15. Alasan

153 35 1
                                    

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa masih ada hati yang sudah beku karena kekecewaan

***

Author

Kegiatan camping masih terus berlanjut. Di pagi yang cerah ini, seluruh murid akan mengikuti kegiatan menjelajah alam. Para anggota OSIS telah membagi masing-masing kelompok.

Reyhan yang selaku ketua, telah mengerahkan seluruh anggotanya untuk menyukseskan kegiatan ini. Tampak seluruh anggota OSIS sangat bersemangat. Namun, tidak bagi seorang gadis yang sedari tadi hanya melamun.

"Mel, lo lagi ada masalah?" tanya Reyhan saat mendapati Melanie yang tengah melamun.

Melanie langsung menolehkan kepalanya menghadap Reyhan. Kemudian ia pun menggeleng.

"Kalo gitu sekarang lo siap-siap untuk jaga pos yang udah lo pilih kemarin," ujar Reyhan seraya pergi menuju anggota OSIS yang lainnya.

Melanie segera berdiri dan melangkah untuk bergabung dengan teman-teman satu posnya.

"Lo baik-baik aja kan, Mel?" tanya Bayu-salah satu anggota OSIS.

"I'm fine," balas Melanie singkat sambil tersenyum tipis.

"Yaudah kalo gitu ayo jalan menuju pos kita," ajak Bayu kepada seluruh panitia yang bertugas di pos 4.

***

Di tempat lain, Milan hanya duduk di depan tendanya. Saat ini ia malas mengikuti kegiatan menjelajah yang menurutnya itu buang-buang tenaga saja. Berbeda dengan ketiga sahabatnya yang sedari tadi sibuk menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa nanti.

"Woi upil kuda, lo mau ke pasar?" ujar Kevin meneriaki Ryan yang tengah menenteng sebuah tas jinjing.

"Goblok! Ya gue pergi menjelajah, bego," balas Ryan.

"Setau gue orang menjelajah ga ada yang bawa tas jinjing begituan. Emang lo bawa apa sih? Rempong amat lo kayak cewek," timpal Dani heran menatap sahabatnya itu.

"Hehehe...lo semua pada ga tau aja, sekarang ini udah zaman modern. Pergi menjelajah itu bawa tas kayak ini," ujar Ryan sambil menunjukkan tas berwarna pink tersebut.

"Astaghfirullah, tobat woi tobat!!!! Dapat teori dari mana sih lo?" ucap Kevin seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan pertanda frustasi.

"Teori babang Ryan," seru Ryan sambil menepuk dadanya bangga.

"Yaelah lo malu-maluin kita aja. Ga ada bawa-bawa gituan. Cepat lo taruh lagi ke tenda!" perintah Dani.

"Ga mau, gue udah capek bawa tas ini dari rumah. Malah adek cewek gue udah ngamuk-ngamuk pas tau tasnya gue bawa," timpal Ryan sambil memeluk tas tersebut.

"Ya emang salah lo, apa coba faedahnya lo bawa tas kampret kayak itu," ujar Kevin mengejek.

"Jaga mulut lo ya. Gue ga mau tas gue tersakiti karena udah tersinggung ama mulut lo yang asal ceplos itu," balas Ryan semakin memeluk tasnya.

"Sarap lo," pasrah Kevin dan Dani.

Milan pusing mendengar percakapan yang lagi-lagi tidak bermutu tersebut. Ia segera beranjak menjauhi ketiga sahabatnya. Namun, saat beberapa langkah, Dani pun memanggilnya.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang