22-[POSSESIVE]

69 8 0
                                    

Pt.22

Sebab merelakan aku akan mengerti apa itu sebuah perjuangan,dan aku akan mengerti bagaimana mendamaikan hati dengan ke ikhlasan.

Mereka berdua masih menikmati makanan yang mereka pesan di food court ini, asya memilih bungkam saja sedari tadi namun beda dengan juan ia sedari tadi menatap asya lekat-lekat membuat asya salah tingkah dibuatnya.

"Sya lu make up yaa?" tanya juan yang sedari tadi memperhatikan wajah asya.

"Hm, emang ketebelan ya?" tanya asya menatap manik mata milik juan.

"gak, lu……lu cantik sya," jujur juan menurutnya asya-nya sangat cantik malam ini.

"me-mekasihh," sumpah, asya ingin rasanya ditenggalamkan dengan samudra atlantik dan tak muncul lagi. Asya yakin wajahnya merona kembali. ASTAGA! kenapa juan sering kali membuat asya begini. Dipuji cantik oleh sang kekasih memang sudah biasa tapi menurut asya jika dipuji oleh seorang juan menjadi LUAR BIASA.

Asya menunduk saja karena sedari tadi perhatian juan masih mengarah kepada asya membuat jantung asya berolahraga jedag-jedug tidak karuan. Asya merutuki jantungnya sendiri karena dengan lancangnya berkedut-kedut hanya karena tatapan maut juan. Saat mendongak juan masih menatap asya dalam, "Juan, fokus." titah asya.

"mana bisa gua fokus kalo ada bidadari didepan gua." balas juan santai.

"siapa?" tanya asya.

"yang nanya." balas juan.

"Ihh, seriusan juan siapa?" sungguh asya sudah sangat ge-er saat ini.

"yang nanya, sya." mendengar penuturan juan barusan membuat pipi asya memanas lagi dan lagi. Juan sungguh menyebalkan.

"muka lu merah, sya." juan tahu bahwa asya saat ini sedang bersemu dan juan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menggoda pacarnya.

"Hmm…i-ini panas banget. Gak ada angin." alibi asya.

"Ooh, kirain gara-gara gua godain tadi." balas juan lalu melanjutkan memakan makanannya berpura-pura seperti orang yang sedang merajuk.

"juan,… eumm. Nanti kesana yuk kayanya seru, rame juga tuh," seru asya yang mengalihkan pembicaraan juan.

Juan mengalihkan pandangannya ke arah keramaian itu, juan hanya mengangguk ngangguk ngerti.

                   *****•*****

saat ini asya dan juan telah sampai di tempat yang tadi mereka tuju, disana ada pertunjukkan band yang sedang menyanyi.

Asya sangat antusias karena jarang jarang ia keluar rumah dan bermain saat malam hari, tiba tiba asya terkejut karena juan menarik dirinya kedalam pelukannya dan merangkul pinggang asya posessive, asya menyeritkan dahinya tak mengerti,
"kenapa?" tanya asya.

"liat belakang lu." balas juan datar.

  Saat asya menengok ke arah belakang benar saja, banyak lelaki yang menatapnya lapar dan menatap asya dengan tatapan genit. Asya terkejut langsung saja ia mengalihkan pandangannya ke arah juan, "juan…eumm. Itu kenapa sii emang ada yang salah dari penampilan gua?" tanya asya tak mengerti. Asya mengecek penampilannya kembali ia merasa tidak ada yang salah, biasa biasa saja tidak ada yang berlebih.

"celana lu, kayak telanjang," ungkap juan lalu asya langsung membuka mulutnya saat ia melihat celananya kembali, ia memang seperti tidak memakai celana dan hanya memakai jaket oversizenya saja sehingga pahanya terekspos bebas sebagai tontonan gratis para pria hidung belang yang ada dibelakang sana.

Tanpa pikir panjang juan segera melepas jaket boomber nya dan langsung memakainya dipinggang asya untuk menutupi pahanya. "gua gak suka lu make pakean gitu lagi." titah juan. "sekali lagi gua lihat make beginian lagi gua bawa lu ke hotel." tambahnya.

"iya iya maaf." balas asya lesu. Lalu menolehkan tatapannya ke arah juan, astaga. tatapannya sangat dekat lalu juan yang merasa diperhatikan oleh asya langsung menoleh membalas tatapan asya, asya tersenyum manis saat itu juga dan entah pikiran dari mana seperkian detik berikutnya asya mengecup bibir juan tanpa seizin sang empu, juan terlihat terkejut dengan serangan asya barusan tanpa asya sadari juan tersenyum tipis sembari memegangi bibirnya.

