Hidup Luna porak poranda, setelah beruntun kesialan terjadi padanya, akibat pertemuan tak sengajanya dengan cowok aneh, jutek, galak tak tau diri.
" Hahahaha, apa gue bilang, lo sih liat cowok cakep dikit langsung terpesona. Dia itu setan berwajah...
"Kakak pergi aja deh! Ganggu tau! Berisik!" omel Luna.
"Na gitu dong, cemen amat sih, digituin doang sembunyi, mewek. "ni cowok mau nenangin apa mau ngajak berantem sih sebenernya. :D
"Mau kakak apa sih?!" bentak Luna. Yang kemudian mendapat pelototan dari beberapa siswa yang terganggu ketenangannya.
Fabian mengangkat kedua tangannya seperti orang menyerah. Luna lagi ganas, batinnya.
"Bentar lagi sekolah bubar. Gue tunggu diparkiran. Tas lo udah gue bawa, biar lo gak kabur!"ucap Fabian.
"Bawa aja sono! " ucap Luna ketus.
" Oke, gue mau ke rs, nyokap lo hari ini pulang kan, gue bisa tunjukkin, kenapa tas lo bisa ada di gue." Fabian tersenyum licik.
"Sialan! "umpat Luna.
" Oiya, karena tadi pagi lo gak bareng gue, gue kasih tau! Gue bawa mobil. Cari aja yang platnya F 481 AN. "jelas Fabian sambil berjalan meninggalkan Luna.
Luna ingin banget bisa nimpuk cowok rese, super pede itu. Ini kan gara-gara dia. Bodohnya Luna, kenapa juga dia tidak pernah bisa menolak perintah cowok itu.
Apa memang Luna sebenarnya ingin diperlakukan seperti itu. Ada desir aneh menyelimuti hati Luna.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Luna pun beranjak kalau tidak mau terkunci sendiri di dalam perpustakaan.
Luna berpapasan dengan Rumi.
"Kemana aja sih lo? Bikin khawatir aja! Lo gak papa kan? "tanya Rumi perhatian.
"Gak papa, cuma nenangin diri." jawab Luna.
"Tadi kak Aurel nyari lo, trus dia cerita kejadiannya. Ternyata kak Aurel ada di salah satu bilik toilet. Jadi denger semua, tapi gak bisa berbuat apa-apa. "jelas Rumi.
"Kak Aurel?" tanya Luna.
"Iya, dia juga yang ngasih tau Kak Bian kalo lo ilang. "lanjut Rumi.
" Hah?! "cuma itu yang keluar dari mulut Luna.
"makanya gak usah sok menyendiri gitu. Jadi bego kan lo!" maki Rumi.
"Bangke lo!" Luna balas mengumpat.
Mereka berdua berjalan bersama sampai ke parkiran sekolah.
Luna meneliti satu persatu plat mobil disitu.
"Nyari apa lo? Receh? "Nanya apa ngeledek sih si Rumi nih.
" mobil Kak Bian. "jawab Luna.
" Kenapa gitu nyarinya? Kan tinggal liat bentuk sama warnanya aja beres. "Rumi heran melihat tingkah sahabatnya.
"Tadi dia ngasih taunya nomer plat doang." jawab Luna kesel.
"Bhahahahha, lucu juga kak Bian. Ya udah gue pulang dulu ya, cari aja sampe pinggang lo somplak. "ledek Rumi yang langsung ngacir.
"Sialan, bukannya bantuin malah pergi! Sahabat macam apa lo!" Luna ngomel-ngomel.
Ternyata mobil Fabian ada di paling ujung. Berwarna silver, lebih ke abu gelap.
"Lama banget sih lo! "omel Fabian yang sudah menunggu Luna dibalik kemudi.
Luna mencebik. Mimpi apa bisa dekat sama orang galak kaya dia, batin Luna.
"Buruan masuk!" bentak Fabian membuat Luna sedikit kaget.
Luna membuang nafas kesal. Sial banget sih hari ini,batinnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.