Kemarin ketika pulang, Gwen mendengar sebuah lagu dangdut yang diputar keras-keras oleh tukang kebun yang Papa minta untuk mengurusi bunga-bunga koleksi mendiang Mama. Gwen tidak tahu judulnya, tapi sebait lirik yang sampai kini ia ingat berhasil membuat kenangannya tentang Mama terkuak.
Bila sudah tiada, baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga.
Begitu isi liriknya.
Seperti kotak besar yang di dalamnya masih berisi kotak-kotak lebih kecil lainnya, mungkin seperti itulah pengibaratan yang dapat Gwen gambarkan tentang kenangan atas kepergian ibunya.
Pada kotak pertama, dia hanya merasa duka yang mendalam. Tidak ada yang lain. Tanpa Gwen tahu, duka merupakan tempat bersembunyinya kotak-kotak lain yang tidak pernah ia bayangkan. Dan begitu saja, seiring berjalannya waktu, kotak-kotak itu akhirnya mulai terbuka.
Kotak kedua menghadapkan Gwen pada kenyataan bahwa hidupnya mulai tidak teratur karena Mama pergi. Tidak ada lagi sarapan lezat dan bergizi di hari Minggu. Tidak ada lagi yang mengingatkannya untuk rutin minum vitamin. Tidak ada lagi yang membesarkan hatinya tiap ia mendadak terkena serangan malas ketika hendak berangkat ke sebuah turnamen seperti sekarang. Hal-hal kecil seperti itu ternyata berdampak besar bagi rutinitas Gwen.
Dan kini, setelah bertahun-tahun, Gwen sampai pada kotak yang membuat ia sadar bahwa selama ini dia hidup di atas kaki Mama. Gwen belum bisa mandiri. Dia butuh support Mama sebagai satu-satunya orang yang bisa mengerti dirinya. Bodohnya, ia baru sadar akan hal itu ketika Mama sudah pergi.
Bila sudah tiada, baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga.
Ah, lirik itu...
Entah 'kejutan' macam apa lagi yang nantinya akan Gwen temukan dalam kotak-kotak selanjutnya. Dia hanya berharap, ketika sesuatu yang dahsyat dan sulit dia hadapi sendirian, akan ada sosok yang membuatnya kuat. Siapa pun itu. Sebab, Gwen juga sadar, pelan-pelan pertahanannya mulai rapuh. Dia tidak tahu sampai kapan akan berdiri sendirian dalam kepura-puraan tegar menerima kenyataan bahwa Mama sudah pergi selama-lamanya.
Baru saja Gwen menarik napas kuat-kuat ketika ia rasa dadanya mulai sesak, disusul sebulir air bening di sudut matanya. Seperti gerak refleks setiap tubuhnya bereaksi demikian, Gwen akan cepat-cepat menghapus air matanya. Bersamaan dengan itu, ponsel di saku celana spannya berdering. Telepon dari Irfan. Tanpa perlu menjawabnya, dia tahu apa yang harus dilakukan.
Gwen berdiri dan mulai menggeret koper di sisi pintu kamarnya. Sebesar apa pun rasa malasnya mengacau, dia tidak bisa seenaknya membatalkan turnamen. Selain Papa dan jajaran manajemen PB Pamungkas sudah pasti akan murka, dia sadar posisinya bermain ganda; semacam ada tanggung jawab agar berlaga dengan baik. Kadang Gwen berpikir betapa enaknya jika bermain di sektor tunggal. Mau kalah pun tidak perlu merasa bersalah kepada partner andai cara mainnya sedang buruk.
"Mungkin alasan Papa nyuruh Gwen main di ganda putri biar nggak capek. Kan bisa gantian mukul shuttllecock-nya sama Puput, iya kan?"
Begitu kalimat yang Mama ucapkan dulu ketika Gwen mengeluhkan sektor yang Papa pilihkan untuknya. Kata-kata itu memang terdengar tidak masuk akal. Tapi, percaya tidak percaya, ungkapan Mama itulah yang berhasil membuat Gwen legawa meski sebetulnya dia lebih ingin bermain sebagai tunggal putri.
Lihat, kan? Bahkan ketika Mama sudah pergi pun, kata-katanya masih sanggup memotivasi Gwen.
***
Celcom Axiata Malaysia International Challenge menjadi turnamen perdana Irfan di tahun ini, sekaligus untuk pertama kalinya ia bermain di sektor ganda campuran. Irfan memang tidak banyak tahu secara langsung tentang gaya permainan calon lawan-lawannya di turnamen yang didominasi oleh para pemain pelapis tersebut. Tapi, semingguan kemarin ia rajin menonton pertandingan mereka via Youtube, juga mendengar arahan dari Coach Guntur dan beberapa masukan dari Coach David. Amunisinya sudah cukup untuk mengikuti turnamen ini, setidaknya dari segi strategi.

YOU ARE READING
REMATCH
Romancere·match /ˈrēˌmaCH/ [noun] a second match or game between two teams or players. Katanya, keberhasilan adalah kombinasi dari kemampuan dan daya juang. Tapi, kenapa titik 'berhasil' itu tidak kunjung didapat meski sudah punya keduanya? Katanya, ketika...