duapuluhempat

1.4K 156 45
                                    

Kaget gaaaa? Aku double sebagai permintaan maaf jarang banget up hehe

Happy reading~

🌈🌈🌈🌈



"eunsang"

Panggilan itu membuat eunsang mengalihkan pandangannya kepada sang bunda dan ayahnya di depan pintu.

"Kenapa?" Tanya eunsang. Ia tengah mengerjakan pr matematikanya dengan di temani snack chitatonya.

Wooseok berjalan mendekati eunsang sementara jinhyuk menahan mati matian agar tidak meledak saat itu juga.

Wooseok mengusap punggung anaknya lembut, eunsang mengernyitkan dahinya.

"Kenapa bun-" ucapannya terhenti saat manik indahnya menatap benda di tangan sang bunda.

Itu testpack

"Bunda..." Eunsang menatap bundanya sayu, matanya berkaca kaca. Eunsang bisa melihat sorot mata kecewa sang bunda yang tengah menatapnya.

"Jelaskan lee eunsang" kini pandangan eunsang beralih menatap sang ayah di ambang pintu, kayaknya urusannya akan panjang.

Eunsang menundukan kepalanya "maaf" sepatah kata itu berhasil membuat hembusan nafas keras dari jinhyuk.

Apa ini yang orang tuanya rasakan 17 tahun lalu? Gagal menjadi seorang ayah, dan gagal menjadi seorang bunda.

"Berapa lama?" kali ini wooseok bertanya, di sertai senyuman manisnya yang sangat lembut. Namun senyumnya penuh dengan kekecewaan.

Eunsang menatap manik sang bunda, matanya berair entah sejak kapan. Sungguh ia ketakutan saat ini juga, bibirnya bergetar. Bahkan untuk menjawab pertanyaan sang bunda saja cukup membuatnya ketakutan.

"Lee eunsang"

Eunsang membuka bibirnya, hendak mengatakan sesuatu. Tetapi rasanya sulit, lidahnya kelu dan jantungnya berdegup ketakutan.

Kedua tangannya bergerak meremas ujung piama yang ia kenakan. Hari ini tepat 1 minggu minkyu pergi dari rumah membawa sejuta amarahnya.

Dan hari ini tepat pukul 10 pagi

10 pagi apa siang? Yaudah bomat.

Eunsang tidak akan melupakan pertanyaan yang paling sulit ia jawab ini.

"Lee eunsang!" Suara jinhyuk meninggi, eunsang dengan reflek menarik selimut halus bergambar frozen miliknya, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Isakan keluar dari bibir eunsang, wooseok menghela nafas. Menatap jinhyuk yang sepertinya sudah sangat lelah dengan ini semua.

Awalnya jinhyuk senang menemukan testpack di laci kecil di kamarnya dan wooseok. Ia berlari memeluk istri manisnya dengan gembira saat itu.

Jinhyuk fikir itu milik wooseok, nyatanya ketika wooseok mengatakan itu milik eunsang rasanya jantungnya mencelos dari tempatnya, ingin berteriak membentak eunsang.

Dan pada akhirnya kedua orang tua itu menghampiri kamar sang anak.

Dan sekarang wooseok hanya bisa menatap jinwoo yang sibuk menunduk di depan mereka. Mereka bertiga duduk di ruang tamu sembari mendengarkan rartusan kali kata 'maaf' yang keluar dari bibir jinwoo.

Jinwoo terus menyalahkan dirinya karna tidak becus menjaga kakanya.

Wooseok sudah terlalu lelah menangis, bahkan air matanya sudah terkuras habis. Jinhyuk juga, ia hanya bisa pasrah meratapi dunia yang terlalu kejam.

byeongari🐤 [pdx101]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang