Jam 5 sore, saatnya Luna pulang. Dia meregangkan tangannya, melemaskan otot-ototnya yang kaku.
Dia menuju loker untuk berganti baju dan mengambil tasnya.
"Rin, Kak Adit, duluan ya. "pamit Luna.
" Tiati Lun. Sampai ketemu besok. "jawab Rina.
Sedangkan Adit hanya melambaikan tangannya karena masih sibuk dengan pekerjaannya.
Luna bergegas keluar dari Kopi Malini.
" Dugh. "
"shit!" umpat seseorang yang memegang dahinya yang membentur pintu kaca yang dibuka Luna.
"Ma.. Maaf.. Kak."ucap Luna kaget karena tak mengira akan ada orang di depan pintu. Karena tadi masih kosong.
"Elo tu ya, gak bisa apa sehari aja gak bikin gue sial!"omel orang itu.
"Kak Bian?! "ucap Luna kaget.
"Gue pesen es kopi!" lanjut Fabian.
"Tapi aku udah selesai kak shifnya. Pesan di dalam aja ya. "jawab Luna hati-hati takut Fabian tersinggung.
" Lo udah bikin jidat gue benjol, kemaren siku gue lecet, kemarennya lagi baju gue basah, minuman gue tumpah, belom lagi lo ngira gue tukang ojek! Sekarang gue mau lo tanggung jawab!" omel Fabian panjang lebar.
"J.. Jadi yang waktu itu K.. "kata-kata Luna menggantung karena kaget.
" Itu gue! "potong Fabian.
Mati gue, batin Luna. Kenapa bisa sesial itu sama orang yang sama terus menerus sih, Lun, bego banget sih lo,batin Luna.
"Buruan! Malah bengong!" bentak Fabian. Luna langsung melesat masuk kembali ke dalam.
"Kok balik lagi? Ada yang ketinggalan? "tanya Rina.
" Siapin es kopi dong, gak pake lama! "ucap Luna panik.
" Buat siapa? "tanya Rina lagi bingung melihat ekspresi Luna yang kaya orang kebelet pipis.
" Udah deh, gak usah banyak nanya, bahaya nih, bisa perang dunia, buruaaan!"Luna makin nyerocos gak jelas.
Rina yang masih bingung lalu menyiapkan es kopi yang dipesan Luna.
5 menit kemudian. "Nih." Rina menyerahkan es kopi pada Luna. Lalu Luna berjalan ke depan untuk menemui Fabian.
Luna meletakkan es kopi di meja tempat Fabian menunggu.
"Ini kak, aku pulang dulu ya kak. "Luna pamit berusaha menghindari amukan setan ganteng satu ini.
" Gak boleh! Lo temenin gue minum dulu. "ucap Fabian nyantai.
" Tapi kak. "Luna berusaha menolak.
" Gak ada tapi-tapian! "bentak Fabian yang membuat Luna menciut.
" Duduk lo, berdiri aja kaya tiang listrik!"umpat Fabian.
Luna mengikuti kemauan Fabian. Daripada di bentak-bentak lagi kan malu. Apalagi sebagian pengunjung sudah memperhatikan mereka. Bahkan Rina pun celingak-celinguk kepo.
"Nama lo siapa? "tanya Fabian masih dengan ketus.
" Ha? " Luna cuma bisa mengeluarkan kata itu.
" Jadi nama lo Ha? " tanya Fabian lagi.
" Eh bukan kak, Luna. "ralat Luna.
" Luna siapa? "masih tanya Fabian.
Ni cowok bapaknya reserse kali ya, nanya mulu. batin Luna.
" Maylafaisha Aluna" jawab Luna nurut-nurut aja.
Fabian manggut-manggut.
"Nama lo aneh, tapi cantik. "ucap Fabian dengan ekspresi yang datar, membuat Luna kaget tapi sedikit berbunga-bunga.
Kapan lagi ya kan, dipuji cowok ganteng pujaan banyak wanita.
Ini cowok rada sableng kali ya. Habis bentak-bentak terus muji-muji,batin Luna.
" Ya udah, pulang sana! " ucap Fabian. Luna melongo tak mengerti.
Dasar setan sakit jiwa. Ingin Luna mengumpatnya. Tapi takut di gorok pakai pandangan matanya yang tajam kaya golok.
Luna bergegas berdiri, tak membuang kesempatan untuk segera pergi dari situ. Daripada adalagi yang bakal diperbuat Fabian.
Luna berjalan menjauh lalu mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online.
"Dasar cowok sableng! Buang-buang waktu gue aja!" Luna ngomel-ngomel sepanjang jalan.
Mata Fabian mengikuti gerak Luna. Fabian tersenyum melihat tingkah Luna.
"Cewek aneh. "gumam Fabian lirih.
Baru kali ini Fabian bisa tersenyum geli dan tulus hanya gara-gara cewek. Biasanya dia hanya memasang senyum palsu bila sedang bersama seorang cewek. Belum ada yang bisa membuatnya jatuh cinta. Semua hanya cinta monyet. Sekedar bermain-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Angel
Художественная прозаHidup Luna porak poranda, setelah beruntun kesialan terjadi padanya, akibat pertemuan tak sengajanya dengan cowok aneh, jutek, galak tak tau diri. " Hahahaha, apa gue bilang, lo sih liat cowok cakep dikit langsung terpesona. Dia itu setan berwajah...