31. Kembalinya masa lalu

105 19 1
                                    

Setiap cinta memang tidak bisa ditebak alurnya. Tetapi, bukankah setiap hati berhak memperjuangkan cinta dengan alur yang indah?

***

Author

Semarak kemeriahan terpancar dari SMA Nusantara. Seluruh gedung sekolah terlihat tampak megah dan elegan dengan dihiasi berbagai macam hiasan. Begitu juga dengan halaman sekolah, yang disulap seperti sebuah tempat konser. Di sana terdapat sebuah panggung yang dilengkapi bermacam-macam alat musik.

Tidak jauh dari sana, juga tersedia tenda-tenda untuk bazar. Dimana setiap kelas diwajibkan untuk mengikuti kegiatan bazar tersebut. Terlihat masing-masing stand memilki dekorasi yang berbeda-beda sesuai tema yang telah dipilih oleh kelas.

Tentu saja semua hal itu tidak terlepas dari campur tangan OSIS. Mereka sangat konsisten dan bertanggung jawab dalam acara tersebut. Kekompakan dari seluruh anggota memang perlu diberi acungan jempol. Itulah yang membuat nama OSIS SMA Nusantara selalu melambung tinggi baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dari kejauhan tampak seorang gadis yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya. Benar, gadis itu adalah Melanie. Saat ini, ia sedang membantu anggota lainnya untuk menata panggung.

"Mel, lo bisa bantu gue ga ambil gitar di ruang musik? Gitar disini masih kurang satu lagi", pinta Galih-salah satu anggota OSIS.

"Oke Kak", balas Melanie seraya melangkah menuju ruang musik.

Saat hampir tiba di tempat tujuan, Melanie merasakan ada seseorang yang mencekal tangannya. Hal ini membuat dirinya reflek berteriak karena terkejut.

"Aaaaaaa...", teriak Melanie.

"Husstt...jangan teriak begitu, ini aku", ucap seseorang yang terdengar seperti suara laki-laki.

Sontak Melanie menoleh ke arah sumber suara. Sejenak Melanie tertegun menatap siapa lawan bicaranya. Seketika ia merasa jantungnya berdetak sangat kencang. Melanie tidak sanggup mengatakan apa-apa. Ia segera melepas cekalan tangan tersebut dan langsung berlari menjauh.

"Kamu terlihat semakin cantik", gumam laki-laki tersebut.

***
Galih yang sudah lama menunggu kedatangan Melanie pun sudah merasa gusar.

"Kenapa lama banget sih", kesalnya.

Mendengar hal itu, Reyhan yang berdiri tidak jauh pun langsung mendekati Galih.

"Ada masalah?", tanya Reyhan to the point.

"Hmm gini Rey, tadi gue nyuruh si Melanie buat ambil satu gitar lagi di ruang musik. Tapi sampai sekarang, tuh cewek belum nongol batang hidungnya", tutur Galih.

"Yaudah sekarang gue susul dia. Silahkan lanjutin pekerjaan lo tadi", ujar Reyhan yang dibalas anggukan oleh Galih.

Reyhan mulai berjalan menuju ruang musik. Namun saat melewati taman sekolah, ia tak sengaja mendengar suara tangisan yang diduganya adalah suara seorang perempuan. Tanpa membuang waktu, Reyhan pun langsung mencari sumber suara tersebut.

Tidak lama setelah itu, akhirnya Reyhan bisa menemukan seorang gadis yang duduk sendiri di bangku taman.

"Melanie?", gumam Reyhan setelah menyadari siapa gadis tersebut. Dengan segera Reyhan melangkah mendekati Melanie.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang