24. Kebohongan dan janji

118 19 0
                                    

Penantian bukan hanya tentang perjuangan, tetapi penantian adalah tentang keteguhan hati

***

Author

Malam ini, Melanie diajak kedua orang tuanya untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan salah seorang rekan bisnis ayahnya. Tentu saja pada awalnya ia menolak ajakan tersebut, karena lebih baik membaca novel daripada harus hadir di suatu acara yang membosankan, begitulah pikirnya.

Namun karena sang ibu yang terus memaksa, akhirnya dengan berat hati Melanie menganggukkan kepala menyetujuinya.

"Udah mama bilang, pake dress yang ini Ela", pinta ibu Melanie sambil menyodorkan sebuah dress selutut berwarna pastel.

"Aku ga mau, ma", tolak Melanie.

"Pokoknya pake aja, kamu disuruh tampil cantik kok malah ga mau", kesal ibunya kemudian.

Terpaksa, lagi-lagi Melanie hanya menganggukkan kepala.

Setelah beberapa menit bersiap, Melanie segera melangkah menuju ruang tamu. Terlihat ayah dan ibunya sudah menunggu dirinya.

"Pa, ma ayo ntar kita telat", ujar Melanie.

Kedua orang tua Melanie pun langsung melihat penampilan Melanie. Mereka sangat bangga memiliki anak yang sangat cantik dan tentunya juga pintar.

"Kamu cantik sekali sayang", pujian terlontar dari mulut sang ayah.

"Makasih pa", balas Melanie sambil memamerkan senyum manisnya.

"Yaudah kalo gitu sekarang ayo kita berangkat", sambung ayahnya kemudian.

Di tempat lain...

"Lan, lo serius?", teriak Kevin.

Yap, saat ini Milan tengah menghadiri pesta ulang tahun perusahaan salah seorang ayah dari sahabatnya. Tak lain dan tak bukan adalah perusahaan dari ayahnya Kevin. Tentu saja kedua sahabatnya yang lain juga turut hadir.

Milan dan ketiga sahabatnya sudah mengenal sangat lama. Begitupun dengan orang tua mereka yang sama-sama menjadi rekan bisnis.

"Kok lo baru cerita sama kita sekarang?", lanjut Dani menimpali perkataan Kevin barusan.

"Kemarin ga sempat", balas Milan dengan entengnya.

Benar, Milan menceritakan hal yang membuatnya resah akhir-akhir ini. Ia menceritakan bahwa sang ayah menjodohkan dirinya dengan Putri. Mendengar penuturan tersebut, sontak membuat ketiga sahabatnya itu terkejut.

"Terus Melanie gimana, Lan?", tanya Ryan dengan raut wajah cemasnya.

Milan tampak terdiam memikirkan sesuatu. Benar, sampai sekarang ia belum kepikiran sampai kesana. Apa yang harus ia katakan kepada Melanie nantinya. Ya walaupun mereka hanya sebatas teman, tetapi perasaanya tidak akan pernah berubah sedikitpun kepada Melanie.

"Woi lo sadar ga, si Putri itu sahabatnya Melanie bro", ujar Ryan kemudian.

"Gue tau", balas Milan singkat.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang