37. Rasa yang masih sama

70 9 0
                                    

Please vote & comment...

Happy reading

🍁🍁🍁

Sekejam apapun keadaan mengacaukan segalanya, maka semudah itulah waktu dapat mengubah semuanya

***

"Gue di sini mau melihat Melanie." ucap Melvin dengan nada datarnya.

"Melanie?" tanya Milan bingung.

Setelah mengucapkan hal tersebut, tanpa pikir panjang Melvin segera beranjak menuju ruang inap Melanie dan meninggalkan Milan yang masih berdiri terdiam. Melvin tidak bisa berlama-lama berada di dekat Milan, karena ia takut akan lepas kendali menghajar adiknya itu.

Namun, selang beberapa detik, Milan juga melanjutkan langkahnya menyusul Melvin. Walaupun rasa penasarannya besar, tetapi Milan merasa bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengetahui alasan mengapa kakaknya bisa mengenal Melanie.

Di kamar inap...

"Udah Ma, Ela ga mau makan bubur lagi." rengek Melanie kepada mamanya yang terus menyuruhnya menghabiskan bubur.

"Kamu baru makan 2 sendok sayang. Nih tambah lagi ya." pinta wanita paruh baya itu sambil menatap putri kesayangannya.

"Tapi ma-." tiba-tiba ucapan Melanie terpotong saat melihat siapa yang masuk ke dalam ruangan.

"Eh, nak Melvin." sapa mama Melanie kepada Melvin yang baru saja datang.

"Selamat siang tante." balas Melvin sopan dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

Sedangkan Melanie hanya terbengong melihat Melvin yang saat ini tengah memandanginya.

"Mama kenal Kak Melvin?" tanya Melanie menatap mamanya.

"Ya kenal dong sayang. Dia baik banget, tiap hari selalu datang melihat kamu." ujar mama Melanie seraya tersenyum.

Melvin yang melihat respon gadis yang dicintainya itu hanya diam saja, segera berjalan mendekati brankar.

"Hai princess." sapa Melvin dengan senyum yang tercetak di bibir penuhnya.

Seketika itu juga Melanie merasa sesak. Ia tidak menyangka bahwa orang yang dulu pernah menyakitinya, saat ini berada di hadapannya. Melanie berusaha untuk mengontrol ekspresinya sedatar mungkin. Ia tidak mau menangis lagi. Melvin adalah masa lalunya dan akan tetap seperti itu.

Melvin tersenyum kecut saat menyadari Melanie yang tidak membalas sapaannya. Sebegitu jahatkah ia sampai Melanie enggan hanya untuk menyapanya kembali. Ah ya, dia memang jahat, karena telah menyakiti hati gadis lembut seperti Melanie.

"Melvin, tolong jaga Ela sebentar ya. Tante mau keluar dulu." tutur mama Melanie seraya melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"Baik tante." balas Melvin kemudian.

Setelah kepergian wanita paruh baya tersebut, tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Diantara kedua insan itu tidak ada yang memulai untuk membuka percakapan.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang