14. Kupu-kupu

158 37 1
                                    

Melihatmu saja sudah cukup membuatku bahagia

***

Author

Malam ini seluruh murid SMA Nusantara disibukkan dengan pertunjukkan yang akan ditampilkan pada acara api unggun nanti. Tampak seluruh murid sangat antusias, dibuktikan dengan hebohnya mereka dalam menentukan siapa yang akan tampil. Begitupun dengan murid kelas XI IPA1.

"Rio, please jangan paksa gue lagi deh. Gue ga mau tampil," ujar Stefani

"Please, sekali ini aja Stef..." mohon Rio yang sedari tadi terus membujuk Stefani agar mau tampil.

"Ogah," balas Stefani cuek.

"Di kelas cuma suara lo doang yang bagus. Jadi gue mohon sama lo ya..." pinta Rio lagi.

"Sekali ga mau tetap ga mau. Maksa banget sih lo," ucap Stefani seraya melangkah menjauhi Rio.

"Tuhan...hamba mohon padamu, tolong berikan hambamu yang ganteng ini petunjuk. Aamiin," ujar Rio sambil menengadahkan kedua tangannya seperti orang yang meminta doa.

"Eh tuyul...ngapain lo?" tiba-tiba saja sebuah suara mengagetkannya.

"Astaghfirullah lo bikin kaget aja. Untung gue ga punya riwayat penyakit jantung. Kalo gue punya, mungkin sekarang gue udah mati di TKP," balas Rio sambil mengelus dadanya.

"Lebay banget sih lo. Btw, lo masih belum dapat siapa orang yang mau tampil nanti mewakili kelas kita?" tanya Putri.

Benar, orang yang mengagetkan Rio tadi adalah Putri. Saat ini Putri bersama para sahabatnya berada di hadapan Rio.

"Belum," balas Rio sambil menampilkan wajah yang sok sedih.

"Woi kondisikan wajah lo itu. Bikin jijik aja," ucap Ashila sambil menatap Rio dengan jijik.

"Asal lo tau, wajah lo itu yang bikin gue muntah-muntah kayak ibu hamil," celutuk Rio tak kalah sadisnya.

"Ihh udah-udah kok kalian malah berdebat gitu. Back to topic. Menurut gue, gimana kalo yang tampil nanti itu si Melanie?" ujar Putri.

Melanie yang hanya diam, langsung melotot tidak terima.

"Eh kok jadi aku?" ucap Melanie.

"Yaelah Mel, gue tau dulu waktu SMP, lo sering nyanyi buat acara pensi. Makanya gue pikir kalo lo bisa tampil mewakili kelas kita," jelas Putri.

Semua sahabatnya menganggukkan kepala membenarkan ucapan Putri.

"Eng..enggak mau. Aku ga pernah nyanyi lagi," tolak Melanie.

Rio yang sedari tadi hanya menonton, tiba-tiba saja berlutut di depan Melanie.

"Wahai bidadariku, maukah kau tampil di acara api unggun nanti?" pinta Rio sambil menjulurkan satu tangannya ke arah Melanie.

Semua orang yang melihat itu langsung terkejut. Bagaimana tidak, Rio-sang ketua kelas rela berlutut kayak orang bodoh hanya karena meminta Melanie untuk tampil mewakili kelasnya.

Melanie & Milano (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang