16-[PUTUS]

71 7 2
                                    

Pt.16

Orang ketiga tak akan datang bila tak diundang,dan tak akan masuk jika tak dibukakan pintu.

Disisi lain asya memegangi ponselnya sambil tersenyum manis membuat dahi raja mengkerut ia bingung dengan adiknya tadi menangis nangis sendu sekarang malah tersenyum senyum tak jelas.Dasar cewek.

"kenapa?" tanya raja lembut.

"Eum…gak kok kak gak apa apa" ucap asya sambil menyengir kuda.
Dan hanya mendaptkan deheman dan anggukan dari kakaknya.

"Gimana keadaan rumah sya?"

"Ibu sama ayah gak pulang pulang gak tau deh kemana. asya gak peduli." cetus asya.

"tenang kakak kan masih ada. Kakak gak akan ninggalin asya, pegang janji kakak." ucap raja mengacungkan jari kelingkingnya sambil tersenyum menatap lurus kedalam manik mata asya.

"iya, asya pegang janji kakak. Nanti asya marah kalo kakak ngingikarin janji kakak sendiri." balas asya tersenyum manis lalu  memeluk raja erat ia sangat menyayangi kakaknya ia merasa hanya kakaknya saja yang mengerti akan dirinya dan peduli dengan asya.

                    *****~*****

Suara bising memenuhi kantin sekolah, disalah satu kursi asya sedang bercanda ria bersama teman temannya sambil menyantap makanan mereka masing masing.

Di kejauhan tempat terdapat seorang perempuan berjalan dengan angkuhnya penuh luapan emosi orang itu adalah,Sania. Ia mengetahui semuanya apa yang terjadi kemarin perihal gavin dan carlo yang bertengkar  sampai gavin mengantarkan asya pulang.
Sania benar benar marah saat ini dengan asya.

Byurr……

Sania menyiram tubuh asya dengan minuman yang ia pegang,
"Woii! PELAKOR SINI LU!!" ucap sania penuh  penekanan. Asya menampilkan raut bingungnya ia benar benar tidak mengerti kenapa sania bisa semarah ini dengannya ada masalah apa sania?

"Gak usah pura pura bego. Cewe murahan!" pekik sania menggelenggar keseluruh kantin da benar saja perhatian anak anak yang berada di kantin berpusat ke sania dan asya.

Asya mendengar ucapan sania yang mengatakan bahwa dirinya.cewek murahan. Langsung tersulut emosi ia tak terima dengan semuanya,
"Maksud lu apa??! ngatain gua cewek murahan." pekik asya tak mau kalah.

Sania terlihat tersenyum sinis ke arah asya, "gak usah sok kecentilan deh jadi cewek, maksud lu apa kemarin ama gavin?!!"

Asya menyeritkan dahinya tak mengerti jika ia ingat ingat ia tidak melakukan apapun dengan gavin pun statusnya dengan gavin hanya orang baru yang menjadi teman biasa.

"gak usah sok polos bego." ucap sania dan menjambak rambut asya kasar, asya yang tak terima balas menjabak sania dan mendorong sania keras hingga sania terpental ke belakang.

Gavin yang melihat pertengkaran sania dan asya bergegas pergi melerai mereka karena gavin tahu pertengkaran tersebut disebabkan oleh dirinya.

"STOP!!, lu apa apaan sih san, gak usah belagak sok jagoan." pekik gavin menatap sania yang terlihat emosi.

"Lu udah kegoda kan ama jalang ini!! mangkanya lu belain dia." pekik sania yang sudah berderai air mata.

"Gak usah nuduh tolol. Dia bukan jalang. gak usah manja deh jadi cewek sikap lu keterlaluan."

"lu yang apa apan semenjak tuh jalang datang sikap lu berubah, lu selingkuh kan berdua dibelakang gua."

" kata siapa?! Gua bukan cowok brengsek. Dan stop manggil asya jalang bego."

"Sekarang aja lu lebih belain tuh jalang. Lu maunya apaan sih gav?" sania sudah menangis sedari tadi.

"KITA PUTUSS." pekik gavin penuh penegasan.

Sania yang mendengarnya langsung menangis sejadi jadinya ia benar benar muak dengan asya sekarang ini dan rasa dendam pun memenuhi dadanya dengan asya karena telah lancang merebut gavin miliknya.

Gavin yang melihat sifat kekanak-kanakkan sania bergegas pergi dan menarik lengan asya untuk menjauhi kantin ia membawa asya menuju taman belakang sekolah yang jarang dilalui murid murid disekolah ini. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan panggilan asya untuk melepaskannya.

It's Sad But TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang