23-[ONE NIGHT STAND]

74 6 0
                                    

Pt.23

Sebotol intisari memberi segudang mimpi. Tegukan kopi bisa memberi sejuta inspirasi.

Demi apapun asya dibuat ketar ketir oleh perilaku juan sekarang ia tidak bisa berkata kata lagi serasa tenggorokannya sangat kering membuat asya sendiri tidak bisa berbicara atau mengeluarkan kata kata apapun ditambah gugup menyelimuti asya saat ini.

Saat asya ingin mendorong dada bidang juan karena jarak mereka saat ini sangat intim belum sampai tangannya mendorong dada juan, juan sudah terlebih dahulu menangkap kedua tangan asya.

Dan tanpa ba bi bu juan segera mencium asya rakus melahapnya dalam dalam bibir asya dan melumatnya habis. Asya sedikit kaget karena serangan tiba tiba juan.

juan memeluk pinggang asya agar lebih dekat dengannya lalu asya refleks mengalungkan tangannya dileher juan. ketika merasa mendapatkan balasan dari asya, juan semakin gencar untuk mempermainkan permainnya ia semakin dalam menyelusup masuk kedalam mulut asya dan memaikan lidahnya menari nari didalam rongga mulut asya.

Semakin dalam permainan juan lalu dengan sengaja ia membaringkan tubuh asya di ranjangnya, tangan nakal juan mengelus-ngelus punggung asya dan menyelusup masuk ke dalam baju asya. Tiba tiba……

DRTT…DRTT

ponsel asya berbunyi membuat aktivitas panas mereka terhenti kaget, asya langsung bangun begitupun juan.

Asya mengambil ponselnya yang berada tak jauh dari dirinya.

"apa?" sapa asya datar.

"Dimana lu, gua dah cari di club biasa lu nongkrong gak ada." ucap seseorang diseberang sana yang tak lain adalah kakaknya.

"dikata dirumah temen." sewot asya.

"Liat jam tuh," seketika asya menengok jam dinding dikamar juan dan menunjukkan pukul 12:10 malam yang berarti sudah tengah malam.

"iya iya asya pulang," balas asya.

"gua tunggu." setelah mengucapkan itu raja langsung mematikan teleponnya sepihak.

Asya menengok sebentar ke arah juan, "ju-juan anterin gua pulang, udah dicariin." ucap asya ragu. Ia benar benar malu saat ini setelah melakukan aktifitas panas tadi, tanpa mengucapkan satu kata apapun juan langsung beranjak berdiri dan mengambil kunci motornya yang tak jauh darinya ia berjalan terlebih dahulu dengan cepat asya mengekori juan dari belakang.

Sewaktu perjalanan pulang mengantarkan asya pulang mereka berdua hanya diam dan bungkam seribu bahasa, juan sebenarnya benar benar malu saat ini namun disisi lain pun ia merasa terangsang akibat aktifitas panas tadi.

                   *****•*****

Juan telah mengantarkan asya tepat didepan rumah asya, "Eum… gua masuk ya juan, hati hati dijalan." ucap asya malu-malu.

"Hm, good night." setelah mengatakan itu juan mengecup kening asya sebentar dan tersenyum kearah asya, "gua duluan." setelahnya ia pergi meninggalkan komplek rumah asya.

Sedangkan saat ini asya merasa tersipu malu atas perlakuan juan yang menurutnya sangat manis.

Asya memasuki pintu rumahnya ia berjalan pelan pelan dan hati hati agar tidak terkena omelan dari kakaknya dan langsung memasuki kamarnya. Tapi sayang seribu sayang, ia sudah kepergok duluan oleh kakaknya dan langsung mendapatkan semprotan dari kakaknya, "Lu kemana aja sih? gua dah cariin gak ada, kan gua bilang kalo ke club malem malem gini apalagi ama cowok bahaya, bandel banget sih lu,!" celoteh raja panjang lebar.

"kan asya bilang asya gak ke club, asya cumah keluar main ama temen asya" balas asya menjelaskan.

Terdengar hembusan keras dari kakaknya, "udah udah, tidur aja sana besok sekolah juga malah pulang tengah malem," asya hanya ngengir tak berdosa dan langsung ngacir kekamarnya.

Asya merebahkan tubuhnya menatap langit langit kamarnya dan kembali terbayang kejadian malam ini dengan kekasihnya, asya tersenyum tulus setelah sekian lama akhirnya ada yang membuatnya tersenyum kembali,

Asya benar benar sayang dengan juan dan tak akan meninggalkan juan kecuali juan yang memintanya -janji asya dalam hati.

Tak lama kemudian deru nafas asya teratur naik turun, asya sudah memasuki alam mimpinya.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang