Hidup Luna porak poranda, setelah beruntun kesialan terjadi padanya, akibat pertemuan tak sengajanya dengan cowok aneh, jutek, galak tak tau diri.
" Hahahaha, apa gue bilang, lo sih liat cowok cakep dikit langsung terpesona. Dia itu setan berwajah...
Jam 9 lebih 10 menit Luna sampai di tujuannya. Sebuah bangunan semi klasik berwarna pucat. Seperti bangunan rumah Belanda.
"Maaf terlambat. "ucap Luna ketika memasuki bangunan itu.
"Kebiasaan deh lo." jawab seorang cowok yang sedang mengepel lantai.
"Nunggu ojeknya lama tadi."jawabnya sambil langsung masuk ke belakang.
Luna sudah berganti baju. Kemeja warna putih, lengkap dengan celemek di sebatas pinggang hingga pahanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luna adalah server di sebuah kedai kopi bernama Kopi Malini. Dia part time disitu karena Luna sendiri sebenarnya masih SMA.
Dia hanya bekerja sore hari, kecuali hari Sabtu-Minggu saat sekolahnya libur, dia bisa memilih pagi atau sore.
Dia baru bekerja sekitar 3 bulan yang lalu. Tanpa sengaja membaca info lowongan kerja yang tertempel di kaca Kopi Malini saat dia dan Rumi hendak membeli es kopi disitu sepulang sekolah.
Lokasi Kopi Malini memang tak jauh dari sekolah Luna. Dan es kopinya adalah favorit anak-anak SMA nya. Terutama yang berduit dan berpatok pada gengsi.
Sedangkan di samping sekolah juga ada, tapi warung kopi biasa, dengan tembok dari triplek dan papan. Kalau anak SMA Luna lebih mengenal dengan warkop Nyak Babeh. Karena pemiliknya sepasang suami istri asli Betawi.
Kalau disitu kebanyakan cowok-cowok yang nongkrong, terutama yang lagi pada bolos sekolah.
Luna mengelap meja dan etalase, persiapan sebelum buka. Sabtu ini dia memilih untuk masuk pagi. Karena sore nanti Rumi mengajaknya nonton.
Setelah kedai di buka, beberapa pengunjung sudah nampak berdatangan.
"Luna, gue pesen es kopi dong, 2 ya!" panggil seorang pengunjung yang ternyata teman sekolahnya.
"Oke ditunggu. "jawab Luna.
Setelah siap, Luna membawanya ke meja mereka.
"Lo rajin amat sih Lun, libur gini tetep kerja." ucap teman sekolahnya itu.
"Biar cepet umroh ! "jawab Luna sekenanya.
"Aamiin." ucap teman-temannya sambil terkekeh.
"Dasar sableng lo! "maki temennya.
Luna hanya terkekeh. Luna memang begitu. Sifatnya jahil, santai seperti tanpa beban,tipikal cewek tomboi. Dan setiap kata yang keluar dari mulutnya jarang ada yang bener.
"Lun meja 3." ucap Adit teman kerjanya yang menaruh nampan berisi 2 cangkir kopi panas dan sepiring pancake saus karamel.
"Siap."Luna mengambilnya lalu membawanya ke meja 3.
"Silahkan kak. "ucap Luna meletakkan pesanan sambil tersenyum.
Hari-hari Luna selain bersekolah ya seperti itu. Dia menjalaninya tanpa beban, tanpa rasa malu. Padahal tak jarang beberapa temannya memandang sebelah mata. Meremehkannya. Tapi Luna tak peduli. Yang penting dia cari uang halal, yang penting dia tidak berbuat kriminal itu sudah cukup.
Luna selalu menunjukkan rona bahagia. Bahkan orang-orang yang dekat dengannya akan tertular virus bahagia bila sedang bersamanya. Cewek yang penuh optimisme.
Jarang sekali dia terlihat murung. Dia selalu ingat kata-kata ayahnya. "yang dibagi bahagianya saja, sedihnya biar kita simpan sendiri. Dengan begitu orang tidak akan meremehkanmu." ucap ayahnya kala itu.
"Heh ngelamun aja. "Rumi menepuk bahu Luna yang membuat cewek itu sedikit terlonjak.
"Ngagetin aja lo." ucap Luna.
"Mikirin apaan sampai gak nyadar gue udah di sebelah lo?"tanya Rumi kepo.
"Mikirin piaraan gue. "jawab Luna.
" piaraan? Piaraan apa? Emang lo punya? "tanya Rumi beruntun.
" Punya, ni diperut gue. "tunjuk Luna ke perutnya.
Rumi bingung mencerna jawaban Luna tapi dia melihat ke arah perut Luna juga.
" Cacing. Mereka belum pada gue kasih makan. "Lanjut Luna.
" Sialan! "umpat Rumi.
"Ya udah sono buruan ganti, udah jam pulang lo kan ini." lanjut Rumi mendorong bahu Luna untuk segera ke staff room.
Jam dinding besar di Kopi Malini sudah menunjukkan jam 3 sore. Tandanya shif Luna telah berakhir.
Luna memutuskan untuk mandi sekalian di kedai. Nanti yang ada dia dikira asisten rumah tangganya Rumi. Rumi sudah siap dengan dandanan lengkap. Karena sifat Rumi sangat bertolak belakang dengan Luna. Rumi cewek yang feminin. Tapi sablengnya sama sih. :p Mungkin itu yang membuat mereka bisa cocok dan dekat.