REMATCH - 19

42 3 2
                                    

Irfan dan Gwen hanya mampu melenggang hingga babak perempat final Yonex Sunrise Vietnam International Challange tahun ini. Mereka takluk oleh ganda campuran Indonesia lainnya, Sabda dan Puput. Tapi, daripada kecewa gara-gara kalah, Irfan melihat Gwen menjadi uring-uringan sejak keluar dari venue menuju warming up hall lebih karena tingkah Puput. Mantan partner Gwen di ganda putri itu mencerocos begitu pertandingan usai.

"Bener ya kata orang, hasil nggak akan pernah mengkhianati usaha." Di belakang Irfan, Puput mengoceh lagi. "Mau disediain fasilitas apa pun, kalau mainnya jelek ya jelek aja. Ujung-ujungnya tetap kalah."

Di samping Irfan, Gwen terlihat ingin membalikkan tubuh, mungkin hendak melabrak Puput jika dilihat dari aura wajahnya yang seolah siap menyemburkan api. Oleh karena itu, Irfan buru-buru menyambar pergelangan tangannya, lalu menariknya berbelok dari arah warming up hall. Cowok itu menggiring Gwen menjauh ke sisi venue yang sepi.

"Ngapain sih lo tarik-tarik gue?!" protes Gwen. Pada akhirnya ia ikut duduk di undakan seperti yang Irfan lakukan. Sedetik kemudian, ia berteriak sangat kencang sampai-sampai Irfan dibuat terkejut. Ternyata cewek yang selama ini ia pandang tenang dan kalem bisa seberingas itu juga jika sedang kesal. "Kalau nggak ingat gue sama dia sedekat itu dulu, udah pasti gue lemparin sepatu tuh mulutnya. Gaya banget mentang-mentang menang!"

Sedekat itu dulu.

Irfan terdiam, kembali merenungi cerita Gwen kemarin sepulang dari Batavia Restaurant and Cafe. Cewek itu membeberkannya panjang lebar permasalahan antara dirinya, Puput dan Sabda.

Puput suka Sabda. Belum juga perasaannya tersampaikan, ia harus menahannya karena Sabda dan pasangannya di ganda putra keluar dari klub untuk menjadi bagian skuat Pelatnas PBSI. Sejak saat itu, Puput bertekad akan mengejarnya. Segera dipromosikan ke Pelatnas adalah harga mati baginya. Kesempatan itu datang dua tahun yang lalu. Puput dan Gwen ditawari menjadi bagian ganda putri pratama PB PBSI.

Sayangnya, Gwen tak memiliki hasrat untuk gabung Pelatnas. Cewek itu tidak menjelaskan alasannya, tapi Irfan berasumsi kalau Gwen menjadi 'anti' Pelatnas karena kasus yang menimpa kakaknya. Persahabatan kedua gadis itu yang sudah terjalin sejak sama-sama masuk ke PB Pamungkas menumbuhkan kesetiakawanan. Gwen bilang, Puput ikut menolak tawaran tersebut. Dia ingin tetap berpartner dengan Gwen. Padahal, Gwen sudah mewanti-wanti Puput untuk menerima. Toh, bukan hanya karena Sabda, Gwen tahu Puput memiliki impian menjadi pemain top yang disegani. Dan Pelatnas adalah pintu yang tepat untuk mencapainya.

Rasa solider Puput menuai masalah ketika cowok yang dia suka terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada sahabatnya. Serentetan pesan dari Sabda bernada perhatian, komentar-komentar gombalnya di kolom komentar Instagram Gwen, juga sikap Sabda kepada Gwen yang sangat manis ketika mereka berjumpa dalam satu pertandingan adalah awal genderang permusuhan itu ditabuh. Puput berbalik membenci Gwen.

Meski tentu saja keputusan Puput tidak bisa dibenarkan, Irfan bisa merasakan bagaimana kalut dan bekecamuknya perasaan Puput. Ketika kepercayaan yang amat dalam terkontra oleh pengkhianatan, di situlah kebencian mulai mengakar. Sama seperti kasusnya dengan Ragil meski objek masalahnya berbeda.

Irfan tahu, Ragil tidak pernah bermaksud membuat lututnya cedera dan menimbulkan trauma berkepanjangan. Sama halnya Puput yang Irfan yakini tidak mau persahabatannya dengan Gwen hancur. Sejalan dengan itu, Irfan pun tidak ada niat membenci Ragil. Sebetulnya, yang dia benci adalah keadaan. Keadaan yang menyeret nama Ragil sehingga ia menjadi satu-satunya subjek yang bisa diam-diam Irfan salahkan.

Atau, kalau mau lebih jujur, pada dasarnya Irfan membenci dirinya sendiri.

Ketidak-mampuannya membendung perasaan iri atas prestasi Ragil, juga ketidak-becusan dirinya menghentikan kebencian itu membuatnya menjadi pribadi rendah diri sekaligus pendendam di waktu yang sama. Irfan rasa, Puput pun mengalaminya. Bedanya, Irfan lebih bisa mengontrol diri dengan bersikap baik-baik saja di depan Ragil, tidak meledak-ledak seperti Puput tiap bertemu Gwen.

REMATCHWhere stories live. Discover now