkan alis, sebelum akhirnya Yeri paham dan menampilkan senyum kecil, "iya kami bertemu, tetapi saya lupa untuk mengembalikan buku catatan milik Xiaojun, karenanya saya kesini" ucap Yeri mengarang alasan.

"Oh begitu, uhuk... uhuuk... " melihat sang nenek mengalami batuk yang lumayan parah, sambil tertatih Yeri segera menuntunnya kembali masuk ke rumah.

"Saya ambilkan minum ya Nek" ucap Yeri meminta ijin.

"Iya uhuuk...uhuuk.., ada di belakang" balas nenek Xiaojun menunjuk arah dalam rumah.

Melihat kondisi nenek Xiaojun yang tengah sakit, Yeri jadi tidak tega untuk meninggalkannya, bahkan ia berusaha melupakan denyut nyeri di lututnya. Alhasil gadis itu memutuskan untuk tinggal sedikit lebih lama, tak lupa juga memesan makanan untuk sang nenek.

"Oh iya, nenek belum tau nama kamu?" tanya nenek Xiaojun yang kini sudah duduk bersandar di tempat tidur dengan Yeri yang menyuapinya makan.

"Nama saya Yerim, nek. Tapi biasa dipanggil Yeri" terang Yeri.

Tersenyum ramah, nenek Xiaojun membelai rambut Yeri pelan, "nama yang cantik sesuai dengan orangnya".

"Makasih nek" balas Yeri tersenyum lebar, "Xiaojun memang selalu pulang malam ya nek?" lanjut Yeri bertanya menatap jam dinding yang ada diruangan itu.

"Biasanya tidak terlalu malam, tapi akhir-akhir ini melihat kondisi nenek memburuk dia selalu pulang hampir pagi. Dia bilang mengambil jam lembur agar bisa membawa nenek ke rumah sakit" terang nenek Xiaojun menundukkan kepala.

Melihat raut sedih di wajah nenek Xiaojun, Yeri segera menggenggam kedua tangan wanita renta itu.

"Maaf sebelumnya nek, kalau boleh saya tau, orang tua Xiaojun dimana ya?"

Tak langsung menjawab, nenek Xiaojun terlihat tengah menerawang seolah teringat dengan masa lalu.

"Keduanya sudah meninggal karena kecelakaan sejak Xiaojun kecil. Setelahnya anak itu nenek yang rawat, namun karena keterbatasan fisik nenek, dia terpaksa bekerja sebelum waktunya demi membantu nenek. Bahkan untuk sekolah, anak itu selalu berusaha mencari beasiswa. Terkadang nenek sangat khawatir dengan sekolahnya jika ia harus pulang malam terus seperti ini, tapi dia selalu meyakinkan nenek bahwa sekolahnya baik-baik saja dan ia akan berusaha untuk mendapatkan beasiswa untuk perguruan tinggi" Yeri segera mengusap pundak nenek Xiaojun ketika melihat raut sedih di wajah wanita itu.

"Nenek tenang aja, Xiaojun itu anak yang pintar, pasti dia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi" ucap Yeri menenangkan.

Karena dirasa hari sudah mulai malam, gadis itu pun memutuskan untuk pamit pulang.



Be With You -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang