9

91 6 0
                                    

Sore itu Fabian kembali mengunjungi Kopi Malini. Awalnya Luna kaget. Tapi kemudian berusaha mengontrol degupan jantungnya.

Luna masih heran dengan sikap Fabian. Tapi dia senang-senang saja sih. Kapan lagi ya kan memandang wajah ganteng Kak Bian dari dekat.

"Mau pesan apa kak? "sapa Luna profesional.

"Es kopi! Gak pake lama!" jawab Fabian ketus.

"Baik kak. "jawab Luna sabar.

Luna lalu masuk untuk menyiapkan pesanan Fabian.

" Kalo bukan lagi jadi tamu disini udah gue timpuk! "Luna ngomel-ngomel.

" Kenapa lo? Pms? "tanya Rina.

" Gak! "jawab Luna jutek.

" Oh pasti gara-gara cowok ganteng di depan ya? Sini biar gue aja kalo lo gak mau ngelayanin. "tawar Rina dengan mata berbinar.

"Nih, dengan senang hati." jawab Luna sambil menyerahkan pesanan Fabian kepada Rina.

Ketika Rina sampai di meja Fabian. Fabian nampak masam karena yang mengantar bukan Luna.

"Mana dia? Saya mau yang mengantar pesanan saya dia. "ucap Fabian datar.

" Luna baru ke belakang kak. "jawab Rina gugup. Ternyata memang beneran jutek seperti yang diceritakan Luna.

Fabian tak percaya begitu saja. Dia melongok ke dalam lewat kaca. Luna langsung menyembunyikan badannya dibalik etalase.

" Bawa lagi aja! Saya mau dia yang kesini!Atau saya perlu komplain ke ownernya?"lanjut Fabian yang membuat Rina kesal setengah mati. Lalu beranjak kembali ke dalam sambil membawa lagi pesanan Fabian.

Bahu Luna nampak berguncang naik turun. Dia seperti sedang terkikik menahan tawa.

"Sialan! Ganteng-ganteng monyet! "Gantian Rina yang ngomel sekarang.

" Nih, anter! Pawangnya aja sableng pantes kalo pasiennya juga sama! "rutuk Rina.

" Hahahaha, apa gue bilang, lo sih liat cowok cakep dikit langsung terpesona. Dia itu setan berwajah malaikat tau! "cerocos Luna.

" Udah buruan sono anter! Tar ngamuk lagi,berabe kan. "Rina mendorong bahu Luna.

Mau tidak mau Luna mengantar pesanan Fabian.

" Silahkan kak. "ucapnya.

" Kenapa gak dari tadi elo yang nganterin? Lo bikin gue nunggu! Itu artinya lo buang-buang waktu berharga gue!"omel Fabian.

Luna melongo mendengar omelan Fabian. Ini orang aneh banget sih. Di cafe ini tak ada keharusan yang mengantarkan pesanan adalah orang yang mencatat pesanannya juga.

Luna mengepalkan tangannya jengkel. Ingin rasanya Luna menyubalkan nampan yang dibawanya ke mulut pedas Fabian.

Tapi nanti kalau jadi gak cakep lagi gimana? Batin Luna ngelantur.

Luna menghela nafas lalu menjawab perkataan Fabian.

"Maaf Kak, tadi aku ke belakang dulu, biasa kebelet. Emang kakak mau kalau aku paksain anter tar aku ngompol disini gimana hayo?"jawab Luna asal.

Sebelum Fabian membalas kata-kata Luna, tiba-tiba datang Cintya.

"Fabian! Ternyata kamu disini, aku nyariin kamu dari tadi. Tau gitu kan bareng kesininya. "ucapnya sambil bergelayut manja di bahu Fabian.

Fabian menatap Luna. Melihat ekspresi di wajah Luna. Tapi tak ada apa-apa. Luna nampak biasa saja. Padahal Fabian mengharapkan reaksi Luna. Cemburu misalnya. Ngarep.com. :D

My Bad Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang