41. Masih mencintaimu

56 9 0
                                    

Happy reading guys😊
Vote dulu ya sebelum membaca👌

🍁🍁🍁

Jika memang cinta kita sedang diuji, maka bersabarlah. Ingat bahwa dibalik ini semua, ada secuil kebahagiaan yang akan muncul secara perlahan

🍁🍁🍁

"Kalian ga perlu lakuin hal itu. Gue sendiri yang akan batalin pertunangan ini." Ucap seseorang yang sukses membuat keempat lelaki itu terkejut.

"PUTRI?????"

Ketiga sahabat Milan langsung menoleh menatap Putri yang setia berdiri di dekat pintu. Berbeda dengan Milan yang hanya melihat gadis itu sesaat, namun langsung mengalihkan penglihatannya.

"Darimana lo tau kita ada di sini?" Ucap Kevin sambil mengambil handuk kecil dan menyampirkan ke bahunya.

Benar, pertanyaan itulah yang sedari tadi ada di pikiran mereka masing-masing. Entah darimana cewek itu tau jika mereka sedang berkumpul di rumah Kevin.

"Gue emang sengaja ngikutin Kak Milan tadi." Balas Putri enteng tanpa beban.

Awalnya Putri memang ingin menemui Milan ke apartemennya. Darimana Putri tau Milan tinggal di sebuah apartemen? Jangan lupakan bahwa Putri adalah seorang anak dari pengusaha sukses. Tentu saja hal itu sangat mudah baginya.

Milan yang mendengar hal tersebut sontak menjadi emosi. Atas dasar apa cewek sialan itu mengikutinya. Marah? Tentu saja Milan marah. Walaupun Putri tunangannya, tetap saja mengikuti orang adalah perbuatan yang tidak sopan. Seperti penguntit saja, begitulah pemikiran Milan sekarang.

"Mau apa lo?" Ujar Milan tanpa menatap Putri sedikit pun.

Melihat hal itu, membuat Putri tersenyum miris.

"Bahkan menatap aku pun kamu enggan. Mungkin keputusan yang aku ambil sekarang adalah hal yang terbaik" Batin Putri.

"Gue tau selama ini lo terpaksa jalani pertunangan kita Kak. Gue juga ngerasa lo masih cinta sama Melanie. Gue udah ikhlas dan ga sepantasnya gue rebut kebahagiaan sahabat gue. Gue bakal bilang ke papa kalo gue mau batalin pertunangan ini. Tenang aja gue ga akan libatin nama lo." Jelas Putri seraya memberikan senyum terpaksanya.

"Baik Put, tindakan lo udah benar. Cinta ga bisa dipaksa." Batin Putri menyemangati dirinya sendiri.

Milan yang mendengar penuturan Putri pun langsung berdiri. Ia menatap Putri dengan tatapan yang sulit diartikan. Senang? Tentu saja Milan sangat senang. Tapi bagaimana dengan ayahnya? Apakah pria itu menyetujui keputusan tersebut?

"Urusan Om Darmawan, biar gue yang langsung bilang kepadanya. Lo ga perlu khawatir, Kak." Sambung Putri seakan tau apa yang dipikirkan Milan.

"Wah gue ga nyangka lo baik gini." Ujar Ryan memandang Putri takjub. Ia berpikir bagaimana bisa hati seorang cewek seperti itu.

Putri hanya tersenyum menanggapi ucapan Ryan tersebut.

Milan berjalan mendekati Putri kemudian merengkuh tubuh gadis itu. Sekarang Milan tidak tau harus mengatakan apa. Ia tau bahwa keputusan Putri ini pasti sangat menyakitkan baginya. Mungkin ini adalah pelukan pertama dan terakhir untuk kedua insan itu.

"Makasih." Ucap Milan dengan nada lembut tidak seperti tadi.

"Hiks...hiks...hiks...iya Kak." Balas Putri sambil menangis tersedu-sedu.

Sungguh hatinya benar-benar sakit. Bagaimana bisa dengan mudahnya ia melepas orang yang dicintainya. Ah, mungkin ia memang tidak ditakdirkan untuk memiliki Milan.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang