17

80 6 0
                                    

Fabian sedang main gitar di warkop Nyak Babeh. Ketika seorang cewek manis berambut ikal panjang kecoklatan menghampirinya.

"Bi?"panggilnya.

Fabian sedikit terkejut dengan kedatangan cewek itu. Tapi berusaha tetap biasa.

"Gue duduk ya. "lanjut cewek itu.

Fabian mengangguk sambil meletakkan gitar di sebelahnya.

"Lo gak nyariin Luna?" tanya cewek itu yang membuat Fabian sedikit mengangkat sebelah alisnya.

"Luna?" tanya Fabian.

"Sepertinya dia sedang kalut Bi, buruan cari. " ucapnya.

"kalut? Maksud lo?" tanya Fabian bingung.

"Tadi dia habis dimaki habis-habisan sama Cintya. Gue denger semua, karena gue ada di tempat yang sama."jelas cewek itu.

Wajah Fabian mengeras. Tapi dia tak bersuara.

"Gue lagi di dalam toilet pas kejadian. Sebenarnya gue mau keluar tapi gue urungin. Gue bukannya gak mau nolong, tapi lo tau Cintya kan. "jelasnya.

"Trus sekarang Luna dimana?" tanya Fabian.

"Gue gak tau Bi, tapi kata Rumi, Luna gak masuk kelas setelah istirahat tadi." jelas cewek itu.

"Buruan cari. Kasian, Cintya tak seharusnya ngomong begitu sama dia. "lanjutnya.

" Emangnya Cintya bilang apa rel?"tanya Fabian kepada cewek itu yang ternyata Aurel, mantan pacarnya.

Mereka putus karena sikap Fabian yang acuh tak acuh. Sepertinya Fabian hanya menjadikan Aurel sebagai tameng dari cewek-cewek seperti Cintya. Cintanya tidak tulus. Tapi mereka putus baik-baik. Aurel lembut dan manis.

"Kalo dikatain pelayan mungkin bagi Luna udah biasa. Tapi Cintya menghina ibunya Luna. "cerita Aurel.

Fabian menegang, otot di jarinya terlihat menonjol karena menahan emosi.

"Buruan cari gih, gue tau, lo sayang sama dia kan? Kejar dong, tapi dengan cara yang bener Bi. Jangan buat main-main. Lo cocok sama dia yang nyablak. Jadi ada yang berani maki-maki lo kalo lagi sebel. "cerocos Aurel menyemangati Fabian.

" Thanks ya Rel, gue cari Luna dulu. "ucap Fabian lalu masuk ke dalam sekolah.

Aurel membalasnya dengan senyum. Senyum seorang teman tak lebih dari itu. Aurel tahu, Fabian mencintai Luna. The bad angel sudah menemukan bidadarinya,batinnya.

Fabian bingung harus mencari kemana. Karena Luna tidak pernah begini sebelumnya. Mungkin. Karena Fabian sebenarnya belum banyak tahu mengenai Luna.

Dia berpikir, kira-kira cewek seperti Luna memilih tempat seperti apa untuk menyendiri.

Kalau pulang jelas tidak mungkin, karena tadi Fabian sudah ke kelas Luna, mendapati tasnya masih ada di bangkunya.

Langkah kaki Fabian selaras dengan degup jantungnya. Seperti mengarahkan tempat yang sunyi, tidak berisik.

Fabian tiba di depan pintu perpustakaan. Setelah menandatangani daftar masuk, dia mulai celingukan mencari Luna.

Bibir Fabian tertarik sedikit kebelakang. Dia sudah menemukan cewek itu. Duduk sambil menelungkupkan wajah di lengannya.

My Bad Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang