It's Sad But True

4-[UNKNOWN]

It's Sad But True.4

Kamu terlalu berharga,untuk kubiarkan pergi begitu saja

  Sepulang sekolah asya masih menampakkan senyuman diwajahnya,mood asya hari ini benar-benar sangat baik.

Asya' POV

  Asya memasuki pekarangan rumahnya yang sepi,saat ia membuka pintu utama dirumahnya terdengar suara teriakan ibunya dan siapa lagi kalau bukan dengan kakaknya mereka berdua bisa kapan saja bertengkar setiap saat.

Asya hanya menghela napas kasar,ia tidak suka teriakkan menurutnya teriakan itu sangat mengerikan.Dan benar saja kakaknya dan ibunya saling beradu mulut tanpa menghiraukan apapun.
Asya langsung saja menaiki tangga menuju lantai dua dan masuk ke kamarnya.

Asya langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan mengusap wajahnya kasar,ia benar-benar Bencii dengan keluarganya,keluarganya selalu memberikan ketidaknyamanan-nya dirumah.Keluarga asya memang kurang untuk berkomunikasi bahkan jika kumpul keluarga pun semuanya hanya diam tidak ada yang membuka satu obrolan apapun mereka hanya sibuk dengan  dunianya sendiri.Asya mengingnkan keluarganya yang hangat dengan tawa canda yang ada bukannya keluarganya yang dingin saling diam dan seperti orang asing.

Asya merupakan orang yang ceria didepan umum tapi jika ia sudah berada dirumah.
Asya hanya menampilkan raut wajahnya yang datar tidak ada senyum sama sekali,ia benar-benar sangat rapuh saat ia sendiri didalam kamarnya asya kadang juga merasa kesepian.
Asya sering kali menangis sesegukkan dalam sunyi  dikamarnya ketika keluarganya sedang beradu mulut.

kadang pun ia iri dengan sahabatnya,Meira meskipun ayahnya seorang CEO tapi keluarganya pasti menyempatan waktu untuk berkumpul bersama,keluarga mereka sangat hangat.Bahkan saat asya sering bermain di rumah meira,ibunya menjamu asya dengan sopan seperti anaknya sendiri.

Asya sering kali melihat kehangatan keluarga lain sedangkan dirinya jauh dari kata bahagia.Sedari kecil asya hanya diberikan uang dan uang,ia dan kakaknya tidak sama sekali mendapatkan kasih sayang dan pelukan hangat dari kedua orang tuanya.

Asya melupakan kesedihannya sejenak dan mengambil benda kesayangannya handphone diatas nakas samping tempat tidurnya.
Pada saat begini asya pasti menyetel music dengan volume yang keras agar menutupi kesepiannya.

Asya mulai membuka aplikasi WhatsApp dan ada nomor yang ia tidak tahu siapa.

+628*****
P
sv.
                          Me:                     siapa?
                     
+628*****
Carlo
 
 Me:                        kakak yang bina
kelas aku ya?

+62*****
Y
sve
                            Me:                     udah ka
                                           
Carlo is typing…
oke
read

Asya sebenarnya sangat bingung mengapa dapat dari mana nomor ponselnya,saat ia ingin menanyakannya.Asya langsung mengurungkan niatnya.Ia malas untuk memperpanjang suatu masalah.

                       *****~*****

  Malam yang sunyi dan dingin ditemani rintikan air hujan yang turun ke bumi,Asya berdiri di balkon kamarnya menatap nanar lurus ke depan.Lama kelamaan air matanya mulai turun membasahi pipinya lalu ia menyeka air matanya dari wajahnya.
  
  Memasuki kamarnya kembali dan melempar badan mungilnya ke ranjang menutupinya dengan hangatnya selimut lama kelamaan nafasnya mulai teratur dan terlelap dengan posisi memeluk boneka kesayangannya.Beruang kecil berwarna coklat dan terdapat kalung dilehernya.