Asya merona lagi ia tidak tahu mengapa ia melakukannya. Asya menunduk setelah melakukannya takut untuk menatap mata elang juan.

"sya…" ucap juan terseyum tipis.

"a-apa? pu-pulang aja yuk dah malem," balas asya tersenyum kikuk ia benar benar sangat malu sekarng. Tanpa ba bi bu asya langsung menarik tangan juan untuk pulang bersamanya, sekarang ini memang sudah menunjukkan pukul 11:20 malam, memang ya tidak terasa rasanya jika ia bersama juan waktu selau berjalan dengan cepat namun ia sangat bahagia karena malam yang indah ini ia habiskan dengan orang yang dicintainya. Love you juan.-ucap asya dalam hati ia masih malu untuk mengungkapkannya langsung.

                    *****•*****

Sewaktu perjalanan pulang tidak ada pembicaraan apapun, juan yang tengah fokus mengendarai motornya sedangkan asya yang melamun entah memikirkan apaan.

Namun asya menyadari satu hal, juan mengantarkannya bukan ke rumahnya namun juan memberhentikan motornya didepan gedung yang berjajar tinggi tepatnya terlihat seperti gedung apartement, asya menyeritkan dahinya bingun, "kita mau kemana?" tanya asya kebingungan.

"apartement gua." balas juan datar lalu menggandeng tangan asya untuk bersamanya.

"mau ngapain?" tanya asya mulai curiga.

"kan katanya tadi lu mau nerkam gua, yaudah mending di apartement gua aja lebih bebas." balas juan santai seperti tak berdosa. Sedangkan asya membulatkan matanya dan membuka mulutnya ia merasa was-was sendiri terhadap lelaki yang disampingnya ini.

Juan yang merasa mendapat tatapan horor dari asya langsung terkekeh kecil, "becanda yang, gua cumah mau ngajak lu ke apartement gua doang biar tau gua tinggal dimana, biar sewaktu waktu kalo ada apa-apa sama gua lu gak usah panik." jelas juan panjang lebar.

"kirain……" asya menepis pikiran kotornya lalu tersenyum kikuk ke arah juan.

"kirain apa?hm," balas juan menggoda asya. naught girl.

"ga…gak, heheh" jawab asya kikuk.

                   *****•*****

Saat ini asya dan juan telah sampai didepan pintu apartement juan.
Setelah juan membuka passwoardnya yang bwrtuliskan-MARVEL- pintu apartement juan terbuka, ruangannya tampak bersih barang barang tertata rapi dan wangi maskulin mendominasi ruangan ini.

"masuk," suruh juan lalu mengisyaratkan asya untuk duduk disofa. sedangkan juan mengarahkan kakinya menuju dapur dan membuatkan teh hangat untuk asya.

Juan meletakkan tehnya diatas meja dan menatap asya yang sedang memperhatikan isi apartement juan, "sya. Minum dulu tehnya," titah juan. Asya hanya mengerjap ngerjapkan matanya refleks lalu ia melihat secangkir teh diatas meja, asya mengangguk lalu menyeruput teh itu, "juan ini lu pake pembantu diapartement lu?" tanya asya serius.

Juan hanya mendengus sebal, "enak aja, sendiri lah gua gak suka kalo sesuatu yang privasi diotak-atik orang lain." titah juan. Asya hanya ber-oh ria saja sebagai jawaban.

Melihat asya terdiam membuat ide jahil juan berkoar dengan cepat ia menarik lengan asya menuju kamarnya dan tak lupa ia mengunci pintu kamarnya. Juan membalikkan tubuhnya menatap asya sedangkan si empu nya terlihat takut sekali terpampang jelas diraut wajah asya sekarng.

Juan melangkah maju mendekati asya dengan seringaiannya membuat bulu kuduk asya berdiri seketika ia takut juan akan melakukan iya-iya dengannya apalagi saat ini mereka berada dikamar dan terdapat ranjang king size milik juan. Asya memundurkan langkahnya otomatis juan memajukan langkahnya mantap, hingga akhirnya juan berhasil membuat asya terpojok ia tidak bisa kemana mana karena tangan kekar juan mengurung tubuh asya dikedua sisi. Lalu juan mendekatkan wajahnya ke telinga asya dan berbisik, "malam ini milik kita, sayang." bisik juan sensual.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang