Hidup Luna porak poranda, setelah beruntun kesialan terjadi padanya, akibat pertemuan tak sengajanya dengan cowok aneh, jutek, galak tak tau diri.
" Hahahaha, apa gue bilang, lo sih liat cowok cakep dikit langsung terpesona. Dia itu setan berwajah...
Luna tak habis pikir dengan Fabian. Apa sih yang ada di otaknya. Sembarangan menunjuk orang.
Luna bersiap-siap pulang. Dia sudah berganti baju dengan kaos oblong polos berwarna dusty pink. Sambil menenteng jaket dan tasnya dia keluar dari Kopi Malini.
Luna terkejut mendapati Fabian serius dengan ucapannya bahwa dia menunggu Luna pulang kerja. Atau jangan-jangan Fabian hanya akan klarifikasi bahwa kejadian tadi siang adalah hanya asal ngomong saja agar Cintya tak mengganggunya.
Luna berjalan santai tanpa memperdulikan Fabian yang duduk di motornya sambil mainan ponsel.
Ketika Luna melewati Fabian, Fabian refleks langsung menyimpan ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Elo tu ya, ditungguin malah ngeloyor pergi. "ucap Fabian menganggetkan Luna.
Ha?! Jadi beneran Kak Bian nungguin gue? Gak mimpi kan gue? Batin Luna menahan senyum.
" Kakak nungguin aku? "tanya Luna sok polos.
" Lo pikir?! "Fabian malah balik bertanya dengan ketus.
Jutek amat sih ni cowok, tapi malah makin ganteng sih kalau lagi jutek, batin Luna lagi.
"Tapi aku udah pesen ojek online kak." jawab Luna.
"Batalin! kalau terlanjur kesini biar aja nanti gue yang bayar. "ucapnya.
Luna bingung, dia menengok kesana kemari, mencari-cari siapa tahu ada kamera tersembunyi yang lagi ngeshoot mereka untuk acara prank yang lagi musim.
"Nyari apaan sih? Udah dibatalin belum?" tanya Fabian tak sabar.
"Iy.. Iya ini kak udah. "sungut Luna kesal dibentak-bentak.
" Ya udah naik! Tunggu apalagi?! "perintah Fabian.
Ya ampun, dia ini siapa sih. Main bentak dan merintah seenaknya. Temen bukan, kakak bukan, pacar apalagi,batin Luna.
Tapi herannya Luna nurut saja disuruh. Sebenarnya sebal tapi senang kan lo Lun. (author said :D)
Luna naik ke boncengan Fabian. Lalu Fabian menjalankan motornya.
Sepanjang perjalanan mereka membisu. Saling menyelami pikiran masing-masing.
Luna benar-benar bingung campur senang. Bingung karena kenapa tiba-tiba Fabian jadi begini. Senang karena ini yang diharapkan semua cewek-cewek di sekolahnya. Bisa berdekatan bahkan diboncengin seorang Fabian Dewandaru.
Fabian menepikan motornya.
"Turun! "ucapnya.
Luna bingung, tapi menuruti Fabian.
"Buruan masuk!" suruh Fabian lagi.
"Masuk kemana kak? "tanya Luna masih bingung.
" Ya masuk ke rumahlah. Ini kan rumah lo! "ucap Fabian.