4

96 5 0
                                    

Di sebuah resto sushi di dalam mall yang sama yang didatangi Luna. Fabian sedang menikmati makanannya. Kali ini dia bersama Cintya teman seangkatannya.

Cintya dadan sangat cantik. Posturnya yang jenjang sangat pas mengenakan celana skinny berbahan suede. Dipadu dengan crop tshirt.

"Bi, gue mau ngomong sesuatu sama lo. "ucap Cintya lembut.

" Ngomong ya tinggal ngomong. "jawab Fabian datar.

Cintya menghela nafas. Begini nih resikonya kalau jalan sama cowok yang super duper cuek. Dan beruntung banget kali ini Fabian mau diajak pergi oleh Cintya. Biasanya cowok itu menolak.

Cintya adalah cewek kesekian yang dikencani Fabian. Kencan dalam artian normal ya, kan ceritanya masih SMA. :P

"Gu.. Gue.. Suka sama lo Bi. "ucap cewek itu malu-malu.

Fabian menatap Cintya sekilas tanpa ekspresi. Lalu memasukan sushi ke dalam mulutnya. Tanpa niat ingin mengomentari ucapan Cintya.

"Bi?" panggil Cintya, karena tak ada reaksi dari cowok itu.

"Hm. " jawab Fabian.

" Kok gitu sih jawabnya. Gimana Bi? "Cintya tampak tak sabar dengan sikap Fabian.

Fabian menegakkan duduknya dan meletakkan sumpit yang sedari tadi dipegangnya. Menghela nafas sejenak.

"Sorry Cin, gue lagi gak minat pacaran." jawab Fabian singkat, jelas, padat.

Cintya tak menyangka dengan apa yang di dengarnya. Dia meremas-remas tisu diatas pangkuannya.

"Trus maksudnya selama ini apa? Lo jalan sama gue akhir-akhir ini. "cecar Cintya.

" Ya gak ada maksud apa-apa. Lo kan ngajak, pas gue bisa ya gue iyain. Tar kalau gue tolak mulu, lo bilang gue sombong. "jelas Fabian tetap dengan intonasi yang biasa aja.

" Lo emang gak punya hati! " geram Cintya.

" Udah yuk pulang, capek gue. "ajak Fabian ke Cintya.

Cintya menghentakkan kakinya. Bibirnya mencebik. Merasa kesal dengan apa yang di ucapkan Fabian. Cintya merajuk tapi Fabian tetap cuek saja. Berjalan seperti seolah-olah dia tidak sedang pergi bersama seorang cewek.

Fabian berjalan hingga ke parkiran. Masuk ke dalam mobil tanpa peduli pada Cintya. Mau tidak mau Cintya mengikutinya masuk mobil. Bisa-bisa ditinggal.

Fabian tidak bicara sedikitpun. Mungkin urusan hati dan cinta membuatnya sensi. Fabian mulai menjalankan mobilnya. Tiba-tiba dia mengerem mendadak yang membuat kepala Cintya terbentur kaca samping.

"Auw, kenapa sih Bi? Pelan-pelan dong! "omel Cintya yang tampak meringis kesakitan.

Fabian keluar dari mobil. Ternyata di depan mobil Fabian sudah ada Luna yang menutupi wajahnya. Sedangkan Rumi terlihat mengelus dada karena Luna masih berdiri sehat tak kurang suatu apapun. Hampir saja Luna tertabrak mobil. Luna jalan asal ngeloyor saja, tidak melihat ke kanan. Untung Fabian tepat waktu menginjak rem.

"Lo punya mata gak sih?! Seenaknya jalan! "omel Fabian.

Luna membuka tangannya. Lalu melongo melihat Fabian sudah di depan matanya.

"Lo lagi!" ucap Fabian ikut kaget, amarahnya makin menjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo lagi!" ucap Fabian ikut kaget, amarahnya makin menjadi.

"Kak Bian. "gumam Luna.

"Kenapa sih, tiap gue ketemu lo, bawaannya sial mulu! Minggir lo! Bawa sial aja!" gertak Fabian.

Luna yang masih terkaget-kaget seperti membeku tak dapat bergerak. Rumi langsung menariknya.

Mobil Fabian kemudian meluncur di hadapan mereka.

"Lo bikin gue jantungan aja!"Kini giliran Rumi mengomeli Luna.

"Kalau jalan itu pake mata! "lanjutnya.

Luna yang tersadar dari kekagetannya langsung menimpali Rumi." jalan itu ya pake kaki, coba lo contohin dulu jalan pake mata tu gimana? Bisa gak lo? "

Rumi mendengus dan berjalan meninggalkan Luna menuju mobilnya. Bisa darah tinggi dia kalau meladeni Luna.

"Kak Bian ganteng ya Mi. Gue baru ngeh setelah tadi dia di depan mata gue." cerocos Luna.

"Ganteng tapi jutek,males kalo gue sih. "jawab Rumi.

"Mungkin dia lagi pms kali Mi, makanya jutek." lanjut Luna.

Rumi memutar bola matanya. Rumi memilih fokus menyetir daripada meladeni sahabatnya yang gila ini.



My Bad Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang